Resensi | DETaK
Judul: What’s So Wrong About Your Life
Penulis: Ardhi Mohammad
Genre: Non-Fiksi
Penerbit: Bhumi Anoma
Tahun Terbit: Cetakan pertama 2019, Cetakan kedua 2020
ISBN: 978-623-7211-42-6
Ukuran Buku: 13 x 19 cm
Jumlah Halaman: 180 halaman
Sinopsis
Kita pikir, cinta adalah jawaban dari insecurity kita. Kita pikir, kita spesial bagi seseorang. Kita pikir, melupakan masa lalu adalah pilihan yang tepat. Walaupun semua pemikiran itu sering berakhir kekecewaan yang sama, kita tetap tidak belajar dan akhirnya mengulang kesalahan yang sama. This is the reason why I wrote this book. Supaya kita bisa sadar apa saja yang salah dalam hidup kita, mengakuinya, memperbaikinya, dan menjalani hidup lebih baik.
Buku ini merupakan sekumpulan pengetahuan, pemikiran, dan pengalaman dari penulis yaitu Ardi Mohammad, serta ilmu-ilmu yang diperolehnya saat di bangku kuliah.
Buku ini terdiri dari 12 bab, pada bab 1 you think love is the answer menjelaskan tentang perjalanan cinta Romeo dan Juliet yang dianggap oleh sebagian orang sebagai kisah cinta yang romantis. Akan tetapi dalam buku ini penulis menyampaikan bahwa manusia terlalu dibutakan oleh cinta. Love is giving someone the power to destroy you, but trusting them not to. Cinta memang bagaimana seseorang untuk berkorban, meletakkan prioritas serta memberikan sebuah kepercayaan. Akan tetapi letak kesalahannya berada pada meletakkan kesedihan, semangat, dan pengorbanan untuk sesuatu yang kita cintai dan memberikan kontrol penuh atas perasaan.
You think you’re special to someone, pada bab kedua menjelaskan bahwa tidak ada seseorang menjadikan orang lain spesial tanpa ada hal yang ingin dia dapatkan. Manusia bergerak berdasarkan untung-rugi yang diperolehnya. Menjadikan seseorang special karena ada nya sebuah keinginan yang ingin diperoleh, dan ketika semua nya telah terpenuhi, perasaan itupun akan menghilang. Serta untuk orang yang dijadikan special, merupakan sebuah kemunduran yang didapat karena efeknya akan keinginan yang ingin dispesialkan oleh oirang lain, sehingga akan memunculkan perasaan adiktif.
You think, you Should Follow Your Heart, manusia selalu berpikiran subjektif, dan akan berpikiran objektif ketika sudah mendapatkan sebuah pengalaman dari keputusan subjektif yang diambil. Dan juga manusia selalu mengikuti perasaan mereka, ketika hal itu dinggap mendatangkan dampak yang positif. Dan tentu hal ini yang sungguh membahayakan, ketika manusia selalu mengikuti perasaan mereka tanpa mempertimbagkan dengan ilmu dan pemikiran terlebih dahulu. Menjadikan ilmu sebagai dasar pengambilan keputusan bukan perasaan.
You think, you just need to be happy. Martin Seligman yang merupak Bapak Psikolog positif, memaparkan bahwa adanya tiga tingkatan kebahagiaan yaitu, the meaningful life, bahagia ketika bisa memberi arti hidup, tahu makna dan tujuan hidup, the good life,mendapat kebahagiaan denngan mengandalkan kebaikan dan kelebihan yang bisa diberikan, the pleasant life, memuaskan diri sesering dan sebanyak mungkin. Kebahagiaan selalu diidentikkan dengan perasaan, tapi manusia tidak mengetahui arti dan dimana letak kebahagiaan itu sebenarnya, bahagia karena hal yang sepele.
Buku ini ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh berbagai jenis golongan, karena bahasa yang digunakan sederhana dan menggunakan bahasa sehari hari serta menampilkan ilustrasi ilustrasi yang mudah untuk dipahami. Serta terdapatnya sebuah kesimpulan dari setiap bab yang bisa dianalogikan sendiri oleh pembaca. Terdapatnya kutipan-kutipan kata motivasi yang dapat memberikan semangat bagi pembaca dalam memahami makna sebenarnya di dalam sebuah kehidupan ini.
Namun, buku ini terlalu mengedepankan sebuah keyakinan tertentu di dalamnya, sehingga orang-orang dengan keyakinan berbeda membutuhkan beberapa kali membaca untuk dapat mencerna pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Serta diperlukanya keterbukaan pikiran dalam mencerna buku ini.[]
Peresensi adalah Refly Nofril, mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) angkatan 2019. Ia juga merupakan salah satu anggota magang di UKM Pers DETaK.
Editor: Cut Siti Raihan