Beranda Headline Kecewa, Pemenang Lomba USK Fair XVI Belum Terima Hadiah

Kecewa, Pemenang Lomba USK Fair XVI Belum Terima Hadiah

BERBAGI
Ilustrasi. (M.Talal/DETaK)

Liputan Khusus | Tim DETaK

Darussalam- USK Fair, salah satu event besar kampus yang menjadi agenda tahunan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala (USK), kembali digelar untuk ke-16 kalinya pada tanggal 13-19 November 2022. Acara ini mengusung tema “Society 5.0” yang bertujuan untuk menunjukkan kreativitas dan inovasi mahasiswa USK dalam menghadapi era digital. Salah satu rangkaian acara yang menarik perhatian adalah USK Fair XVI Competition, yang menyediakan berbagai macam lomba, seperti Mobile Legends, PES 2021, Fotografi, Mini Vlog, Speech, New Casting, Essay, USK Fair Award, Band, dan Kuis Ranking Satu.

Namun, di balik keseruan dan antusias peserta dan penonton, ternyata ada masalah yang mengganjal. Pasalnya, hingga empat bulan setelah acara berakhir, para pemenang lomba belum juga menerima hadiah yang dijanjikan oleh panitia penyelenggara. Bedasarkan postingan di akun Instagram resmi USK Fair XVI, @uskfairxvi, disebutkan bahwa total hadiah untuk kegiatan kompetisi ini mencapai 20 juta. Hal ini tentu menimbulkan kekecewaan dan ketidakpuasan pemenang.

Iklan Souvenir DETaK

Malik Abdul Aziz, pemilik Komunitas Aceh E-sport sekaligus pemenang perlombaan Mobile Legend USK Fair XVI mengungkapkan masih belum mendapatkan kejelasan mengenai pembagian hadiah hingga sekarang.

“Permasalahan kami cuma ya itu, uang hadiahnya gak dikasih, terus ditunda-tunda terus tanpa kejelasan. Mungkin itu yang anak-anak ini (rekan setim Malik) emosi. Karena sebelumnya pun pemberitahuannya gak ada apa-apa, technical meeting pun gak ada, pemberitahuan bahwa hadiahnya dibagi kapan,” katanya.

Malik menambahkan bahwa ia dan timnya sudah berusaha menghubungi panitia dan BEM USK berkali-kali untuk menanyakan soal hadiah, namun selalu mendapat jawaban yang tidak pasti.

“Tanggal kurang ingat, pokoknya itu bulan sebelas, setelah malam grand final katanya pembagian hadiahnya, waktu pemilihan duta kampus di AAC. Terus pas hari H-nya kami telfon, ditunda seminggu kemudian. Seminggu kemudian gak ada kabar, kami telfon lagi, ditunda seminggu kemudian lagi,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Affra Titania, juara favorit kategori lomba videography USK Fair XVI. Ia mengaku baru mendapatkan sertifikat beberapa bulan setelah acara selesai.

“Kami udah kasih kelonggaran buat panitia dan BEM untuk cari solusi tapi gak ada solusi orang ini, menghilang tanpa kabar. Beberapa bulan malahan sertifikat aja gak dikasih, kemaren saya yang bersikeras untuk dikasih baru dikasih, itupun saya harus koar-koar dulu di grup,” ujarnya.

Padahal, menurut Affra, ia sudah sangat antusias mengikuti lomba dan berupaya semaksimal mungkin.

“Kan kalau kita ikut lomba pasti effort yang kita berikan untuk lomba pasti banyak, baik waktu, tenaga, dan pikiran, capek nya juga. Belum lagi ada biaya lapangan, biaya lain-lain, banyak lah pokoknya. Jadi, intinya emang serius dan penuh effort karena USK Fair yang turut mengundang artis papan atas, RAN, kala itu,” jelasnya.

Sementara itu, upaya DETaK untuk mengkonfirmasi Muhammad Fitrah Ridwan selaku ketua panitia USK Fair XVI tidak membuahkan hasil. Ia tidak merespon permintaan wawancara dari pihak DETaK dan tidak menerima panggilan telepon. Ia juga tidak memberikan klarifikasi atau penjelasan apapun terkait masalah keterlambatan pemberian hadiah USK Fair XVI.

Tanggapan dari Ketua BEM USK

Di sisi lain, Zawata Afnan, Ketua BEM USK Periode 2022, mengaku prihatin dengan masalah ini. Ia mengatakan bahwa ia bersama kabinet dan SC (Steering Committee) yang ada telah meminta maaf kepada para pemenang dan berjanji akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.

“Saya selaku ketua BEM beserta kabinet dan SC yang ada meminta maaf terlebih dahulu. Dari awal kita sudah meminta maaf atas keterlambatan pendistribusian hadiah lomba,” ungkapnya.

Zawata menjelaskan bahwa keterlambatan pembayaran hadiah disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah mis-administrasi di lapangan, keterbatasan dana dari kampus dan sponsor, serta penarikan surat rekomendasi kegiatan oleh pihak rektorat yang menyebabkan beberapa sponsor menarik diri.

“Untuk hadiah lomba memang kita sedikit terkendala, karena pada proses di lapangan kemarin terjadi mis-administrasi yang masih saya coba bereskan sampai bulan bulan dua kemarin kepada panitia. Mengenainya, amprahan juga ga full cairnya, karena harus bertahap. Bantuan dana dari kampus juga kurang memenuhi, tidak sesuai ekspektasi. Kita banyak juga sponsorship, namun terkendala di akhir. Tapi ini masih dalam tahap proses,” tambahnya.

