Fayza Ramulan | DETaK
Darussalam-Sobat Bumi Indonesia (SOBI) regional Aceh bersama penerima beasiswa pertamina sobat bumi Universitas Syiah Kuala melaksanakan Aksi Tumbuh: Tanam Mangrove untuk Bumi yang Hijau di Mangrove Park Lampulo (MPL) – DKP Aceh pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Aksi Tanam Mangrove yang juga berkolaborasi dengan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDRMC) Universitas Syiah Kuala (USK) dan Pemangku Aceh ini dilakukan dengan menanam 300 bibit Mangrove demi mengurangi emisi dan menyerap Karbon Dioksida (CO2). Aksi ini juga dimeriahkan dengan turut mengundang 61 lembaga yang ada di BandaAceh dan sekitarnya. Kegiatan dibuka dengan ketua panitia dan koordinator SOBI Aceh yang memberikan sambutan dan dilanjutkan pemaparan materi singkat dari perwakilan TDMRC USK.
Fastana Nurul, perwakilan dari TDMRC USK memaparkan bahwa ada banyak manfaat dari Mangrove yang bisa dimanfaatkan dengan melakukan pengolahan menjadi produk. Di antaranya buah Mangrove yang diolah menjadi kopi dan tepung.
“Jadi tuh di beberapa daerah sebenarnya pengaplikasian buah Mangrove ini menjadi tepung udah banyak ya dilakukan dan itu bisa menjadi salah satu sumber mata pencaharian ataupun oleh-oleh gitu. Sebagai identitas oh ini berasal dari sini,” ungkapnya.
Fikri, perwakilan dari Pemangku Aceh turut menyampaikan informasi seraya memberikan instruksi terkait penanaman mangrove, salah satunya sistem pertumbuhan Mangrove.
“Lepas dari atas, dia langsung nancap. Nah nancap ini itu dia akan tumbuh, secara bertahap, cuma lama prosesnya. Dia lebih.. pertama di perakaran, udah tumbuh akar baru dia menumbuhkan pohonnya langsung,” ujar Fikri.
Ketua panitia kegiatan tanam mangrove kali ini, Camilia mengungkapkan bahwa ia sangat bangga dan bersyukur melihat antusias masyarakat, terutama para remaja yang masih sadar dan ikut andil menciptakan solusi bagi bumi yang lebih hijau.
“Sangat bangga dan bersyukur, ya. Karena banyak masyarakat dan juga anak-anak remaja saat ini yang masih peduli tentang lingkungan dan juga sangat antusias untuk ikut. Karena remaja biasanya tidak mau panas-panasan. Tapi pada remaja yang hadir hari ini mereka mau panas-panasan, untuk ambil salah satu solusi menciptakan bumi yang lebih hijau dan bersih,” tutup Camilia.[]
Editor : Zarifah Amalia
