Beranda Sosok Sosok Pahlawan Teungku Peukan, Gugur saat Kumandangkan Azan

[Kilasan] Sosok Pahlawan Teungku Peukan, Gugur saat Kumandangkan Azan

BERBAGI
Makam Teungku Peukan (Nana Dahliati/DETaK)

Nana Dahliati | DETaK

Teungku Peukan merupakan seorang pejuang kemerdekaan dari Aceh Barat Daya yang berlatar belakang ulama. Teungku Peukan lahir di Sawang pada sekitar tahun 1886 dan Syahid di Blangpidie pada tahun 1926. Namanya pun diabadikan menjadi nama rumah sakit umum di daerah Aceh Barat Daya yang bernama RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Teungku Peukan.

Teungku Peukan dilahirkan pada fase awal pergolakan Belanda melawan Aceh. Kecintaannya kepada agama dan negerinya seperti yang telah dianjurkan oleh agama Islam sangat kentara mewarnai perjuangan Teungku Peukan. Hal itu terlihat ketika persiapan menjelang penyerangan diadakannya wirid dan zikir.

Iklan Souvenir DETaK

Serangan pada tanggal 11 September 1926 menjadi saksi dan jejak sejarah keberanian para pejuang di Aceh Barat Daya dalam menghadapi kolonialisasi. Pada saat itu Teungku Peukan membagi tiga sektor penyerangan. Serangan tersebut merupakan serangan fajar bertepatan masuknya hari Jumat. Serangan pada subuh itu sangat dahsyat dan membuat serdadu Belanda kaget. Pada penyerangan itu banyak serdadu Belanda yang tewas.

Dikisahkan dalam serangan tersebut, beberapa kali senapan dari pihak Belanda tidak dapat meletus Ketika akan menembaki pejuang dari pihak Teungku Peukan. Para pejuang dari pihak Teungku Peukan terus maju dan memporak-porandakan tangsi Belanda. Serangan tersebut membuat banjir darah di Blangpidie baik dari pihak pejuang maupun Belanda.

Sebagai wujud rasa syukur Teungku Peukan kemudian mengumandangkan azan. Saat mengumandangkan azan, seorang tentara Belanda melepaskan satu tembakan yang membuat Teungku Peukan gugur dalam serangan tersebut. Teungku Peukan kemudian dimakamkan tidak jauh dari lokasinya tertembak dan gugur. Lokasi makam tersebut terletak di kawasan pekarangan Masjid Jami’ Baitul Adhim yang berada di Blangpidie. Perjuangan Teungku Peukan yang merupakan salah satu pejuang yang berjuang dengan kegigihan tersebut adalah suatu bukti keberadaan kolonialisme di Aceh Barat Daya pada masa itu.

Referensi:

Hasbullah, H. 2009. Peristiwa 11 September 1926 Perlawanan Teungku Peukan Terhadap Belanda di Aceh Barat Daya. Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh.

#30HariKilasanSejarah

Editor: Cut Siti Raihan