Cut Fitri Mulyana [AM], Firyal Khansa Assyifa [AM] | DETaK
Darussalam-Kementrian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar Aceh Gender Conference (AGC) Tingkat Rendah II dengan tema “Equity, Diversity and Inclusion Society for Woman’s World” di Meeting Room 3 Fakultas Pertanian USK pada hari Minggu, 05 November 2023.
Aceh Gender Conference (AGC) berfokus pada isu-isu gender dan pemberdayaan perempuan. Acara Konferensi Tingkat Rendah II ini dilaksanakan bersama stakeholder dengan membahas lima isu strategis yang mencakup aspek ekonomi, sosial, pendidikan, politik dan hukum, serta perlindungan perempuan. KTR (Konferensi Tingkat Rendah) Aceh Gender Conference merupakan langkah awal untuk menyukseskan kegiatan puncak dari Konferensi ini yaitu KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Aceh Gender Conference yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2023 mendatang.
Cut Sarah Humaira, selaku ketua panitia Aceh Gender Conference (AGC) mengatakan AGC Tngkat Rendah I dan II merumuskan strategi dan upaya yang dapat mengatasi masalah gender di Aceh. AGC juga akan dilakukan secara berkala dengan melaksanakan Konferensi Tingkat Rendah dan Konferensi Tingkat Tinggi yang mencakup Internal Kementrian, Stakeholder terkait dan Masyarakat umum.
“Sebelum acara AGC tingkat rendah II, kami sudah melaksanakan AGC tingkat I untuk internal kementrian untuk membahas isu-isu yang akan kami angkat di AGC tingkat II , yang isu-isunya kami percaya akan menjadi isu yang sub-strategis untuk kesetaraan gender. Dan hasil isu yang akan kami angkat ke tingkat tinggi adalah tentang gender protection, jadi kami memutuskan isu yang akan kami angkat adalah apa itu kesetaraan gender, bagaimana hukum yang melandasinya, bagaimana proteksi bagi perempuan dan juga akan mengangkat isu agama yang saat ini selalu menjadi perbincangan terkait laki-laki yang selalu mengganggap boleh adanya hak untuk melakukan beberapa tindakan yang dapat merugikan perempuan.” Ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan tujuan acara ini untuk membahas masalah gender yang relevan dengan konteks Aceh, serta mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan khususnya di Aceh.
“Tujuan kami menggelar acara ini untuk meningkatkan eksistensi BEM USK bahwa kami sadar akan pemerintah yang perlu melakukan pembenahan yaitu partisipasi perempuan dalam berbagai aspek dan bagaimana cara menyikapi adanya permasalahan krusial, dimana ada rasa bahwa perempuan tidak terjamin keselematannya dalam beraktivitas,” tuturnya.
Ghina Ashyla, selaku peserta Aceh Gender Conference (AGC) mengatakan kesannya dalam acara tersebut.
“Bagi saya kegiatan Aceh Gender Conference ini sangat menarik dan isu-isu yang dibahas juga sangat menggambarkan keadaan perempuan jaman sekarang sehingga isu ini memang perlu untuk diangkat dan ditinjau lebih lanjut,” ucapnya.[]
Editor: Teuku Ichlas Arifin