Beranda Opini Organisasi, Kuantitas atau Kualitas?

Organisasi, Kuantitas atau Kualitas?

BERBAGI
Ilustrasi. (Adila Desina Fitri [DETaK)

Opini | DETaK

Organisasi, atau jika kita bebicara dalam lingkup kampus, merupakan kelompok atau wadah yang dibentuk oleh mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi untuk menjalankan berbagai kegiatan di luar kegiatan akademik. Organisasi ini biasanya memiliki tujuan tertentu, seperti pengembangan keterampilan, advokasi, pengabdian masyarakat, atau pembinaan minat dan bakat.

Sebuah organisasi idealnya memiliki program kerja yang dijalankan dengan baik, kekompakan antar anggota, serta satu tujuan yang jelas. Namun, belakangan ini, perhatian banyak orang lebih tertuju pada jumlah atau kuantitas anggota organisasi daripada pada seberapa efektif organisasi tersebut berjalan. Sering kali, organisasi yang berhasil mengumpulkan banyak anggota langsung dianggap besar dan berpengaruh. Namun, apakah kuantitas semata sudah cukup untuk menjamin keberhasilan sebuah organisasi? Atau sebenarnya, kualitas yang lebih dibutuhkan untuk menciptakan dampak yang nyata?

Iklan Souvenir DETaK

Tidak jarang, terkadang kita mendapati organisasi yang “terlihat” besar justru menghadapi kesulitan dalam menjalankan program kerja (proker) mereka secara efektif. Anggota inti yang tidak solid dan kurangnya komitmen terhadap pelaksanaan program sering kali menjadi hambatan utama.

Sebaliknya, terkadang organisasi yang mungkin memiliki jumlah anggota lebih sedikit tetapi fokus pada kualitas, sering kali mampu menciptakan dampak yang lebih signifikan. Kualitas dalam hal ini mencakup perencanaan program yang matang, kerjasama yang baik antar anggota, serta eksekusi yang tepat waktu dan sesuai target.

Menurut saya, sebuah organisasi seharusnya tidak perlu terlalu membanggakan seberapa besar atau seberapa berpengaruh namanya hanya karena popularitas atau banyaknya anggota.Ada yang  lebih penting dari itu, yaitu organisasi harus memperhatikan kembali kualitas yang mereka miliki. Apa yang telah mereka capai,Manfaat apa yang sudah mereka berikan. Hal ini terutama berlaku bagi organisasi kampus yang memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi mahasiswa dan masyarakat luas. Sebab, sebesar apa pun nama organisasi, tidak akan berarti jika tidak diiringi dengan dampak dan manfaat yang besar pula.

Bisa kita lihat contoh dari analogi berikut, Ketika sebuah produk berhasil menarik banyak peminat dan penjual melihat peluang untuk meningkatkan penjualan, ada godaan untuk memperbanyak produksi guna mengejar keuntungan yang lebih besar. Namun, jika sang penjual ceroboh dan memilih untuk mengurangi biaya produksi demi meningkatkan kuantitas, kualitas produk bisa menurun. Akibatnya, pelanggan yang sebelumnya puas akan merasa kecewa dan perlahan-lahan meninggalkan produk tersebut.

Hal serupa berlaku dalam sebuah organisasi. Jika organisasi lebih fokus pada memperbesar jumlah anggota atau proker tanpa memastikan bahwa kualitas tetap terjaga, kinerja mereka bisa menurun. Alih-alih menciptakan dampak positif, organisasi justru bisa kehilangan kepercayaan dari anggotanya dan gagal mencapai tujuan jangka panjang. Oleh karena itu, ketika kapasitas belum memungkinkan untuk memperbesar skala, menjaga kualitas adalah langkah yang bijak agar organisasi tetap solid dan terpercaya.

Sebagai bagian dari komunitas kampus, kita juga perlu lebih kritis dalam memilih dan mendukung organisasi. Jangan hanya terpikat oleh popularitas atau jumlah anggota, tetapi lihatlah sejauh mana organisasi tersebut benar-benar memberikan manfaat bagi anggotanya dan masyarakat luas. Karena pada akhirnya, dampak positif yang nyata jauh lebih berharga daripada sekadar nama dan anggota yang besar.

Oleh karena itu, penting bagi setiap organisasi untuk rutin melakukan evaluasi diri. Menilai sejauh mana program kerja yang direncanakan telah berhasil dilaksanakan, seberapa solid kerjasama antar anggota, dan apakah dampak yang dihasilkan benar-benar dirasakan oleh komunitas di sekitarnya. Evaluasi ini akan membantu organisasi untuk terus berkembang dan tidak terjebak dalam ilusi besar semata.

Sebagai penutup, kita perlu mempertimbangkan kembali apa yang sebenarnya membuat sebuah organisasi berarti. Popularitas dan kuantitas memang bisa menarik perhatian, tetapi yang benar-benar menunjukkan kekuatan sebuah organisasi adalah dampak yang mereka hasilkan. Dengan fokus pada kualitas, organisasi tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan memberikan kontribusi nyata yang dirasakan oleh banyak pihak. Pada akhirnya, apa yang paling penting bukanlah seberapa besar organisasi itu terlihat, melainkan seberapa besar pengaruh positif yang bisa mereka berikan.

Penulis bernama Zarifah Amalia, mahasiswi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala

Editor: Putri Izziah