Beranda Puisi Kacau

Kacau

BERBAGI
Ilustrasi. (Yaumil Farah Alyssa/DETaK)

Puisi | DETaK

 “Kacau”, gumamku.

Pikiranku tak tenang, ada beban yang begitu menghimpit

Iklan Souvenir DETaK

Meminta jalannya untuk segera selesai.

Bukan tak memberi jeda, tapi sudah dipenghujung

Entah bagaimana bisa harus seujung ini, tapi seawal pun jua dirasa tak mungkin.

Emosi, ide, lelah, entah bagaimana rasa itu harus berkelabat menjadi gumpalan yang memenuhi isi kepala, dan harus tertumpah pada satu waktu

Ingin marah, tak tahu pada siapa

Ingin menyalahkan, juga kembali lagi pada diri.

Ingin cerita, ah sudahlah semua punya beban masing-masing,

tidak ada yang benar-benar peduli

Sekarang tidak lagi berharap sempurna, hanya ingin diberi yang terbaik

Bisa diberi ketenangan

Bisa ditanamkan rasa syukur yang kuat

Dikuatkan bahu, dilapangkan hati

Embun terasa memenuhi kelopak mata, mengalir perlahan tanpa alasan yang pasti

Begitu sopan, tanpa suara ia mengalir tanpa bisa dicegah

Menari bersama sepi, mengikuti alun iramanya

Bergerak, terjatuh, bangkit, sehingga terbiasa

Oh puan, kian anggun derap langkahmu

Dalam gelap kau melangkah

Harap seseorang hadir dengan cahayanya, mendekapmu pelan,

Menari bersama, bergerak seirama.

Penulis bernama  Siti Manzillla Amalia, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala.

Editor: Aisya Syahira