Beranda Opini Begal di Aceh dan Keterlibatan Remaja

Begal di Aceh dan Keterlibatan Remaja

BERBAGI
Ilustrasi. (Selma Alifah/ DETaK)

Opini | DETaK

Beberapa waktu lalu, sekelompok remaja Banda Aceh diamankan oleh pihak kepolisian atas perkara pembegalan dijalanan. Para pelaku ditahan dengan barang bukti senjata tajam berupa sabit dan golok. tidak sekali dua kali, kasus pembegalan kembali terjadi hingga memakan korban dengan luka yang cukup serius.

Banyak faktor yang menyebabkan pembegalan terjadi diantaranya faktor lingkungan, ekonomi, dan dibawah pengaruh obat-obatan. Jika diperhatikan, para pelaku pembegalan rata-rata masih di bawah umur dan kebanyakan dari mereka melakukan aksinya tanpa tujuan yang jelas. Sebenarnya, apa yang melatarbelakangi peristiwa tersebut?

Iklan Souvenir DETaK


Masa remaja adalah masa di mana seorang anak sedang mencari jati dirinya. Lingkungan dan peran keluarga perlu disorot dalam perubahan perilaku sosial anak. Dalam kasus ini, komunikasi keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu membentuk pola pikir anak. Mereka (anak) yang merasa cukup dihargai dan dihormati sejak kecil tidak akan perlu meminta validasi dari orang lain, sehingga kecil kemungkinan pergaulan anak mengarah kepada pergaulan yang tidak sehat.

Jika seorang anak merasa dirinya tidak berharga dan tidak dianggap dalam lingkungan keluarganya, dia akan mencari validasi di luar di mana di sanalah dia akan dihormati dan dianggap menjadi bagian dari mereka. hal inilah yang menyebabkan terbentuknya kelompok pembegalan. Mereka dengan rasa tidak bersalah akan tetap melakukan suatu hal yang dianggapnya benar jika mendapat dukungan dari kelompok atau orang sekitarnya.

Tidak hanya satu, kelompok begal ini tersebar di berbagai tempat atau jalan yang dipatenkan menjadi wilayah mereka. Ketika kelompok tersebut berhasil diamankan oleh kepolisian, terdapat satu orang dewasa yang umurnya jauh di atas pelaku pembegalan lainnya. Perlu ditelusuri lebih lanjut apakah seseorang tersebutlah yang menjadi penyokong atau penggerak aksi tidak terpuji yang dilakukan para remaja dijalanan. Apa dan bagaimana solusi dari permasalahan pembegalan di Aceh untuk mengembalikan ‘wajah’ Aceh yang sering dinilai sebagai salah satu kota aman dan damai di Indonesia?.

Penulis bernama Selma Alifah, mahasiswi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala.

Editor: Aisya Syahira