Beranda Opini Berkah Dunia dan Akhirat Berkat Ulama

Berkah Dunia dan Akhirat Berkat Ulama

BERBAGI
Ilustrasi. (M. Talal/DETaK)

Opini | DETaK

Dalam syair-syair Islami sering kita dapati petuah-petuah yang penuh hikmah yang merupakan buah kasih dan sayang dari sosok mulia yaitu para alim ulama (al-‘alim al-‘alamah) dan zuriah Rasulullah (habaib). Betapa banyak nash Qur’an, as-sunnah, dan at-thar yang tercatat rapi dalam katalogisasi kitab-kitab klasik, yang mengisahkan betapa pentingnya peran mereka sebagai lampu penerang dalam kehidupan umat.

Namun, sangat disayangkan di saat seperti ini banyak para generasi muda yang tidak kenal bahkan tidak mau tahu sosok mereka. Padahal apabila kita bertanya siapakah idola Anda pasti akan membiaskan jawabannya dengan menyebut Rasulullah sebagai idolanya, hal ini benar dan bagus. Tapi sayangnya jawaban itu hanyalah postulat semata. Lantas bagaimana cara kita mengidolakan Rasulullah kalau kita tidak pernah belajar tentangnya, dan sesungguhnya sosok ulamalah yang telah mengenalkan kita dengan Allah SWT dan nabi-nabi-Nya termasuk Rasulullah SAW. Lantas kenapa kita lupa dengannya?

Iklan Souvenir DETaK

Pernahkah, kita berpikir sesaat? Apa jadinya diri kita apabila tidak ada sosok yang disebut ulama. Rusulullah SAW bersabda “Orang berilmu (ulama) itu adalah pewaris dari nabi-nabi.” (HR. Abu Dawud, Ath- Turmudzi dll dari Abid Darda’).

Nabi Muhammad telah meninggalkan kita 1400 tahun yang lalu, kini hanya warisan ilmu dan as-sunnah yang beliau wariskan kepada kita. Dari hadis di atas tergambar jelas bahwa sosok ulama yang rabbaniyin memiliki posisi dan derajat tinggi di sisi Allah SWT sehingga disejajarkan dengan para nabi.

Dalam Qur’an Surah Fathir ayat 28, “Sesungguhnya yang takut akan Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama (ahli ilmu)”. Seharusnya kita sadar bahwa setelah taat kepada orang tua maka taat kepada ulama/guru juga kewajiban bagi kita. Namun sayangnya di era seperti ini ada upaya-upaya jahat kaum liberal dan fundamental dalam merusak tradisi Islam dengan menyebarkan paham-paham sesat dan ajakan ektrimis untuk membeci dan bahkan menghina ulama karena masalah berbeda pandangan dengan dirinya dan gurunya.

Sudah seharusnya kita ta’zim  terhadap ulama, mendengar nasihatnya dan merangkum hikmahnya sebagai petuah hidup serta berharap di yaumul qiyamah  Allah SWT menghitung amal ibadah kita kerena ilmu yang kita peroleh dalam beribadah adalah ilmu yang benar bersumber dari ulama yang sanadnya tersambung dengan Rasulullah dan salafunas sholih. Nabiyullah bersabda, “Kelebihan orang berilmu dari orang ‘abid (orang yang banyak ibadahnya) seperti kelebihanku dari orang yang paling rendah dari shahabatku.” (HR. Ath- Thurmudzi dari Abi Amamah, Isnad Hasan Shahih). Wallahu ‘alam binsawab.

Tulisan ini hanyalah secuil dari ihwalnya khazanah klasik dunia islam, terutama dalam peneladanan akhlak para Aulia Allah SWT. Maka penulis dalam tulisan lanjutan akan mamaparkan biografi para ulama tersebut dari setiap generasi.[*]

Penulis adalah Sahimi Ishak, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala angkatan 2018. Ia juga merupakan salah satu anggota di UKM Pers DETaK USK.

Editor: Indah Latifa