Riska Iwantoni | DETaK
Banda Aceh – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memperingati haari pendidikan yang jatuh pada 2 Mei dengan menggelar aksi di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Minggu, 3 Mei 2015.
Dalam aksinya, mahasiswa menilai pendididikan indonesia saat ini masih memprihatinkan dan banyak kekeliruan, terlebih baru-baru ini pemerintah menerapkan UN CBT sebagai evaluasi pendidikan nasional berbasis komputer. Namun dalam penerapannya tak luput dari kegagalan dan kebocoran soal.
“Kita harapkan nantinya, ada dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang adil, tidak hanya terfokus kepada kota-kota besar, tetapi mendapat perbedaan yang sangat jauh sekali dengan daerah di tempat lain,” kata Arif, ketua BEM Universitas Riau kepada detakusk.com.
Aksi yang diikuti oleh belasan universitas di sumatera ini membawa poster berisikan tuntutan dan sindiran terhadap pemerintah. Selain itu peserta aksi juga secara bergantian menyampaikan orasi dari perwakilan universitas masing-masing, kemudian berlanjut dengan pembacaan tuntutan yang di tujukan kepada pemerintah indonesia.
“Dengan mengambil momentum hari pendidikan nasional, kami dari BEM SI Sumbagut merasa perlu untuk mengritisi pemerintah juga upaya untuk menggelorakan semangat kita dari ujung barat sumatera sampai ke ujung timur indonesia,” jelas Galant Sutari, mahasiswa Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.
Tuntutan tersebut mendesak pemerintah untuk menata ulang UN CBT, rencana kurikulum yang akan dilakukan ke depan, serta meningkatkan aksesibilitas pendidikan terutama untuk di daerah 3-T.
Untuk diketahui, mahasiswa yang ikut dalam aksi ini adalah pererta kongres BEM SI wilayah Sumbagut, yang dilaksanakan di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sejak 1 Mei 2015 lalu.[]
Editor: Masridho Rambey