Indah Latifa, Nihayatul Afifah H, M. Abdul Hidayat | DETaK
Darussalam – Bangunan Sekretariat Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Syiah Kuala (USK) dirusak oleh ratusan mahasiswa yang diduga berasal dari Fakultas Teknik USK pada Rabu, 12 Oktober 2022 sekitar pukul 23.00 malam.
Sejumlah fasilitas kampus rusak akibat kejadian tersebut, di antaranya kaca jendela sekretariat ormawa dan beberapa gedung di depannya, kebun jagung praktikum mahasiswa, tanaman hias, tong sampah hingga beberapa bagian bangunan sekretariat yang belum lama diresmikan itu. Empat sepeda motor yang terparkir di depan sekretariat pun turut jadi pelampiasan.
Kronologi Penyerangan
M. Sadri Fauzi, Ketua BEM FP USK menjelaskan pada malam kejadian, ia dan anggotanya sedang rapat membahas Hari Ulang Tahun (HUT) Fakultas Pertanian hingga secara tiba-tiba datang ratusan massa dari belakang Gedung Fakultas Pertanian.
“Awalnya kami mau buat diskusi rapat mengenai HUT Fakultas Pertanian tapi secara tiba-tiba dan mendadak ada segerombolan yang menyerang kampus dari belakang,” ujar Fauzi saat diwawancarai Tim DETaK pada Kamis, 13 Oktober 2022.
Berdasarkan pengakuan Fauzi, massa yang datang berjumlah sekitar 200 hingga 300 orang dan mahasiswa Fakultas Pertanian yang berada di lokasi kejadian berjumlah sekitar 20 orang. “Dari Pertanian kurang lebih ada 20 orang, kalau segerombolan tu sekitar 200 sampai 300 orang.”
Berbeda dengan yang didapati oleh Hafish Alfarizy, Ketua BEM FT USK, dari kesaksian temannya. Ia mengatakan sebelum memasuki Gedung Fakultas Pertanian, pihak mahasiswa dari Fakultas Pertanian telah menyambut mereka dan mengatakan ajakan-ajakan provokatif untuk masuk ke dalam. Hafish mengaku pada saat terjadi penyerangan, ia tak ikut serta dalam kejadian tersebut.
“Sebelum masuk, sebelum melangkahi pagar Gedung Pertanian, sudah disambut memang dari dalam, kata kawan-kawan. Itu ajakan untuk masuk ke dalam,” ujarnya.
Dalam kejadian tersebut, Fauzi mengungkapkan terdapat korban yang terkena pukulan benda tumpul, namun dalam kondisi tersebut pihaknya tidak melakukan perlawanan karena jumlah massa yang mencapai ratusan orang sehingga dikhawatirkan membawa senjata tajam, bom molotov, dan juga kayu.
“Ada yang kena pukul juga karna kan mereka rame massanya, tapi kami juga gak memberikan perlawanan gimana. Karena mereka terlalu rame jadi dikhawatirkan bawa senjata tajam, bom molotov, dan juga kayu,” ungkapnya.
Terkait pemberitaan-pemberitaan yang menyebutkan massa mahasiswa yang datang membawa senjata tajam, Hafish menyangkal hal tersebut. Ia mengaku telah menanyakan kepada teman-temannya yang turut ikut dalam penyerangan tersebut namun tak mendapati yang membawa senjata tajam.
“Memang malam itu kampus rame, jadi kawan-kawan malam itu memang datang ke sana dengan emosi, saya akui memang emosi. Disayangkan memang, malam hari itu keluar berita kemudian ada yang bilang bawa sajam, tapi tidak, bukan anak teknik itu.”
Awal Permasalahan
Tindak penyerangan yang dilakukan tersebut ternyata terjadi bukan tanpa sebab. Sekitar sebulan yang lalu yakni tanggal 01 September 2022, permasalahan bermula dari postingan Instagram salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian USK yang bertuliskan “Buku, Cinta, dan Pesta akan segera berakhir, mari kita nikmati!”.
Postingan tersebut kemudian dilihat oleh mahasiswa Fakultas Teknik USK yang kemudian dianggap menyinggung dan memprovokasi. Bagi mereka, Buku, Cinta, dan Pesta merupakan ideologi yang telah ada di Fakultas Teknik USK sejak tahun 1970-an.
“Dan faktanya adalah buku, cinta, dan pesta bagi saya dan keluarga saya di sini, bagi mahasiswa Fakultas Teknik, alumni, civitas akademika, semua yang ada di sini itu adalah ideologi, slogan yang dimiliki oleh Fakultas Teknik, dan itu sudah ada dari taun 70-an. Puluhan tahun sudah kami jaga itu,” ujar Hafish Alfarizy dalam wawancara pada Jum’at, 14 Oktober 2022 di Sekretariat BEM FT.
Keesokan harinya, mahasiswa FP yang memposting postingan tersebut mendatangi Sekretariat BEM FT didampingi oleh Ketua BEM, Ketua DPM, dan 3 mahasiswa FP. Mahasiswa tersebut mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada mahasiswa FT. Dari pertemuan tersebut terdapat kesepakatan bahwa mahasiswa yang bersangkutan harus memposting video permintaan maaf dan klarifikasi.
Pada hari itu pula, sebagai wujud penerimaan maaf dan terjalinnya kekeluargaan antara Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik, keenam mahasiswa FP tersebut menjalani suatu hal yang dianggap tradisi di FT, yaitu 3 kali penyiraman menggunakan air yang berbeda. Penyiraman pertama menggunakan air kotor, penyiraman kedua menggunakan oli, dan penyiraman ketiga menggunakan sabun dan air bersih.