Lebih lanjut, Zawata menerangkan akar permasalahan sebenarnya atas terkendalanya bantuan dari pihak sponsor.

“Jadi, ketika proposal acara sudah diteken oleh pihak rektorat untuk dijalannya acara, dan kita juga sudah presentasikan segala macam kegiatan nantinya. Tapi, pihak rektorat menarik surat rekomendasi kegiatan yang seharusnya dilampirkan untuk seluruh sponsorship pada H- seminggu acara. Dan surat tersebut keluar lagi di H-1 acara. Ketika kita coba follow up ke para sponsor, mereka memberi keterangan bahwa akan mempelajari lebih lanjut mengenai surat dan keterlambatannya,” jelasnya.

Mengingat waktu yang sudah semakin dekat dan segala persiapan yang sudah dilakukan, Zawata mengaku bahwa pihaknya tidak dapat membatalkan acara. “Guest Star sudah di DP (Down Payment), panggung sudah di DP, dan segala perlengkapan teknis juga sudah di DP. Jadi, ga mungkin kita batalin secara sepihak, karena nantinya pasti akan lebih merugikan lagi,” lanjutnya.

Zawata menegaskan bahwa ia dan panitia penyelenggara tidak bermaksud menipu atau mempermainkan para pemenang, melainkan hanya sedang mengalami kesulitan dalam mengurus administrasi dan keuangan. Ia berharap agar para pemenang dapat memahami situasi ini dan bersabar sedikit lagi.

“Untuk menjanjikan waktu, dari saya pribadi memberitahukan bahwa akan didistribusikan dalam waktu secepatnya. Untuk patokan waktunya kapan, saya belum bisa menjamin. Tapi saya mohon doanya agar bisa terlesaikan secepat-cepatnya,” ujarnya.

Terkait pembagian hadiah yang akan dilakukan, Zawata mengungkapkan bahwa akan diberikan dalam waktu serentak kepada semua pemenang dari setiap lomba.

“Kami akan menyelesaikan pembayarannya secara serentak. Jadi, para pemenang akan menerima hadiahnya secara bersamaan tanpa ada yang didahulukan,” tutupnya.

Kejelasan dari Pihak Rektorat

Sementara itu, Mustafa Sabri, mantan Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni USK yang saat USK Fair XVI masih menjabat, mengkonfirmasi apa yang disampaikan Zawata. Ia mengungkapkan bahwa BEM USK sudah memiliki sponsor, namun pihak rektorat belum mengeluarkan surat rekomendasi kegiatan hingga mendekati hari acara, sehingga sponsor pun menarik diri.

“Zawata mengkonfirmasi kepada saya, sebenarnya dari BEM sudah punya beberapa sponsor, namun karena dari rektorat juga masih belum mengeluarkan surat tersebut (surat rekomendasi) hingga mendekati hari acara, sehingga sponsor pun lari BEM pun akhirnya terhutang,” katanya.

Di pihak lain, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK, Mustanir, memberikan tanggapan tentang masalah ini. Ia menjelaskan bahwa ia tidak pernah menarik surat rekomendasi kegiatan USK Fair XVI, melainkan hanya tidak memberikannya karena ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Ia mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan konsep USK Fair yang hanya berfokus pada konser musik dan tenda yang hanya diperuntukkan untuk reseller.

“Bukan mencabut, tapi tidak memberikan surat rekomendasi. Saya dari awal memang tidak setuju dengan USK Fair. Gini, saya melihat kontennya, hanya ada konser musik yang menampilkan artis-artis dan stan-stan yang hanya diperuntukkan bagi reseller. Nah, kalau mau diperbaiki (kontennya), maka bisa kita pertimbangkan lagi,” tambahnya.

Mustanir juga menyebut bahwa mendatangkan penyanyi terkenal membutuhkan biaya yang cukup besar.

“Konser tentunya melibatkan artis yang terkenal. Nah, artis terkenal itu tarifnya besar dan fasilitasnya first class. Jadi bisa dibayangkan, dengan mendatangkan artis, kemudian dia (artis) minta sound system-nya harus sekian, hotelnya sekian, penerbangannya sekian, mobilnya harus ini, kan banyak yang harus disiapkan. Nah, itu yang kemudian menimbulkan peluang bagi kita untuk ga cukup uang,” lanjutnya.

Mustanir juga menyampaikan bahwa ia tidak melihat adanya prestise dalam mendatangkan artis terkenal untuk USK Fair. Ia lebih mengapresiasi penampilan dan juga karya mahasiswa yang kreatif dan inovatif daripada mengundang artis untuk kegiatan konser.

“Menurut saya, mendatangkan artis bukanlah sebuah prestise. Saya lebih salut dan mengapresiasi apabila mahasiswa-mahasiswa lebih banyak dilibatkan dalam membuat karya-karya kreatif dan inovatif daripada hanya konser dan stan hanya untuk reseller,” ucapnya.

Kepada para pemenang lomba, Mustanir meminta maaf atas kejadian ini dan berupaya akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Menurutnya, pihak panitia dan BEM terus berusaha untuk memenuhi tanggung jawab atas pemberian hadiah kepada para pemenang.

“Saya meminta maaf atas kesalahan ini.  Tetapi, saya melihat bahwa pihak panitia dan BEM terus berusaha menyelesaikan masalah ini, saya salut dan mengapresiasi kerja panitia. Artinya, sekalipun mereka tertatih-tatih mencari solusi terbaik kesana-kemari, tetapi mereka terus berusaha dan berupaya untuk memenuhi janji mereka,” tutupnya. [*]

Editor: Refly Nofril