Zarifah Amalia & Amirah Nurlija Zabrina | DETaK
Darussalam- Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) sebanyak enam orang lolos sebagai penerima beasiswa yang diselenggarakan oleh Young Southeast Asia Leaders Initiative (YSEALI). Program ini merupakan studi singkat kepemimpinan di Amerika yang didanai oleh U.S. Department of State’s Bureau of Educational and Cultural Affairs (ECA).
Daftar nama mahasiswa USK yang berhasil lolos pada program YSEALI kategori Academic Fellows Program (AFP) adalah sebagai berikut:
- Risky Nopriyama dari Prodi Hukum Internasional (FH),
- Rahmatussyifa dari Prodi Ekonomi Manajemen Internasional (FEB)
- Arif Darwisyi dari Prodi Ilmu Peternakan & Pertanian (FP)
- Hana Abelia Putri dari Prodi Pendidikan Kimia (FKIP).
Sementara itu dua mahasiswa USK lainnya lolos pada program YSEALI kategori Professional Fellowship Program (PFP). Mereka adalah:
- Khairunnas Ahmad dari Prodi Magister Kimia (FMIPA)
- Amirunnas dari Prodi Magister Biologi (FMIPA).
Salah satu mahasiswa yang lolos, Hana Abelia Putri menjelaskan alasan dirinya mendaftar program ini karena ia menjalankan bisnis sendiri dan ingin belajar kewirausahaan dari CEO di AS karena dianggap sebagai tempat yang menginspirasi. Menurutnya, program YSEALI selaras dengan tujuannya serta memberinya pengalaman internasional dan peluang kemitraan.
“Saya sedang menjalankan bisnis saya sendiri yaitu @gulajoek_aceh, saya ingin belajar kewirausahaan dari para pendiri atau CEO di Amerika karena seperti yang kita tahu bahwa Amerika adalah tempat yang menginspirasi bagi para wirausaha, oleh karena itu menurut saya program YSEALI sejalan dengan tujuan pengembangan saya dan juga saya akan mendapatkan pengalaman internasional dan potensi kemitraan dari program ini,” ujarnya.
Hana juga mengungkapkan bahwa persiapannya adalah memiliki mindset berani mencoba meskipun belum memiliki pengalaman ke luar negeri dan kemampuan bahasa Inggris yang dapat ditingkatkan melalui kursus atau belajar mandiri. Ia sendiri memilih belajar secara otodidak karena saat ini terdapat banyak sumber belajar gratis.
“Pertama, mindset berani coba meskipun belum punya pengalaman ke luar negeri dan kedua, kemampuan bahasa Inggris bisa ikut les ataupun belajar mandiri. Kalo saya pribadi, secara otodidak karena sekarang banyak sumber belajar gratis,” ucapnya.[]
Editor: Nasywa Nayyara Tsany