Beranda Siaran Pers Bermodalkan Susu dan Bayam, Mahasiswa PKM-PM USK Gelar Pelatihan Pembuatan Es Krim...

Bermodalkan Susu dan Bayam, Mahasiswa PKM-PM USK Gelar Pelatihan Pembuatan Es Krim untuk Mitigasi Stunting

BERBAGI
(Dok. Panitia)

Siaran Pers | DETaK

Lampisang-
Melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM), tim yang diketuai oleh Safira Hasanah (Pendidikan Dokter Hewan 2020), dan beranggotakan Ardike Lazuardi (Peternakan 2018), Rahma Bismi (Pendidikan Dokter 2018), Reka Nurmania (Kimia 2018) dan Enjelina Putri Susanti (Pendidikan Dokter Hewan 2019) berhasil meraih pendanaan PKM 2021 dari Kemendikbud di bawah Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan setelah melalui seleksi yang sangat ketat.

Kelompok PKM-PM ini dibimbing oleh Gholib, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan USK. Program mereka yakni melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan es krim dengan berbahan susu dan bayam. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan secara daring dan luring berbentuk webinar dan pelatihan inovasi pengolahan susu dan bayam menjadi produk es krim “Kinach” milk dan spinach. Selama kegiatan ini, protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat, yaitu dengan penerapan 3 M, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Kegiatan tersebut merupakan realisasi dari program PKM yang berjudul “Pelatihan Pembuatan Es Krim “Kinach” dan Spinach Tinggi Protein, Kalsium dan Asam Folat untuk Mitigasi Stunting di Desa Lampisang”.

Pelatihan diikuti oleh 20 peserta, terdiri dari masyarakat mitra yakni Penggerak Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kader posyandu yang langsung dibuka oleh Ruslan, Sekretaris Desa Lampisang, Kabupaten Aceh Besar.

Ruslan mengatakan sangat senang dan antusias dengan kedatangan tim pengabdi di desanya. Hal ini karena tingkat pengetahuan akan stunting di Desa Lampisang yang harus ditingkatkan lagi untuk mencegah stunting yang mungkin bisa saja terjadi di Desa Lampisang.

“Desa kami akan menerima dengan senang hati, semoga masyarakat yang kali ini adalah PKK dan juga kader posyandu bisa mengaplikasikan inovasi yang dibawa oleh tim pengabdi ke tengah-tengah masyarakat,” harapnya.

Lebih lanjut, Yunidar yang merupakan salah satu masyarakat mitra yang mengikuti program PKM-PM ini mengatakan bahwa dirinya sangat senang dan bersyukur dengan kedatangan tim pengabdi.

“Dengan adanya penyuluhan tadi sangat membantu kami selaku masyarakat awam yang tidak tahu mendetail mengenai stunting. Kami akan lebih mawas diri ke depannya sehingga stunting bisa dicegah dan tidak pernah terjadi lagi di Desa Lampisang,” tuturnya.

Mahasiswa yang tergabung dalam tim PKM-PM USK juga merasa senang karena antusiasme para masyarakat mitra yang sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan juga pelatihan.

“Jumlah mitra yang datang lebih dari perkiraan kami dan dari responnya juga bagus, mulai dari mendengarkan dengan seksama saat materi dipaparkan oleh pemateri juga pada saat pelatihan pembuatan es krim “Kinach” mereka tampak antusias melihat dan juga mencatat beberapa alat dan bahan yang diperlukan. Pada saat tim pengabdi memberikan waktu kepada masyarakat mitra pada sesi tanya jawab dengan pemateri yang dalam kegiatan ini adalah dr. Armidin, MKM, tampak mitra banyak yang bertanya mengenai permasalahan stunting yang mereka hadapi,” ungkap ketua tim PKM-PM asal USK.

Dosen pembimbing bersama mahasiswa tim pengabdi juga berharap bahwa kegiatan PKM-PM yang berfokus pada permasalahan stunting ini dapat terus berjalan sehingga tetap bermanfaat dalam jangka waktu yang lama. Seperti yang diketahui bahwa angka stunting di Indonesia khususnya di Aceh cukup tinggi. Sehingga melalui perbaikan pemahaman mitra juga pemberian pelatihan dengan inovasi bahan yang ada di sekitar mitra dapat membantu penyelesaian masalah stunting.[]

Editor: Indah Latifa