Beranda Opini Perempuan dan Lingkungan

Perempuan dan Lingkungan

BERBAGI
Ilustrasi. (Nisa Makrufa/DETaK)

Opini | DETaK

Dewasa ini, lingkungan di sekeliling sering terabai dan terpisahkan dari kata dilindungi dan dilestarikan. Manusia berlomba-lomba mengambil untung dari lingkungan alam tanpa memikirkan cara penanggulangannya. Hal tersebut berdampak pada hancur dan gopongnya lingkungan. Mengakibatkan tandus dan krisisnya lahan hijau, yang menjadi sumber oksigen manusia.

Kegiatan yang ramah akan lingkungan, sering dikaitkan pada kaum wanita. Sebagai contoh yang sering terlihat, yaitu banyak dari perempuan yang suka mengoleksi segala jenis tanaman baik untuk nilai estetika atau fungsinya. Hal tersebut merupakan contoh kecil dari kaum perempuan yang peduli akan lingkungan. Keterkaitan antara perempuan dan perawatan terhadap alam bukan karena sebuah inheren dalam diri perempuan, melainkan karena konstruksi sosial dan untuk alasan-alasan yang sifatnya material. Kepekaan perempuan terhadap apa yang dibutuhkan pada alam lebih dapat diandalkan.

Iklan Souvenir DETaK

Hal ini juga terlihat dari adanya komunitas-komunitas perempuaan yang melindungi lingkungan alam khususnya, dari pengeksplotasian tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Pertama, ada Chipko Movement merupakan gerakan para perempuan memeluk pohon untuk melindungi dari petugas pemerintah yang hendak menebang dan membangun istana. Chipko Movement menjadi bukti kekuatan perempuan dalam melindungi dan peduli ekologi.

Perilaku ini dapat membawa perubahan baik bagi lingkungan, yang didasari dengan rasa kepedulian, tanggung jawab maupun keterpaksaan. Kemudian Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) merupakan sekelompok perempuan yang memiliki tujuan yang sama yaitu mengupayakan untuk melestarikan dan memanfaatkan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), menjadi sumber kehidupan. Karena apabila terjadinya kerusakan TNKS, para perempuanlah khususnya Desa Pal VIII dan sekitar yang lebih dahulu merasakan dampaknya. Hal ini karena rentan dan pekanya perempuan terhadap perubahan yang terjadi, terlebih ranah negatif.

Melalui dua contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan. Hal tersebut dikarenakan perempuan memiliki kesadaran tanggung jawab dalam menjaga generasi untuk terus berkembang tanpa adanya hambatan yang terjadi karena kerusakan lingkungan. Akan tetapi, rasa tanggung jawab yang dimiliki kaum perempuan, tidak serta merta menjadikan lingkungan sebagai tanggung jawab kaum perempuan semata. Melainkan, perlu adanya kerja sama dari setiap pihak dalam mempersiapkan lingkungan dan bumi yang sejahtera. Jauh dari berbagai krisis, baik air, udara bersih dan lainnya. Apa yang kita lakukan hari ini pada lingkungan, akan berpengaruh bagi generasi beberapa tahun ke depan. Maka dari itu, mari kita jaga dan lindungi bumi kita dari tangan-tangan tak bertanggung jawab.

Penulis bernama Naily Jannati, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala.

Editor: Refly Nofril