Beranda Siaran Pers Tim PKM-RSH USK Lakukan Penelitian Status Kesehatan Mental Korban Tsunami Aceh

Tim PKM-RSH USK Lakukan Penelitian Status Kesehatan Mental Korban Tsunami Aceh

BERBAGI
foto anggota dan dosen pembimbing Tim PKM-RSH USK, 23/07/2024 (Dok. Pribadi)

Siaran Pers | DETaK


Darussalam-Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan penelitian terkait status kesehatan mental penyintas bencana Tsunami pasca 20 tahun Tsunami Aceh. Tim ini terdiri dari 4 orang yaitu Dini Hari Santy, Dini Nurhasanah, Nayomi Aristo, dan Siti Tamita Datachi yang berada di bawah Fakultas Kedokteran (FK) USK, dibimbing oleh dosen program studi Psikologi USK, Zaujatul Amna. dengan waktu pengambilan data selama sebulan, dimulai dari 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2024.

Penelitian ini mengangkat tema “Status dan Identifikasi Kesehatan Mental pada Masyarakat Penyintas Bencana Tsunami: Kajian Mental Pasca 20 Tahun Tsunami Aceh” yang telah berhasil memenangkan tahap 1 dari program PKM Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi  (LLDIKTI) dan sekarang sedang berada di tahap pendanaan. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status kesehatan mental penyintas. Penelitian dilakukan di wilayah terparah yang terpapar bencana tsunami Aceh, seperti kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Nagan Raya, Meulaboh, dan Sabang.

Iklan Souvenir DETaK

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa kesehatan mental pada penyintas tsunami Aceh 2004 silam berada pada tingkat rendah, yaitu sebanyak 73,5 %. Selain itu, temuan penelitian ini juga menguraikan bahwa penyintas tsunami Aceh memiliki kecemasan yang tinggi yaitu sebanyak 42,2 %; sebanyak 36,17 % memiliki gangguan depresi dalam kategori tinggi; dan juga sebanyak 19,4 % teridentifikasi memiliki kehilangan kontrol perilaku dan emosi.

Dini Hari Santy selaku ketua tim mengatakan bahwa nantinya penelitian ini akan menjadi data awal dalam menggalakkan kembali program penanganan psikologis di kalangan masyarakat.

“Temuan ini tentunya akan menjadi data awal terkait program penanganan psikologis di kalangan masyarakat untuk lebih digalakkan kembali,” ucapnya.


Zaujatul Amna selaku dosen pembimbing juga memberikan pendapatnya bahwa hasil penelitian terkait kondisi kesehatan mental masih menjadi isu yang relevan dan sangat penting untuk dikaji. Hal ini karena kesehatan mental sering diabaikan oleh setiap individu termasuk mereka yang mengalaminya.

“Temuan penelitian ini menggambarkan bahwa kesehatan mental merupakan hal yang krusial untuk diperhatikan, no matter what,” ujarnya.
Dengan adanya penelitian ini, tim berharap bahwa masyarakat penyintas menjadi lebih peka kepada kondisi diri sendiri dan terdorong untuk mencari bantuan professional.[]

Editor : Zarifah Amalia