Beranda Opini Hari Peduli Sampah Nasional 2024: Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif

Hari Peduli Sampah Nasional 2024: Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif

BERBAGI
Ilustrasi. (Adila Desina Fitri/DETaK)

Opini | DETaK

Sampah merupakan salah satu aktivitas limbah manusia yang tidak dapat dihindari dan tidak bisa digunakan lagi. Aktivitas limbah ini terus meningkat sepanjang tahun dan belum terkelola dengan baik. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik).

Data tersebut menerangkan bahwa sampah yang ada di Indonesia kemungkinan besar akan terus meningkat pada tahun selanjutnya. Meningkatnya sampah disebabkan oleh ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat membuat gagalnya pengelolaan sampah.

Iklan Souvenir DETaK

Perihal sampah ini menjadi sebuah ancaman bagi generasi muda yang akan meneruskan kehidupan di bumi pada masa yang akan datang. Pencegahan yang dapat dilakukan bisa berupa mengurangi penggunaan sampah residu seperti plastik wadah, pembungkus makanan, plastik mainan, botol plastik, kaleng, dan sebagainya. Sampah residu ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga dapat menghambat proses pengelolan air dalam tanah. Hal tersebut dapat menurunkan potensi peroleh air yang sehat. Tidak hanya itu, resiko lain juga berupa mendatangkan bencana banjir bandang, longsor, serta berbagai macam penyakit. Pentingnya kesadaran dalam menjaga lingkungan sekitar berdampak positif terkhususnya bagi diri sendiri dan nasib bumi di masa depan.

Berbicara tentang kebersihan, Jepang menjadi sorotan yang baik untuk negara lain yang ada di dunia. Didikan kepedulian kebersihan lingkungan sudah diajarkan sejak kecil hingga menumbuhkan kesadaran yang tinggi dalam menjaga lingkungan. Banyak sekali negara yang kagum terhadap kebersihan yang ada di Jepang. Dengan hal itu, berbagai macam inovasi dalam menjaga lingkungan dilakukan guna mencegah pencemaran lingkungan. Banyak generasi muda tidak peka terhadap lingkungannya.

Sampah berserakan dimana-mana. Merasa jijik untuk memungutnya dengan alasan “gengsi”. Mungkin ada beberapa orang yang peduli dengan persentase 60% dari kalangan anak muda. Sayangnya, tidak semua. Seharusnya, peran generasi muda sebagai agen perubahan sangat berpengaruh di masa depan. Kreativitas yang dimiliki oleh generasi muda dapat menjadi inovasi yang baik bagi lingkungan sekitar. Pelestarian danpembudidayaan kepedulian terhadap lingkungan yang dilakukan oleh generasi muda sangat berguna untuk kondisi bumi untuk masa yang akan datang. Penanaman didikan positif dari orang tua melatih dapat membentuk habbits tersebut.

Penulis bernama Cut Oriza Satifa, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP), Universitas Syiah Kuala (USK).

Editor: Aisya Syahira