Beranda Headline FLP Aceh Bedah “Marwah di Ujung Bara”

FLP Aceh Bedah “Marwah di Ujung Bara”

BERBAGI

Sulistiono | DETaK

Iklan Souvenir DETaK

(Dari kiri ke kanan) Moderator, Darwis Tere Liye, Muhammad Nazar dan Rh. Fitriadi sedang mendiskusikan novel "Marwah di Ujung Bara" karya Rh. Fitriadi di gedung AAC Dayan Dawood, Minggu (8/1/2012) pagi. (Foto: Mirza/DETaK)

Darussalam – Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh menggelar launching dan diskusi novel “Marwah di Ujung Bara” karya Rh. Fitriadi di gedung AAC Dayan Dawood, Minggu (8/1/2012). Ketua panitia, Ibnu Syahri Ramadhan mengatakan sekitar 1.600-an orang mulai dari penulis, tokoh politik serta masyarakat umum termasuk mahasiswa hadir dalam acara itu. “kegiatan ini bertujuan untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa sastra itu bisa merekam sejarah dengan cara yang baik. Melalui sastra kita bisa merekam cerita masa lalu dengan cara yang indah dan manis,” katanya.

Dalam acara itu hadir sebagai pembicara penulis novelnya sendiri, Rh. Fitriadi, Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar dan Darwis Tere Liye, salah seorang novelis. R.h Fitriadi mengatakan  bahwa konflik Aceh yang terjadi sekitar hampir 30 tahun tidak harus ditulis dengan kisah yang menyeramkan dan menakutkan. “Konflik Aceh juga bisa ditulis melalui sebuah novel dengan penuh kisah-kisah yang humanis nan manis dan sekaligus belajar dari tokoh-tokoh pelaku sejarah yang masih hidup,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar berharap agar generasi aceh khususnya kepada mahasiswa selaku pelaku perubahan harus berpikir bagaimana memajukan ekonomi Aceh. “Generasi muda Aceh tidak perlu lagi pegang senjata, pegang saja pena dan buku, majukan ekonomi. Jangan sampai seperti saya, masuk penjara dulu baru menjadi pemimpin,” ujar mantan aktivis Sentra Informasi Referendum Aceh (SIRA) yang juga sebagai salah satu tokoh yang diceritakan dalam novel “Marwah di Ujung Bara” itu.

Hadir sebagai salah seorang pembicara dalam acara tersebut, Darwis Tere Liye memberikan pujian kepada novel karya Rh. Fitriadi, “Marwah di Ujung Bara”. Ia mengatakan naskah dalam novel itu cukup netral dan berimbang. “Ibarat sebuah meja, kaki penyangganya sangat sempurna. Rh. fitriadi mampu menggabungkan fakta dan fiksi yang didukung dengan riset data yang memadai,” kata penulis novel “Hafalan Sholat Delisa” itu.

Dalam acara itu turut juga hadir Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’adudin Djamal, Dewi Meutia, isteri Muhammad Nazar. Acara pemberian novel “Marwah di Ujung Bara” kepada seluruh peserta yang hadir. []