Miftahul Jannah [AM] | DETaK
Darussalam – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Unsyiah melakukan penambahan gate detector Minggu (15/12/13). Alat yang dipasang di pintu masuk ruang koleksi lantai satu ini berupa gerbang pengaman yang dapat mendeteksi buku-buku yang diambil atau dibawa tanpa melalui prosedur yang benar.
Berbeda dari gate detector lama yang masih menggunakan sistem barcode (kode baris), alat ini menggunakan sistem Radio Frequency Identification (RFID) atau yang sering disebut identifikasi frekuensi radio dalam mendeteksi koleksi perpustakaan. Kepala UPT Perputakaan Unsyiah, Taufiq Abdul Gani, memaparkan bahwa sistem ini dapat berfungsi bila semua koleksi buku yang akan dideteksi dipasangi tag RFID. “Semua buku harus dipasangi tag RFID, dan ini akan dilakukan bertahap,” paparnya saat ditemui detakusk.com Senin (16/12/13).
Menurutnya, tag yang berupa stiker ini dilengkapi transmisi untuk membaca status buku pada komputer. Jika buku dipinjam melalui prosedur yang benar, maka statusnya akan disarm artinya si peminjam yang membawa koleksi tersebut tidak akan menyebabkan alarm gate detector berbunyi. Sistem ini masih sama dengan pendeteksian sistem barcode, hanya saja kedepannya akan dikembangan menjadi sistem sirkulasi mandiri. (Baca: Sirkulasi Pustaka Unsyiah Segera Beralih ke Sistem RFID).
Namun, Taufiq mengatakan bahwa alat tersebut ditargetkan akan beroperasi penuh pada Januari 2014 mendatang. “Full operasi kira-kira Januari tahun depan,” jawabnya.
Beberapa karyawan yang ditanyai detakusk.com belum mengerti cara kerja alat yang memang belum beroperasi tersebut. “Kami belum mengerti bagaimana cara kerja alat ini, karena belum dites (red- uji coba) bagaimana penggunaannya dan memang baru dipasang,” ujar salah satu karyawan bagian sirkulasi.[]