Beranda Feature Masjid Tuha Indrapuri, Bukti Peradaban Hindu di Aceh

[Kilasan] Masjid Tuha Indrapuri, Bukti Peradaban Hindu di Aceh

BERBAGI
Potret Masjid Tuha Indrapuri (Dok. Pribadi)

Cut Siti Raihan | DETaK

Konon, sebelum dibangun masjid, lokasi ini merupakan salah satu pura sekaligus benteng Kerajaan Lamuri pada masa Kerajaan Hindu-Budha.

Masjid Tuha Indrapuri merupakan salah satu bukti peradaban Islam di Aceh. Masjid ini berlokasi sekitar 24 kilometer dari Kota Banda Aceh, dibangun oleh Sultan Iskandar Muda saat memimpin Kesultanan Aceh pada 1605-1636 Masehi. Masjid Tuha Indrapuri memang memiliki daya tarik tersendiri, baik dari segi arsitektur yang masih sangat tradisional maupun dari segi sejarahnya.

“Menurut riwayat yang kami ketahui, ya, masjid ini dibangun oleh orang-orang Hindu pada masa lalu, oleh seorang adik perempuan Putra Harsyah dari India, suaminya terbunuh yang diserang oleh bangsanya, maka dia melarikan diri ke Aceh,” terang Bapak Sarnadi, Marbot dan Juru Kunci Masjid Tuha Indrapuri saat diwawancarai tentang asal mula berdirinya masjid ini.

Arsitektur masjid yang dulunya adalah benteng ini cukup sederhana, hanya terbuat dari batu bercampur tanah liat. Maklum, saat itu belum dikenal perekat pasir seperti semen.

Jamaah atau pengunjung masjid dapat melihat 36 tiang peyangga dan penopang atapnya. Tiang tersebut masih terlihat beragam bentuk ukiran khas masa kerajaan kuno. Di samping itu, bentuk atap masjid ini menyerupai piramida dengan empat atap dari bawah hingga paling atas.

Atap berbentuk piramida tersebut merupakan ciri khas masjid-masjid tradisional di Aceh pada masa dulu. Bukan tanpa sebab, atap berbentuk segitiga ini mampu membuat suara dalam masjid terdengar lebih jelas dibandingkan dengan masjid berbentuk datar atau kubah biasa. Selain itu, empat atap masjid juga memiliki makna khusus dalam Islam yaitu melambangkan syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat.

Masjid Tuha Indrapuri berdiri di area 33.875 meter persegi. Denah bangunan berbentuk bujur sangkar dengan tinggi bangunan mencapai 11,65 meter, yang keseluruhannya berkontruksi kayu serta dihiasi ukiran unik. Di bagian depan masjid terdapat kolam tempat wudu yang sudah dipugar, khas masjid-masjid Aceh masa lalu.

Adapun selain pembangunan Kerajaan Indrapuri di lokasi Masjid Tuha ini, Sarnadi menjelaskan bahwa saat itu juga dibangun kerajaan di Indrapatra, sesuai dengan sebutan orang dulu “Aceh Lhe Sagoe”.

“Dan sesampainya di Aceh, mereka diperkirakan mendirikan sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Indrapuri tahun 604 Masehi. Juga didirikan sebuah kerajaan di Indrapatra Ladong, jalan menuju Pelabuhan Malahayati, Lhong Raya.”[]

#30HariKilasanSejarah


Editor: Teuku Muhammad Ridha