Beranda Headline Persentase Antusiasme Mahasiswa Unsyiah dalam Menghadapi Pemilu 2019

[Infografik] Persentase Antusiasme Mahasiswa Unsyiah dalam Menghadapi Pemilu 2019

BERBAGI
Antusiasme Mahasiswa pada Pemilu 2019

Tim Riset dan Data | DETaK

Darussalam– Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) turut menyambut “Pesta Demokrasi” 2019. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sejak tanggal 23 September 2018 lalu kampanye sudah boleh dilakukan oleh Calon Legislatif (Caleg) dan pasangan calon presiden dan wakil presiden secara resmi. Dengan demikian, maka sudah bisa dipastikan bahwa seluruh elemen politik akan memacu mesinnya guna menyongsong pesta demokrasi yang akan digelar pada 17 April 2019 nanti. Maraknya gejolak politik yang terjadi karena Pemilu 2019 ini membuat mahasiswa ikut antusias. Walau terdapat beberapa mahasiswa memilih apatis terhadap Pemilu, namun antusiasme mahasiswa dalam berpartisipasi terhadap agenda 5 tahunan ini bisa dikatakan tinggi.

Hal tersebut tergambarkan melalui survei yang diadakan Tim Riset dan Data DETaK Unsyiah, melalui penyebaran kuesioner secara daring yang tertuju bagi mahasiswa Unsyiah. Survei ini dilaksanakan sejak 9 Maret hingga 22 Maret 2019 dengan total 175 koresponden. Dari data tersebut, diketahui persentase mahasiswa yang akan memilih atau menggunakan hak suaranya sebesar 84%, memilih golput sebanyak 1%, dan yang mengaku masih bingung atau belum menentukan sebesar 15%.

Tanggapan mahasiswa terhadap program pindah TPS
Iklan Souvenir DETaK

Selain melakukan survei mengenai antusiasme mahasiswa dalam memilih, survei juga menghimpun tentang alasan golput dan kesan mahasiswa terhadap keefektifan pindah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sesuai dengan infografik yang disajikan, diperoleh data bahwa alasan para mahasiswa memilih golput karena mereka jauh dari TPS sebanyak 19% dan mereka merasa belum memiliki pilihan yang cocok untuk mereka pilih sebanyak 8%, sedangkan sebanyak 72% menyatakan tidak golput.

Terkait alasan mahasiswa melakukan aksi golput dikarenakan jarak ke TPS yang jauh, Tim Riset dan Data melakukan survei terkait pengetahuan mahasiswa terhadap urus pindah TPS yang bisa dilakukan bagi mereka mahasiswa perantauan. Hasilnya menunjukkan sebanyak 85% responden mengetahuinya, sisanya 15% tidak mengetahui. Mengenai efektivitas program pindah TPS yang sudah berjalan, 86% mahasiswa mengakui program tersebut efektif dalam menekan angka golput, dan sisanya 14% menyatakan tidak efektif.

Terkait dengan kelemahan dan kekurangan program pindah TPS yang dilaksanakan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Banda Aceh, beberapa mahasiswa menyatakan pendapatnya. Zharfa Aninditya, mahasiswa Ilmu Komunikasi menyatakan bahwa TPS pindahan tidak bisa ditentukan sendiri oleh pemilih, sehingga beberapa pemilih tetap golput bahkan setelah pengurusan pindah TPS karena alasan TPS yang jauh dan pemilih tersebut tidak memiliki akses ke daerah TPS yang telah ditetapkan oleh KIP.

Arsyad Alhadi, mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian mengatakan bahwa kelebihan dari program ini adalah suara dalam pemilihan presiden dan wakil presiden dapat meningkat, namun tidak dengan pemilihan anggota legislatif, karena tidak tersedianya pengurusan pindah TPS dalam pemilihan anggota legislatif. []

Editor: Herry Anugerah