Beranda Opini Sabtu-Minggu untuk Organisasi?

Sabtu-Minggu untuk Organisasi?

BERBAGI
ilustrasi. (Zarifah Amalia/DETaK)

Opini | DETaK

Organisasi bagi mahasiswa tidak hanya sekadar wadah kegiatan, tapi juga laboratorium kehidupan di luar kelas. Ini adalah tempat di mana mahasiswa bisa mengasah beragam keterampilan yang mungkin sulit dipelajari dalam lingkungan akademis. Organisasi memberi mahasiswa peluang untuk mengasah kepemimpinan, terlibat dalam pengelolaan acara, berinteraksi dengan berbagai orang, dan belajar menyeimbangkan tanggung jawab. Hal ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga memberikan kepercayaan diri yang lebih besar.

Namun, di tengah padatnya jadwal kuliah, kegiatan organisasi biasanya diluangkan ke dalam hari libur atau akhir pekan, karena jelas pada akhir pekan perkuliahan dilburkan jadi hampir semua anggota organisasi memiliki waktu untuk mengikuti kegiatan organisasi, yang mana hal ini akhirnya memberikan ‘dilema’ tersendiri bagi mahasiswa.

Iklan Souvenir DETaK

Di satu sisi, kita tahu bahwa organisasi tersebut sama pentingnya dengan perkuliahan karena di sanalah kita melatih hal-hal yang sering tidak diajarkan di dalam kelas. Keterampilan interaksi sosial, kemampuan beradaptasi dengan berbagai kepribadian, dan arti sebenarnya dari kerjasama tim. Saat kuliah memberikan fondasi teoritis, organisasi mengajarkan kita bagaimana menerapkan pengetahuan itu dalam konteks dunia nyata. Namun di sisi lain, kita juga membutuhkan waktu istirahat dari jadwal perkuliahan yang sangat padat dan dari tugas-tugas yang selalu berhasil membuat kepala berdenyut, dan akhir pekan seharusnya diberikan oleh instansi untuk beristirahat, namun karena adanya kegiatan organisasi, waktu istirahat pun hanya menjadi angan semata.

Keseimbangan antara keterlibatan dalam organisasi dan waktu istirahat adalah sebuah perjuangan yang kerap memunculkan pertanyaan dalam pikiran kebanyakan mahasiswa. Ketika kita berada di persimpangan antara kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam organisasi dan kebutuhan akan istirahat yang cukup, terkadang sulit untuk menemukan titik tengah yang tepat.

Dalam pandangan saya, mengejar kesempurnaan bukanlah tujuan, tetapi mencari harmoni yang sehat di antara kedua hal ini adalah kunci untuk pertumbuhan dan keseimbangan yang berkelanjutan dalam kehidupan kita. Saya percaya bahwa keduanya sama-sama penting dan sama-sama pantas untuk mendapatkan pengorbanan, Melalui pengalaman dan pemikiran, saya menyadari bahwa kedua hal ini tetap harus ada dalam menjalani perkuliahan, memilih salah satu dari keduanya hanya akan membuat kita merasa membuang-buang waktu, beritirahat diakhir pekan disaat teman-teman kita mengikuti organisasi membuat kita merasa tidak berguna, sedangkan selalu mengikuti organisasi disaat teman-teman kita beristirahat membuat kita merasa terlalu produktif dan membuat kita cepat stress.

Akan tetapi menurut saya pribadi, sebenarnya semuanya tergantung mindset, mengikuti kegiatan organisasi diakhir pekan akan terasa seperti istirahat jika kita benar-benar menikmatinya dan menyukainya, atau jika kita mengetahui ouput apa yang akan kita dapatkan setelah mengikuti itu, hal tersebut akan terasa sengat bermanfaat dan kita tidak akan merasa bersalah setelah mengorbankan waktu istirahat kita untuk itu, sebaliknya, menghabiskan waktu untuk istirahat di akhir pekan akan membuat kita merasa bersalah karena tidak berhasil menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri, jadi mungkin raga kita beristirahat namun pikiran kita tidak berhenti menyalahkan diri.

Jadi tidak masalah menggunakan waktu akhir pekan sebagai ruang produktif untuk hal lain diluar perkuliahan, karena memang itu penting dan membutuhkan perngorbanan, mengorbankan istirahat bukanlah hal yang besar dibandingkan dengan apa yang akan kita dapatkan. lagi pula, biasanya organisasi hanya menggunakan satu hari dari kedua hari libur, jika sudah produktif di hari sabtu, maka hari minggu bisa digunakan sepenuhnya untuk istirahat dan melakukan hal-hal yang kita suka, begitu pula sebaliknya. Namun jika memang kedua hari ini harus kita gunakan untuk organisasi, maka kita memang harus menerima konsekuensinya. Semua keputusan yang kita pilih tentu memiliki resiko, tinggal bagaimana kita memandangnya dan menyingkapinya, karena menjaga keseimbangan dalam hidup itu memang penting. []

Penulis adalah Zarifah Amalia, Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Syiah Kuala

Editor: Aisya Syahira