Beranda Terkini Duta Anti-Narkoba Ajak Remaja di Banda Aceh Jauhi Rokok dan Narkoba

Duta Anti-Narkoba Ajak Remaja di Banda Aceh Jauhi Rokok dan Narkoba

BERBAGI
Mahasiswa USK, M. Hafiz Daniel, DPRemaja 3.0 dan Founder Genita (paling kiri), bersama Arif Abdillah, Duta Anti Narkoba 2024 (tengah), serta Arita Yuda Katiara Rizki, DPRemaja 2.0 dan Duta Anti Narkoba 2022 (kanan), saat menggelar Talkshow Urban di SMA 1 Jeumpa Puteh, Banda Aceh. 09/11/2014. (Salsabila Indri Fitria[AM]/DETaK)

Natasya Syahira[AM] & Salsabila Indri Fitria[AM] | DETaK

Darussalam–DPRemaja bersama Duta Anti-Narkoba menggelar talk show di SMAN 1 Banda Aceh, pada Sabtu, 9 November 2024. Mengusung tema “Rokok dalam Budaya Populer: Tren, Tantangan, dan Bahaya Tersembunyi,” M. Hafiz Daniel (DPRemaja 3.0 dan Founder Genita), acara ini dihadiri Arif Abdillah (Duta Anti Narkoba Provinsi Aceh 2024), Arita Yuda Katiara Rizki (DPRemaja 2.0 dan Duta Anti Narkoba Provinsi Aceh 2022).

Dalam acara ini, M. Hafiz Daniel, anggota DPRemaja sekaligus pendiri Genita, menyampaikan pandangannya mengenai dampak rokok terhadap proses pencarian jati diri generasi muda. Ia menyoroti bahwa banyak remaja yang menganggap merokok sebagai cara untuk terlihat keren atau dewasa, padahal anggapan ini sangat keliru dan berbahaya.

Iklan Souvenir DETaK

“Anak muda beranggapan untuk menjadi orang yang keren dan terlihat dewasa harus merokok. Padahal jelas argumen ini keliru dan menyesatkan, karena untuk menjadi orang yang keren memiliki banyak jalur. Salah satunya berdampak bagi sekitar dan berprestasi,” ujar Hafiz.

Hafiz juga menyoroti peran media yang turut mempengaruhi perilaku remaja. Tayangan yang sering menampilkan merokok sebagai simbol kekuatan atau kedewasaan, menurutnya, memperburuk situasi.

“Berdampak pada peningkatan prevalensi perokok pemula di kalangan remaja akibat tayangan dan pemahaman yang keliru. Inilah yang harus tanggap dimonitoring oleh pemerintah, kemudian diterbitkan regulasi larangan iklan rokok,” jelasnya lebih lanjut.

Mengakhiri percakapan, Hafiz menekankan pentingnya perubahan yang dimulai dari akar rumput. Menurutnya, pendidikan dan program konseling berhenti merokok bisa menjadi langkah awal untuk mengatasi masalah ini.

“Perubahan harus dilakukan bertahap, kita harus mulai dari grassroot, baru kemudian menggalang massa untuk kemudian menegakkan kerisauan ini menjadi peraturan yang regulatif,” kata Hafiz.

Sementara itu, Arief Abdillah menegaskan pentingnya meningkatkan kesadaran remaja akan bahaya rokok dan penyalahgunaan narkoba. Dalam talk show tersebut, Arief menyebut bahwa kebiasaan merokok sering menjadi awal dari penyalahgunaan narkoba

“Merokok bisa dianggap sebagai pintu gerbang menuju masalah yang lebih besar, termasuk narkoba. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat mengurangi prevalensi merokok di kalangan remaja Aceh, yang pada gilirannya juga akan menurunkan angka penyalahgunaan narkoba,” ujar Arief.

Zya Refky Zunzila, Wakil OSIS SMAN 1 Banda Aceh, menyatakan bahwa edukasi ini sangat relevan dengan tantangan dan permasalahan masyarakat terkait rokok.

“Alhamdulillah, saya tidak pernah menggunakan rokok sejak kecil. Rokok adalah produk yang berbahaya dan dilarang, namun masih diperjualbelikan. Ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia,” tambahnya.[]

Editor: Masya Pratiwi