Buku ini berisi tentang kekhawatiran atau kegelisahan terhadap masa depan. Buku ini berusaha menyikapi bagaimana cara kita menghadapi setiap permasalahan dalam realitas kehidupan, mulai dari kehidupan sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja, sampai keinginan untuk menikah karena terlalu bosan dan lelah dengan kehidupan yang ada. Kehidupan dunia yang tidak sempurna ini tentu dihadapkan pada hal-hal yang membuat kita lelah, tidak tenang itu tentu, namun jika kita sudah berusaha, langkah selanjutnya adalah tawakal. Buku ini mengajak kita untuk selalu berpikir positif ketika dihadapkan pada sebuah persoalan dan berprasangka yang baik kepada Allah swt terhadap apapun ketentuan-Nya bagi kita di dunia yang fana ini.
Kehidupan sekolah cukup padat aktivitasnya, mengikuti pelajaran di sekolah, mengerjakan setumpukan tugas setelah pulang dari sekolah sampai tidak ada waktu untuk pengembangan diri. Pelajaran yang dianggap hanya teori dan tidak bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya benar, sebut saja matematika, fisika, dan kimia. Hal ini dikarenakan, tanpa sadar, pelajaran tersebut membuat cara kita berpikir dan menganalisis sesuatu menjadi lebih kuat dan terkonsep. Hal yang sama ketika kita duduk di bangku kuliah, ilmu-ilmu tersebut semuanya bermanfaat bagi kita asalkan kita bisa mengambil makna setiap mata kuliah yang telah kita pilih. Jangan sampai terjebak pada pemikiran salah jurusan, tetapi usahakan semaksimal mungkin dan pahami maknanya. Begitu juga ketika di dunia kerja, jangan terlalu cepat beranggapan pekerjaan ini tidak sesuai dengan passion kita. Karena itu hanya jebakan yang membuat kita berhenti berusaha, apalagi berhenti kerja. Apapun pekerjaan kita, asalkan sesuai dengan prinsip-prinsip islam, maka itu adalah pekerjaan terbaik bagi kita. Tidak perlu merasa lelah dan ingin menikah karena lelahnya dunia kerja. Hal ini bukan berarti tidak boleh menikah, akan tetapi kehidupan pernikahan juga tak semudah yang dibayangkan, tanggung jawab dunia dan akhirat menjadi bertambah. Oleh karena itu, untuk menikah juga harus dipikirkan matang-matang dengan penuh bijaksana.
Buku ini berusaha untuk menyadarkan kita bahwa dunia ini hanyalah kesenangan palsu. Buku ini mengajarkan tetapi tidak menggurui hal-hal apa saja yang perlu diprioritaskan dan diperjuangkan sehingga kita tahu kemana harus melangkah. Buku ini juga menguraikan definisi sukses sebenarnya. Kesuksesan sebenarnya adalah ketika kita merasa cukup terhadap apapun yang kita miliki di dunia ini. Orang-orang yang sukses tidak pernah menjadikan uang sebagai tujuan utama. Untuk menguatkan judulnya, buku ini menambahkan sedikit kisah orang-orang hebat di dunia ini, seperti Bill Gates, Steve Jobs, Jeff Bezos, dan Jack Ma. Mereka awalnya juga tidak tahu ingin menjadi apa. Mereka tidak langsung berpikir bahwa mereka akan menjadi penemu Microsoft, pendiri Apple, pendiri Amazon, dan pendiri Alibaba yang merupakan platform belanja online terbesar di dunia serta mereka menjadi orang terkaya di dunia. Hanya saja mereka berusaha melakukan sesuatu dan menekuninya, padahal komputer dan internet belum semasif sekarang pada masanya. Mereka melakukan sesuatu yang berbeda, baru, dan tidak mengikuti patokan kesuksesan orang-orang banyak. Mereka adalah orang-orang cerdas yang tidak menjadikan uang sebagai tujuan utamanya. Mereka menunjukkan kesederhanaan, mengajak untuk perubahan, berbicara tentang mimpi dan mereka mengispirasi.
Buku ini juga berisikan kisah-kisah magis nan baik yang terjadi dalam kehidupan penulis. Buku ini juga menyajikan alur hidup penulis beserta pelajaran-pelajaran yang dapat diambil sebagai pengalaman kehidupan, mulai dari kisah penulis yang tidak berhasil masuk universitas negeri, ketidaktahuan penulis ingin menjadi apa pada awalnya, susahnya mencari pekerjaan, menjadi korban bullying, dan sekilas tentang nasib mahasiwa kupu-kupu. Penulis menyebutkan bahwa setiap orang punya peran masing-masing. Ada yang jadi mahasiswa kupu-kupu ada yang memilih jalan yang berbeda. Akan tetapi, mahasiswa “kupu-kupu” yang dimaksud di sini bukanlah mahasiwa yang pulang untuk bermalas-malasan, melainkan pulang untuk melatih dan mengokohkan skil menulis lewat komputer dengan menelusuri internet dan memahami ilmu-ilmu kepenulisan.
Berbeda dengan judulnya, meski terkesan seperti diperuntukkan untuk orang-orang yang tak pernah jadi apa-apa, sebenarnya buku ini sangat sesuai untuk dibaca oleh siapa saja, sekalipun orang tersebut terlihat sukses dari sudut pandang masyarakat dan media. Hal ini dikarenakan, buku ini mengajak kita untuk tidak mengikuti standar kesuksesan yang digaungkan oleh masyarakat dan media. Pada dasarnya, kita semua pernah, sedang, dan akan menjadi apa-apa. Kita pernah menjadi seorang bayi yang menyenangkan hati orangtua kita. Kita adalah seorang anak yang berusaha berbakti kepada orang tua. Kita akan jadi orang tua yang cerdas dan bijaksana. Hidup bukan sebatas menjadi sukses dari sudut pandang dunia, tetapi sukses itu merasa cukup dan mampu memaknai setiap apa yang kita lakukan. Dengan demikian, kegagalan yang dipandang oleh orang lain, bisa menjadi kesuksesan dengan sudut pandang kita jika kita mampu memaknainya.
Berbicara tentang kelebihan, buku ini memiliki sampul yang menarik, tema yang diangkat buku ini sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan. Buku ini juga disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami dan erat nilai islamnya. Buku ini juga disajikan dengan jenis dan bentuk huruf yang mudah dibaca serta susunan kalimatnya terkonsep dengan baik sehingga menarik alur penyajiannya. Selain itu, buku ini juga menyajikan kutipan yang menginspirasi dan memotivasi di setiap awalan bab. Sementara itu, sedikit kekurangan dari buku ini adalah adanya beberapa kalimat yang menggunakan bahasa Ingris sehingga sukar dipahami bagi yang tidak bisa berbahasa Inggris. Kendati demikian, itu bukan persoalan yang besar, dikarenakan walaupun tidak bisa berbahasa inggris, inti yang ingin disampaikan dalam buku tersebut tetap dapat dimengerti.
Peresensi adalah Rinatul Mauzirah. Mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Syiah Kuala. Ia juga aktif di UKM Pers DETaK.
Editor: Cut Siti Raihan