Beranda Artikel Mengapa Perempuan Sulit Membaca Peta?

Mengapa Perempuan Sulit Membaca Peta?

BERBAGI
Ilustrasi. (Raisa Amanda/DETaK)

Artikel | DETaK

Sering kali kita mendengar keluhan dari pada laki-laki bahwa para perempuan kesulitan dalam membaca peta, sehingga, sering kali tersesat. Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa perempuan susah dalam membaca peta dipengaruhi oleh kemampuan visual otak yang dipicu oleh faktor hormon dan kebiasaan.

Bukan hanya itu, dikutip dari CNN Indonesia yang diambil dari penelitian Universitas Of Warwick di Inggris menyatakan bahwa perempuan heteroseksual tidak hanya lebih buruk dalam membaca peta dibandingkan dengan laki-laki heteroseksual. Para perempuan ini juga kalah dari para lelaki biseksual (yang menyukai laki-laki dan perempuan), laki-laki gay, perempuan lesbian, dan perempuan biseksual, secara berurutan.

Iklan Souvenir DETaK

Dikutip dari ruangguru, kondisi mengapa perempuan lebih susah dalam membaca peta dari pada laki-laki dijelaskan dalam teori Hunter and Gatherer, yaitu laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab dan tugas yang berbeda. Pada teori Hunter and Gatherer, faktor perbedaan dalam kemampuan fisik merupakan faktor utama dalam menentukan tugas dan tanggung jawab yang dipikul oleh laki-laki maupun perempuan. Dengan kemampuan spasialnya, laki-laki diberi tugas yang berkaitan dengan kemampuan fisik, seperti berburu, karena laki-laki mampu dalam menghitung kecepatan, gerakan, dan jarak mangsa. Sedangkan perempuan diberi tugas sebagai pengumpul dan sebagai penjaga tempat tinggal. Hal ini karena perempuan mampu dalam mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu (multitasking), termasuk kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi.

Asal Usul Klaim Tentang Perempuan Lebih Susah Membaca Peta Dibanding Laki-Laki

Klaim mengenai perempuan yang lebih sulit dalam membaca peta hal ini sering kali muncul dari stereotip gender yang telah lama ada dalam masyarakat. Hal ini di sebabkan adanya pandangan bahwa laki-laki lebih unggul dalam bidang teknis dan spasial, sementara perempuan dianggap lebih cenderung pada aspek-aspek interpersonal dan emosional. Namun, klaim ini sebenarnya tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Faktor Perbedaan Jumlah Hormon

Dikutip dari ruangguru.com, para ilmuwan dari Norwegian University Of Science And Technology (NTNU) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa faktor jumlah hormon testosterone pada laki-laki dan perempuan merupakan salah satu faktor dari seseorang memiliki keahlian dalam membaca peta.

Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan bahwa laki-laki lebih cenderung mengambil jalan pintas pada sebuah rute, dan lebih mengandalkan arah mata angin. Hal ini disebabkan karena laki-laki lebih banyak memproduksi testosterone yang dinilai lebih efektif dengan kemampuan spasial. Bukan hanya itu, ada data pendukung, yang mana menambahkan hormon testosterone untuk perempuan. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan dalam kemampuan navigasi pada perempuan yang diberi tambahan hormon testosterone.

Sementara itu, pada faktor yang lain, hormon estrogen yang diproduksi oleh perempuan juga mampu menekan kemampuan spasial. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa, semakin feminim seorang perempuan, maka akan berpengaruh dengan kemampuannya dalam menavigasi atau keahliannya dalam membaca peta.

Bukan hanya itu, dikutip dari ruangguru.com penyebab perempuan lebih susah membaca peta dibandingkan laki-laki di karenakan ada perbedaan dalam struktur otak. seperti yang diketahui bahwa perempuan menggunakan kedua bagian otaknya, baik kiri maupun kanan melalui lobus frontal dalam proses menavigasi. Sedangkan laki-laki tidak memproses dengan cara tersebut.

Dalam kondisi inilah, kenapa perempuan lebih unggul dalam melakukan dua pekerjaan atau lebih dalam satu waktu atau multitasking. Sedangkan laki-laki cenderung lemah dalam kondisi tersebut. Tetapi akibatnya, hal tersebut membuat perempuan lebih susah untuk fokus karena pikirannya tumpang tindih.

Aktivitas otak perempuan yang sering kali digunakan untuk mengerjakan lebih dari satu tugas, sehingga sering kali membuat para perempuan kesulitan dalam menentukan arah atau membedakan antara kanan dan kiri. Oleh sebab itu, hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa perempuan lebih susah membaca peta dibandingkan laki-laki.

Penulis bernama Raisa Amanda, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan unversitas Syiah Kuala. Ia juga merupakan anggota magang UKM Pers DETaK.

Editor: Putri Izziah