Aisya Syahira & Rani Mauizzah | DETaK
Darussalam – Film My Love Aceh karya hasil penelitian dosen prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala (USK) telah tayang perdana di Program Pembinaan Akademik dan Karakter Mahasiswa Baru (Pakarmaru) pada Rabu, 14 Agustus 2024 di Gedung AAC (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood.
Deni Yanuar, Dosen Pendamping, mengungkapkan bahwa penayangan film My Love Aceh perdana kali di Pakarmaru merupakan momen yang sangat tepat. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian yang dirasakan oleh sebagian mahasiswa baru yang berasal dari luar Aceh, terutama terkait dengan kekhawatiran mereka mengenai peraturan ketat di Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam

“Jadi ini pas momennya. Jadi terkadang kan mahasiswa-mahasiswa baru ini kan masih bingung tentang Aceh ini. Jadi dengan adanya film itu menjawab bahwa Aceh itu sebenarnya tidak seperti yang difikirkan orang luar,” ungkapnya.
Proses perancangan ide film My Love Aceh didasarkan pada hasil penelitian dosen berupa produk berisikan literasi informasi dengan menggandeng 10 mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan karya media. Film ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Aceh, serta menanggapi pemikiran negatif yang sering kali muncul mengenai daerah tersebut
“Berdasarkan saya dan pak Deni Yanuar yang sering terlibat penelitian bersama dengan saya, dan Ibu Rizanna. Jadi bagaimana kita bimbing dari film ini, tentang literasi informasi. Bahwa melihat aceh itu tidak hanya seperti yang disampaikan media,” kata Hamdani M Syam, Ketua Tim.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Raihan Al Farizi, Ketua Tim dari mahasiswa, mengungkapkan harapannya agar penayangan film ini tidak hanya terbatas di Pakarmaru. Ia berharap film My Love Aceh dapat menjangkau masyarakat luas dan berkesempatan untuk ditampilkan di berbagai festival film.
“Film ini juga gak berhenti ditayangkan di pakarmaru doang, harapannya bisa ditayangkan ke masyarakat luas, harapan besarnya bisa diikutkan ke festival-festival film,” harapnya.
Setelah penayangan film My Love Aceh di Pakarmaru, Ahmad Husain Sinaga, mahasiswa baru USK yang berasal dari Medan mengaku pemahamannya tentang Aceh berubah setelah menonton film tersebut.
“Dari film itu juga kita tau, jangan sembarangan menyebar berita ya, kita belum tau kebenarannya, karena itu pasti menimbulkan hoax,” ujarnya.
Lebih lanjut Ahmad juga mengatakan film tersebut mengajarkannya tentang nilai-nilai kekompakan dalam kelompok, penyelesaian masalah, dan pentingnya melibatkan perspektif orang lain dalam proses pemecahan masalah agar tidak tersesat dalam pandangan pribadi.[]
Editor: Masya Pratiwi