Rifdah Afifah Bardan | DETaK
Darussalam – Surat Edaran dengan Nomor B/885/UN11.1.4/4/LL/2022 tentang pemberitahuan sehubungan dengan banyaknya mahasiswa yang memiliki bau badan diedarkan pada Kamis, 17 November 2022. Dalam surat edaran itu dijelaskan, bau badan yang dimiliki mahasiswa sangat mengganggu.
Menurut beberapa mahasiswa, permasalahan tersebut bukanlah sebuah permasalahan urgent hingga perlu dibuat aturan seperti itu. Permasalahan seperti bau badan bisa dibicarakan secara verbal saja dan lebih baik pihak kampus lebih peka terhadap beberapa permasalahan mahasiswa lainnya, seperti urusan administrasi, masalah tugas, susah jumpa dosen apalagi mahasiswa akhir.
![Iklan Souvenir DETaK](https://detakusk.com/wp-content/uploads/2024/09/IMG_0729-scaled.jpg)
Hal ini disampaikan T Auliya, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USK dalam wawancaranya dengan pewarta DETaK.
“Itu merupakan hal yang tidak perlu di bikin aturan. Itu memang permasalahan, cuman kan bisa diselesaikan secara verbal aja, ga perlu dibikin aturan karena menurut saya permasalahan utama mahasiswa tu lebih rumit dari pada permasalahan bau badan. Misalnya diperlambat dalam urusan adminstrasi, masalah tugas, susah jumpa dosen apalagi mahasiswa akhir, itu lebih urgent sebenarnya untuk dijadikan aturan dibandingkan mengurusi bau badan mahasiswa,” ujarnya.
Rini, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga setuju jika permasalahan bau badan bukanlah hal urgent sehingga diperlukan aturan. Menurutnya permasalahan bau badan cukup disampaikan dengan teguran lisan saja.
“Menurut saya, untuk hal seperti itu tidak perlu diperingati melalui surat edaran bagi saya cukup dengan teguran secara lisan/langsung kepada mahasiswa. Karena itu bisa membuat malu, bukan hanya individu atau fakultas yang terkait melainkan kampus USK sekaligus. Karena masalah ini sudah tersebar luas di seluruh media sosial,” katanya.
Namun hal tersebut disanggah oleh mahasiswa lainnya yang menanggapi keluarnya surat edaran tersebut, menurutnya adanya surat edaran itu agar mahasiswa lebih aware mengenai kebersihan diri sendiri.
“Menurutku langkah pihak kampus untuk mengeluarkan SE tersebut sudah benar kalau memang secara nyata banyak sekali mahasiswa/i yang tidak memperhatikan kebersihan badan sehingga membuat ketidaknyamanan lingkungan sekitar, “ ujar Aldi, mahasiswa Fakultas Hukum USK.
Hal tersebut juga didukung oleh mahasiswa lainnya, Safrizal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USK. Dalam wawancara ia mengatakan menegur merupakan tindakan yang sah-sah saja mengingat ada beberapa dosen yang mungkin merasa risih dengan bau badan mahasiswanya.
“Menurutku teguran untuk bau badan mahasiswa tu sah-sah aja ya karna mungkin ada beberapa dosen yang risih sama bau badan tu,” tutur Safrizal.
Namun, Safrizal merasa tak perlu sampai dibuat surat edaran karena dapat merusak citra kampus.
“Tapi kalo sampe dikeluarkan surat edaran itu kurasa berlebihan dan bisa merusak citra kampus sih. Jadi ya gak perlu lah sampe ada surat edaran, cukup dosennya aja tegur langsung,” imbuhnya.
Salah satu mahasiswa Fakultas Keperawatan USK, Said, juga memberi tanggapan terkait surat edaran bau badan yang dianggapnya terlalu berlebihan. Ia mengatakan hal ini bisa mempengaruhi mental seseorang apabila terjadi pem-bully-an karna surat edaran tersebut.
“Menurut saya pribadi terlalu berlebih-lebihan jika sampai mengeluarkan surat keterangan sedemikian tuh, Kak. Karna efeknya bakal mempengaruhi mental orang tersebut juga jika sampai terjadi pem-bully-an di kalangan temen-temennya,” pungkasnya.[*]
Editor: Indah Latifa