Beranda Feature Mahasiswa USK Ciptakan Cemilan Cegah Stunting dari Limbah Tulang Ikan Tuna

Mahasiswa USK Ciptakan Cemilan Cegah Stunting dari Limbah Tulang Ikan Tuna

BERBAGI
Nesha dan Timnya pamerkan produk Thunners di stan EXPO (Cahya Refiana/[AM] DETaK)

Cahya Refiana [AM] | DETaK

Di tengah tingginya angka stunting di Indonesia, sekelompok mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala (USK) menciptakan inovasi baru dengan memadukan nutrisi dan kreativitas. Mereka berhasil menciptakan Thunners, cemilan sehat yang memanfaatkan limbah tulang ikan tuna sebagai bahan bakunya.

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang menyebabkan anak-anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penyebab utamanya adalah kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, kalsium, dan vitamin. Untuk mengatasi hal ini, Nesha Deanna Nathania selaku ketua tim, bersama anggota timnya, yang terdiri dari Cahya Dwi, Talita Talbiyah, Athaya Salsabila, Suci Izza Rahmi, dan Raden Muhammad Husein A.P. berpikir untuk menciptakan produk yang dapat memberikan nutrisi penting namun disukai oleh anak-anak.

Iklan Souvenir DETaK

Disisi lain, limbah tulang ikan tuna memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, namun sering kali diabaikan. Sehingga Nesha dan timnya mulai bereksperimen dengan resep untuk membuat produk yang dapat disukai olen anak-anak dan bermanfaat bagi kesehatan.

“Tujuan kami menciptakan Thunners adalah menciptakan produk bernutrisi tinggi yang tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga dapat berkontribusi pada pengentasan stunting di Indonesia. Dengan memanfaatkan limbah tulang ikan tuna, kami ingin menyediakan sumber protein dan kalsium yang mudah diakses oleh masyarakat luas,” ujar Nesha. 

Thunners pertama kali diciptakan pada awal Januari 2024. Proses produksi Thunners memakan waktu sekitar 2 hari dari pengumpulan bahan baku, pengolahan, hingga pengemasan produk akhir. Pada awalnya, Thunners diciptakan untuk berpartisipasi dalam kompetisi Hult Prize on Campus yang diselenggarakan di USK dan berhasil meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tersebut. Saat ini, tim Thunners mendapatkan dana dari Program Pendanaan Internal Kewirausahaan USK (PIKU) 2024.

“Keunggulan utama Thunners adalah kandungan gizinya yang tinggi, terutama kalsium dan protein. Selain itu, produk ini ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak digunakan. Thunners juga praktis dan enak, sehingga bisa dinikmati semua kalangan,” ujar Nesha.

Menurut Nesha, tantangan dalam menciptakan Thunners adalah menjaga kualitas dan kuantitas bahan baku.

“limbah tulang ikan tuna tidak selalu tersedia dalam jumlah yang konsisten. Selain itu, tantangan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nutrisi yang terkandung dalam produk ini juga menjadi salah satu fokus kami,” ujar Nesha.

Nesha berharap Thunners bisa berkembang menjadi produk nasional yang berperan dalam mengurangi angka stunting di Indonesia. Selain itu, Nesha juga ingin produk ini dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan mendorong terciptanya gaya hidup sehat yang lebih berkelanjutan.

“Harapan kami adalah Thunners bisa menjadi produk nasional yang berkontribusi dalam mengurangi stunting di Indonesia. Kami juga berharap produk ini bisa menjangkau lebih banyak konsumen dan mendukung gaya hidup sehat yang lebih berkelanjutan,” tutupnya. []

Editor : Zarifah Amalia