Nurhamidah [AM] | DETaK
Acara tahunan itu mengangkat tema “How To Be a Muslim Enterpreneur” serta diisi oleh pemateri Muhaimin Iqbal, Direktur Pengelola Gerai Dinar.
Dalam kesempatan itu, Muhaimin menjelaskan, bahwa Aceh yang dikenal dengan kawasan syariat islam, mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat mencetak uang dinar dan dirham sebagai alat tukar-menukar. “Dinar mempunyai kesesuaian nilai instrinsik dan nilai nominal yang tertera. Berbeda dengan uang kertas, nilai nominalnya tidak menggambarkan nilai intrinsik,” ungkap Muhaimin.
“Dalam menekuni dunia interpreneur, kita dapat meneladani Rasulullah Saw. Salah satu profesi yang dilakukan Rasulullah adalah menjadi pengawas pasar, sehingga tidak ada permainan harga, penipuan, mengurangi timbangan, dan sebagainya.”
Fandi Azhar Pohan, ketua panitia pelaksana mengatakan, bincang-bincang manajemen ini diadakan agar dapat mahasiswa dapat menguatkan kembali identitas orang muslim. “Supaya kita dapat merebut kembali masa keemasan yang telah hilang serta memotivasikan mahasiswa untuk menjadi interpreneur,” katanya.[]