Beranda Headline Status Akreditas Unsyiah, Tinggal Menghitung Hari

Status Akreditas Unsyiah, Tinggal Menghitung Hari

BERBAGI

Ricky Syahrani dan Rizka Hikmah | DETaK

Perpustakaan Unsyiah
(Foto : istimewa)

Darussalam- Sejak menjalani proses akreditasi perguruan tinggi pada 2009 silam, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) akhirnya memberi predikat Unsyiah di peringkat C. Kapasitas tenaga akademis, profesor, publikasi ilmiah para dosen, hingga kelengkapan dan efektivitas laboratorium juga penelitian yang dikerahkan dosen Unsyiah, menjadi faktor signifikan dalam penilaian BAN PT. Namun Unsyiah belum sepenuhnya memiliki kriteria tersebut, sehingga belum mampu untuk memperoleh akreditas yang lebih baik.

Kendati demikian, pengurusan akreditas di Unsyiah hingga kini masih terus berlanjut.  “15 persen kontribusi akreditasi untuk Unsyiah berasal dari setiap fakultas dan prodi,” papar Syahrunnur Majid, Kepala Badan Penjaminan Mutu (BJM) Unsyiah. Ia berharap setiap fakultas dapat bekerja sama meningkatkan akreditasi Unsyiah. “Kendala yang kami hadapi saat ini yaitu sulitnya mengumpulkan data dan ini menjadi permasalahan utama dalam urusan akreditasi ini,” katanya saat ditemui detakusk.com, Rabu (04/12/2013).

Iklan Souvenir DETaK

Pada tanggal 10 Januari 2014, kata Majid, masa akreditasi C yang disandang Unsyiah akan kadaluarsa. “Semoga di re-akreditasi nantinya Unsyiah mendapatkan nilai B,” harapnya. Meski demikian, Madjid tak ingin menyalahkan banyak pihak terkait akreditas Unsyiah yang masih C. “Banyak pihak yang akan disalahkan bila kita mengingat hal itu. Oleh sebab itu saya tidak mau lagi mengungkit-ungkit masa lalu. Sekarang yang kita pikirkan adalah usaha kita saat ini bagaimana agar unsyiah dapat meningkatkan akreditasi.”

Di sisi lain, minimnya tenaga kerja yang profesional di setiap fakultas menjadi manifestasi buruknya akreditas Unsyiah. Hal ini seperti yang dituturkan salah satu mahasiswa Pendidikkan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Rahmad Nuthihar. “Menurut saya, kenapa sejauh ini Unsyiah jangankan mendapatkan A untuk B saja sulit, itu bisa kita lihat dari tenaga kerja yang profesional di setiap fakultas bisa dihitung dengan jari. Hanya beberapa orang saja yang bergelar Profesor, bahkan di jurusan saya saja tidak ada,” sebutnya.

Ia berharap Usnyiah mendapat akreditasi B, namun tidak dengan memanipulasi data. “Bila di tahun ini kita dapat C, semoga di tahun 2014 akan mendapat B, tanpa manipulasi data. Untuk apa dapat akreditasi bagus tapi itu palsu? Itu akan membuat malu kampus ini sendiri. Lebih baik jujur,” ungkap Rahmad, Rabu (11/12/2013) lalu.

Tak hanya Rahmad yang menginginkan akreditas A mampu disabet Unsyiah. Rektor Unsyiah, Samsul Rizal juga menargetkan hal serupa. “Target kita buka B, tapi A. Maka diperlukan semua pihak untuk ini. Mulai mahasiswa hingga dosen. Oleh sebab itu, mahasiswa haruslah rajin dalam kuliah, menjaga kamus ini dengan baik, begitu juga denga dosen,” ungkapnya ketika ditemui detakusk.com, Jum’at (06/12/2013).

Bagi Samsul, indikator kejujuran menjadi faktor utama dalam proses akreditasi.  “Dalam hal ini, kejujuranlah yang paling utama. Negeri ini akan maju bila para pemimpinnya jujur. Dan itu dimulai dari kita, dari kalian para mahasiswa sebagai calon-calon pemimpin masa depan, dengan demikian kita akan mendapatkan akreditasi yang baik. Sekali lagi saya bilang, target kita A,” seru Samsul yakin.

Terlepas dari semua itu, data yang dihimpun detakusk.com melalui situs resmi unsyiah,(www.unsyiah.ac.id red) menyebutkan bahwa terdapat 15 prodi yang belum terakreditasi dari 47 prodi di tersebar di seluruh fakultas di Unsyiah. Prodi yang belum terakreditasi tersebut hingga kini masih dalam proses akreditas. Bahkan beberapa diantaranya merupakan prodi baru, seperti prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.

“Mulai sekarang kita harus berbenah dalam segala hal untuk mendapat akreditasi yang lebih baik,” tandas Samsul Rizal.[]