Beranda Feature Anak Muda Juga Bisa Jadi CEO

Anak Muda Juga Bisa Jadi CEO

BERBAGI
Maghfirah Syahruni (Dok.Pribadi)

Rabela Br Sitepu | DETaK

Magh, Maghfira begitulah sapaan khas yang biasa diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Ia adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara. Lahir di Kabupaten Deli Serdang, dengan nama lengkap Maghfira Syahruni. Wanita yang suka berpenampilan sederhana ini, memiliki tubuh tinggi semampai. Gamis atau rok dilengkapi dengan hijab yang menjulur panjang ke bawah selalu menjadi favoritnya. Apabila berjalan maka akan terlihat langkah maghfira yang begitu cepat, sama seperti saat dia berbicara. Sosok Maghfira yang hangat juga mudah mengukir tawa, membuatnya dikelilingi oleh banyak teman. Sikap gemar bercanda yang dimilikinya juga mungkin menjadi salah satu alasan. Pencinta kucing ini punya rasa ingin tahu yang besar, sehingga membuatnya suka mencoba berbagai hal. Menulis puisi dan buku misalnya, juga ketertarikan khusus terhadap hal-hal berbau astronomi. Bahkan dia bercita-cita suatu saat nanti dapat menginjakkan kaki di bulan, seperti yang dia ungkapkan, “anak muda itu harus punya banyak ide gokil.”

Maghfira memiliki kesamaan dengan Maudy Ayunda dan Nazwa Shihab, yaitu sama-sama suka belajar. Bagi Maghfira menjadi lebih baik di setiap harinya adalah hal yang sangat penting. Baginya juga, makna dari “lebih baik” itu luas, maka dari itu menetapkan standar di dalamnya harus dilakukan, agar diri tidak terus merasa kurang. Maghfira punya makna produktifnya sendiri, yaitu produktif bukan berarti banyak kesibukan tetapi mampu memanfaatkan waktu yang ada.

Iklan Souvenir DETaK

Saat ini Maghfira masih mengenyam bangku kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU), Jurusan Kesehatan Masyarakat. Maghfira adalah seorang mahasiswi berprestasi yang menerima beasiswa kepemimpinan. Beberapa kesibukannya yang lain yaitu mengikuti lomba-lomba, membuat jurnal, salah satu anggota tim penelitian, dan menjadi Chief Executive Officer (CEO) di Meta Learn. Menduduki usia 20 tahun, Maghfira mengakui bidang ilmiah lebih dominan menarik perhatiannya. Membaca seratus jurnal dalam setahun masuk ke salah satu daftar targetnya,  dan kini dia sedang menikmati proses tersebut. Sebelumnya Maghfira juga telah menyelesaikan Jurnal Internasionalnya yang saat ini tinggal menunggu penerbitan.

Jadi CEO di Usia Muda

Berawal dari Maghfira yang berjuang untuk kelulusannya dalam seleksi SBMPTN, dimana ia kembali dipertemukan dengan teman-teman baru sekaligus rekan-rekan seperjuangannya. Mereka semua berasal dari kepulauan yang berbeda, dan hal itu sama sekali tak menyurutkan semangat mereka untuk belajar bersama. Melalui sosial media Telegram, mereka rutin melakukan kegiatan belajar bersama. Hingga pada akhirnya sampailah di masa puncak kebersamaan mereka, saat pengumuman kelulusan sudah di tangan masing-masing. Kebersamaan yang selama ini sudah mereka pupuk, menghadirkan sebuah perasaan yang membuat mereka tak ingin berpisah satu sama lain, dan dari sinilah, ide membentuk sebuah Start-Up untuk tumbuh dan belajar bersama itu muncul. Berpegangkan pengalaman yang didapatnya saat memenangkan pendanaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) , Maghfira meyakinkan rekan-rekan seperjuangannya bahwa pencapaian menjadi lebih baik itu akan mereka gapai.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, Maret 2022 akhirnya Maghfira dan kawan-kawan resmi membentuk Meta Learn Indonesia. Tumbuh dan belajar bersama tentu masih menjadi tujuan utamanya. Memberikan jasa tanpa mengharap pamrih. Mereka hanya berharap dapat memberi perubahan ke arah yang lebih baik lagi, bagi diri sendiri dan orang lain.

Jarak adalah hambatan yang paling dirasakan oleh Maghfira dan kawan-kawan dalam membangun Start-Up ini. Tapi bak mengamini sebuah kalimat bijak yang berbunyi “jarak tercipta untuk saling menguatkan”, pada akhirnya  mereka mampu melewatinya dengan baik. Aplikasi Zoom meeting sebagai saksi pertemuan mereka secara virtual. Target jangka pendek Meta Learn memang sudah tercapai, walau begitu Maghfira dan kawan-kawan terus menguatkan langkah untuk menjajaki target-target yang lebih besar lainnya. []

Editor: Aisya Syahira