Beranda Terhangat FKH USK Perkuat Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Swiss dan Belanda

FKH USK Perkuat Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Swiss dan Belanda

BERBAGI
Rektor USK didampingi Dekan FKH USK menyerahkan cinderamata kepada Rektor University of Zurich (UZH) dalam kunjungan ke Swiss pada 20 – 24 September 2024. (Dok. Pribadi)

Shahibah Alyani | DETaK

Darussalam–Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Syiah Kuala (USK) memperkuat kerja sama ke perguruan tinggi Swiss dan Belanda pada 20 – 26 September 2024. Perguruan tinggi yang dituju adalah University of Zurich dan University of Bern di Swiss serta Utrecht University di Belanda.

Dekan FKH USH, Teuku Reza Ferasyi mengungkapkan bahwa kerja sama yang sudah berlangsung selama 10 tahun ini meliputi kegiatan medik veteriner satwa liar, edukasi, dan training.

Iklan Souvenir DETaK

“Ini adalah upaya memberikan wawasan kepada mahasiswa FKH USK. Bagaimana berinteraksi dengan satwa liar dan bagaimana kita menangani jika satwa liar mengalami gangguan kesehatan jika sakit, atau bahkan mungkin ada yang terjerat konflik dengan manusia yang bermukim di sekitar habitatnya” ujarnya.

Adapun perjalanan kerja sama di Swiss dilaksanakan pada 20 – 24 September 2024 dan dilanjutkan ke Belanda pada 24 – 26 September 2024. Ia mengatakan bahwa kerja sama ini juga mengkaji manajemen FKH di perguruan tinggi luar negeri, sarana prasarana riset yang dimiliki, dan topik riset yang dijalankan. Kerja sama ini diinisiasi oleh Prof. Jean-Michel Hatt, pakar di bidang hewan eksotik dan wildlife (satwa liar) sekaligus akademisi dari University of Zurich.

“Secara intens beliau hadir ke FKH USK baik secara luring dan daring dalam rangka memberikan materi kepada peserta Wildlife Veterinary Training Course, yaitu kursus yang dilaksanakan setiap tahun selama satu bulan. Tidak hanya diberikan materi dari beliau, tapi juga dari rekan-rekannya dan lembaga lainnya secara internasional untuk memberikan training” ungkapnya.

Daya tarik mahasiswa FKH USK mengenai kesehatan satwa liar dan kedokteran konservasi meningkat setelah mengikuti training tersebut. Mahasiswa terkait juga diberi fasilitas untuk pergi ke sejumlah wahana satwa liar, seperti taman margasatwa, kebun binatang, dan pusat konservasi, dengan tujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di ruangan.

Adapun dampak lain dari kerja sama ini ialah FKH USK menghasilkan alumni yang mayoritas bekerja di bidang satwa liar yang kebutuhannya tidak hanya di dalam negeri namun juga luar negeri. Alumni tersebut memiliki kompetensi di bidang satwa liar yang diakui oleh internasional.

Ia berharap kerja sama ini terus berlanjut dan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta mendatangkan kelompok mahasiswa untuk belajar bersama di USK.

“Selama ini yang datang dari Swiss itu para staf akademik. Ke depan, akan ada mahasiswa. Apakah itu dalam waktu singkat, atau satu semester, atau dalam waktu yang lama untuk penguatan kerja sama ini. Tidak hanya untuk FKH, tapi juga dengan unit-unit atau fakultas-fakultas lainnya di lingkungan USK bahkan antar mahasiswa yang di Aceh khususnya” tutupnya.

Editor: Pramudiyanti Saragih