Artikel | DETaK
Tahun kabisat merupakan penyesuaian penting untuk menjaga kalender tetap akurat dengan pergerakan Bumi dan Matahari. Meskipun sering dianggap sebagai tahun biasa, tahun kabisat memiliki keunikan dan sejarah yang menarik. Tanpa tahun kabisat, musim-musim akan bergeser secara signifikan dalam jangka waktu yang lama.
Tahun kabisat adalah tahun yang memiliki satu hari tambahan dalam kalender, yaitu 29 Februari, sehingga total hari dalam setahun menjadi 366 hari bukan 365 hari seperti tahun biasa. Menurut salah satu artikel, hari tambahan ini ditambahkan untuk menyelaraskan kalender dengan tahun astronomi, waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi Matahari.
Alasan Adanya Tahun Kabisat:
Bumi membutuhkan waktu sekitar 365,2422 hari untuk mengelilingi Matahari atau disebut tahun tropis. Jika kalender hanya memiliki 365 hari setiap tahun, maka setiap tahun akan ada sisa sekitar 0,2422 hari (sekitar 5 jam 48 menit) yang tidak terhitung. Akumulasi sisa waktu ini akan menyebabkan pergeseran musim secara bertahap. Dengan menambahkan satu hari setiap 4 tahun (tahun kabisat), kita mengurangi selisih tersebut dan menjaga kalender tetap selaras dengan musim. Tahun kabisat pertama kali diperkenalkan dalam kalender Julian oleh Julius Caesar pada 45 SM.
Asal Mula Kata Kabisat
Kata “kabisat” berasal dari bahasa Latin, yaitu bis sextus yang berarti “hari keenam kedua”. Istilah ini terkait dengan sistem penanggalan Romawi kuno yang menjadi dasar kalender Julian, yang kemudian diadopsi dalam kalender Gregorian atau biasa disebut kalender masehi yang kita pakai hingga sekarang. Istilah bis sextus kemudian diserap ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia, menjadi “kabisat”. Dalam bahasa Inggris, istilahnya adalah “leap year”, yang berasal dari fakta bahwa tanggal setelah 28 Februari “melompat” langsung ke 1 Maret di tahun biasa, tetapi “melompat” ke 29 Februari di tahun kabisat.
5 Fakta Menarik Di Tahun Kabisat:
1. Bagi seseorang yang lahir pada tanggal 29 Februari disebut leaplings atau leapers. Mereka merayakan ulang tahun setiap 4 tahun sekali. Jika ingin merayakan setiap tahun sekali, maka dirayakan pada 28 Februari/1 Maret di tahun non-kabisat.
2. Di beberapa budaya, tahun kabisat dianggap sebagai waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa. Misalnya, dalam tradisi Irlandia, perempuan diizinkan untuk melamar pria pada tanggal 29 Februari.
3. Peluang seseorang lahir pada 29 Februari sekitar 1 dalam 1.461. Diperkirakan ada sekitar 5 juta orang di dunia yang lahir pada tanggal ini.
4. Beberapa peristiwa penting terjadi pada tahun kabisat, seperti tenggelamnya RMS Titanic (1912) dan peluncuran Facebook (2004).
5. Tanpa tahun kabisat, kalender kita akan kehilangan sekitar 6 jam setiap tahun, yang akan menyebabkan pergeseran musim secara signifikan dalam beberapa abad.
6. Terakhir, untuk mengenal lebih dalam tentang tahun kabisat yang menjadi budaya warga Irlandia, yaitu ada film berjudul Leap Year yang dirilis pada tahun 2010, menceritakan tentang tradisi perempuan melamar pria pada tahun kabisat.
Meskipun di Indonesia tidak ada budaya khusus yang kuat terkait tahun kabisat, keunikan tanggal 29 Februari memiliki makna tersendiri di balik tahun kabisat bagi setiap orang dan tetap menarik perhatian banyak individu. Tahun kabisat sering dijadikan momen untuk merayakan hal-hal yang langka dan spesial. Misalnya, menikah atau melamar pasangan, merefleksikan pencapaian dalam 4 tahun terakhir.
Intinya tahun kabisat ini mencerminkan sejarah panjang penyesuaian kalender untuk menjaga keselarasan dengan pergerakan Bumi dan Matahari. Istilah ini adalah warisan dari sistem penanggalan Romawi kuno yang terus digunakan hingga hari ini.
Penulis bernama Annisa Salsabilla Musran, mahasiswi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu politik, Universitas Syiah Kuala
Editor : Rimaya Romaito Br Siagian