Beranda Artikel Menghidupkan Semangat Muda Melalui Makna Sumpah Pemuda

Menghidupkan Semangat Muda Melalui Makna Sumpah Pemuda

BERBAGI
Ilustrasi. (Nabiela Humaira/DETaK)

Artikel | DETaK

Sebuah ikrar yang diucapkan bersama-sama oleh seluruh perwakilan organisasi pemuda pada Kongres Pemuda II telah melahirkan Sumpah Pemuda, sebuah peristiwa bersejarah yang menyatukan seluruh pemuda Indonesia tanpa memandang perbedaan suku, agama, maupun bahasa daerah. Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 27–28 Oktober 1928 di Batavia (sekarang Jakarta) itu menjadi tonggak penting yang menumbuhkan semangat dan komitmen generasi muda dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dengan tekad untuk bebas dari belenggu penjajahan. Sumpah Pemuda juga mengobarkan semangat patriotisme, nasionalisme, serta gotong royong di antara para pemuda, menjadi fondasi dalam membentuk Bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Ketika kita mengulik kembali, melalui catatan sejarah yang kita baca, dapat kita rasakan perjuangan para pemuda pada masa itu, di tengah tekanan para penjajah, mereka tetap memperjuangkan hak dari segala bangsa dengan cara mempersatukan pikiran dan semangat juang para pemuda.

Iklan Souvenir DETaK

Kelompok-kelompok diskusi dan organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatra, dan Jong Ambon menjadi ruang bagi pemuda dari berbagai latar belakang untuk menyatukan visi dan memperkuat ikatan kebangsaan. Mereka bertukar ide, membahas perjuangan, dan menyusun strategi untuk mencapai kemerdekaan. Pertemuan-pertemuan ini sangat penting karena menjadi langkah awal terbentuknya kesadaran nasionalisme di kalangan pemuda dari berbagai daerah.

Organisasi-organisasi ini pun kerap mengadakan diskusi dan kongres yang menghasilkan ide persatuan, yang berpuncak pada peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa diskusi kelompok dan organisasi bukan hanya sarana pertukaran ide, tetapi juga alat penting dalam mempererat persatuan. Sumpah Pemuda meresmikan ikrar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yang menjadi dasar kuat bagi pergerakan menuju kemerdekaan di tahun-tahun berikutnya.

Dengan berbagai keterbatasan, pemuda pada zaman dulu menggunakan kreativitas dan kecerdikan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Keberanian mereka dalam memanfaatkan media, mengorganisir diri, dan berdiskusi telah menanamkan fondasi semangat kemerdekaan yang kemudian diwujudkan melalui proklamasi.

Lantas kenapa semangat juang para pemuda di zaman dulu yang telah melahirkan sumpah pemuda harus kita pertahankan dan lanjutkan?

Menurut WHO, pemuda adalah individu yang berusia 15-24 tahun. Sementara itu, Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan bahwa yang disebut dengan pemuda adalah mereka yang berusia 16 sampai dengan 30 tahun. Tapi umur hanyalah angka, yang dimaksud dengan pemuda sebenarnya mengacu pada cara berpikir, sikap, dan semangat yang khas. Ini adalah gabungan dari ciri-ciri psikologis dan emosional yang sering ditemukan pada pemuda, termasuk keberanian, optimisme, energi yang tinggi, rasa ingin tahu yang besar, dan keinginan untuk perubahan.  Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, Meneruskan nilai-nilai bangsa dan idealisme bangsa, Membangun bangsa dengan semangat baru, dan Menjadi agen perubahan dan pembangunan.

Jadi, menjadi pemuda itu tidak hanya masalah umur, tapi juga mentalitas. Sebagai seorang pemuda sudah sepatutnya kita mengikuti dan mencerminkan semangat juang dalam menggapai tujuan yang baik, baik bagi diri sendiri ataupun bagi bangsa dan Negara. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemuda Indonesia di zaman digital saat ini. Semangat pengorbanan dan persatuan yang tercermin dalam Sumpah Pemuda merupakan warisan berharga yang seharusnya tetap relevan bagi pemuda Indonesia di masa kini.

 Di tengah tantangan global dan perkembangan teknologi, pemuda saat ini memiliki peluang besar untuk menghidupkan semangat tersebut melalui aksi nyata yang membangun bangsa, sebagaimana yang dilakukan pemuda pada masa perjuangan. Dengan memanfaatkan akses informasi yang luas, pemuda bisa menjadi agen perubahan yang bergerak dalam berbagai bidang sembari tetap menjaga nilai kebersamaan dan pengorbanan demi kepentingan bersama. Misalnya, di bidang pendidikan, pemuda dapat menjadi relawan pengajar di daerah terpencil atau berkontribusi melalui platform digital dengan menyediakan kelas online atau materi belajar gratis.

Selain itu, pemuda juga bisa aktif berperan dalam berbagai organisasi atau komunitas yang produktif dan inspiratif. Di dalamnya, pertukaran ide dengan beragam perspektif dalam forum diskusi dapat memunculkan gagasan-gagasan cemerlang yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Selain memperkaya wawasan, kesempatan ini juga membuka jalan untuk memperluas relasi dan membangun jaringan dengan sesama pemuda yang memiliki semangat serupa. Sumpah Pemuda sendiri lahir dari diskusi-diskusi yang penuh semangat perjuangan dan cita-cita kemerdekaan. Seperti para pemuda di masa itu, pemuda masa kini bisa membawa semangat yang sama—semangat untuk berkarya dan bersatu demi satu tujuan yang lebih besar.

Penulis adalah Zarifah Amalia, mahasiswa Ilmu komunikasi fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik Universitas Syiah Kuala.

Editor: Masya Pratiwi