Namun tampaknya, mahasiswa Fakultas Pertanian tak terima dengan perlakuan tersebut. Pada 03 September 2022, puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian mendatangi sekretariat BEM FT untuk meminta penjelasan. Terjadi percakapan panjang bertempat di Kantin FT USK.
Hafish, ketika ditanyai terkait penyiram oli yang dilakukan oleh pihaknya kepada 6 mahasiswa FP tersebut menegaskan bahwa penyiraman menggunakan 3 jenis air itu adalah tradisi yang telah lama dilakukan oleh mahasiswa Teknik sebagai simbol persaudaraan dan kekeluargaan.
“Jadi Pertanian juga menyampaikan ingin membangun komunikasi dengan Teknik, membangun silaturahmi, membangun persaudaraan dengan Teknik, kami mandikan kawan-kawan Pertanian. Setelah kami mandikan, kami mandikan lagi dengan air bersih dan sabun, lalu kami berikan baju bersih. Dan saat itu Ketua BEM Pertanian saya berikan baju saya sendiri, saya berikan baju bersih saya kepada Ketua BEM Pertanian dengan pesan tolong dijaga Pak BEM bajunya. Itu adalah salah satu tradisi yang ada di Teknik dalam bentuk persaudaraan,” jelas Hafish panjang kepada pewarta.
Pada 06 September 2022, secara mengejutkan akun Instagram resmi BEM FP @bemfpusk memposting foto bertuliskan “Buku, Cinta, dan Pesta Akan segera berakhir Mari kita Nikmati!” dengan tambahan hashtag #Kitabertemanlebihdarisaudara. Hal ini membuat mahasiswa FT semakin terprovokasi.
Permasalahan terus berlanjut. Dari pesan yang tersebar di kalangan mahasiswa Pertanian pada 14 Oktober 2022 terkait kronologi pengrusakan fasilitas kampus, Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FP terus berupaya mengundang agar Ketua BEM FT datang ke Fakultas Pertanian. Namun Ketua BEM FT tak kunjung memenuhi permintaan tersebut.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni USK, Mustanir, telah berupaya menyelesaikan permasalahan ini dengan mengundang Dekanan Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian, Ketua BEM FP dan Ketua BEM FT ke ruangannya. Namun nihil, permasalahan ini juga tak kunjung menemui ujungnya.
“Kita mediasi di sini, karena kesibukan Pomnas dan Peksimida maka mediasi itu agak lama, jadilah ini hampir satu bulan,” ujar Mustafa Sabri, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni saat ditemui pada Jumat, 14 Oktober 2022 di ruangannya.
Setelah pertemuan itu, terdapat vandalisme yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian berupa gambar tak senonoh dan tulisan “Ditunggu di Kampus Hijau” pada papan reklame milik FT yang dinilai menghina harga diri mahasiswa Teknik.
Papan reklame Fakultas Teknik yang terkena vandalisme. (Dok. BEM FT)
Empat mahasiswa perwakilan BEM Teknik tanpa Ketua BEM kemudian datang pada Selasa, 11 Oktober 2022 malam memenuhi undangan ke Kampus Hijau yang merupakan kiasan dari Fakultas Pertanian untuk menanyakan maksud dan tujuan pencoretan pada papan reklame mereka.
“Saat berbicara terjadi perdebatan, omongan dari perwakilan mahasiswa FT dipotong, dilempar gelas dan ditodongkan parang sambil diusir. Berita itu tersebar dan akhirnya terjadi. Dan di gelombang kedua di malam besoknya datang lagi dengan massa yang lebih rame di sana,” ungkap Hafish.
Perlakuan tak mengenakkan pada malam itu diduga kuat sebagai pemicu terjadinya penyerangan yang mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas di Fakultas Pertanian. BEM FT melalui akun Instagram resmi miliknya @bemftusk telah angkat suara dengan memposting bukti rekaman suara kejadian tersebut.
Tanggapan Pihak Kampus
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni USK, Mustafa Sabri saat ditemui di ruangannya mengaku menyayangkan kejadian ini. Ia mengatakan pengrusakan fasilitas kampus ini tak seharusnya terjadi karena pembangunan dan perbaikannya menggunakan dana kemahasiswaan.
“Mahasiswa ini sebenarnya harus memikirkan bahwa kerusakan kampus itu adalah dana-dana kemahasiswaan juga, dana dari UKT mereka yang harus kita perbaiki itu. Karena apa, uang mereka, UKT mereka itu akan digulirkan lagi untuk perbaikan kampus, perbaikan SDM, perbaikan semua untuk pembelajaran mahasiswa. Seandainya mahasiswa itu tau UKT mereka akan dikemanakan, mereka tidak akan merusak apa-apa, kan sayang gitu, sia-sia. Sebenarnya kampus kita adalah kampus bersama,” ujarnya.
Mustafa mengungkapkan bahwa akan ada sanksi akademik yang menanti para pelaku pengrusakan fasilitas kampus.
“Kita buat sanksi akademik, nanti di akhir itu kita sudah mendata siapa-siapa yang membuat keributan akan dikenakan sanksi akademik. Ini jelas dibilang Pak WR 1 bahwa akan dikenakan sanksi akademik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, saat ini pihak Dekanan Fakultas Pertanian tengah mendata kerusakan-kerusakan yang terjadi di kampusnya. Terkait para pelaku masih dalam tahap pengusutan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
“Prosesnya kita sudah mulai, pihak Pertanian itu sudah mulai mendata kerusakan-kerusakan yang terjadi. Di pihak dekan kita sudah duduk, dua dekan itu, dan didampingi WR 1 dan WR 3. Jadi pihak Dekan Teknik sudah memerintahkan bahwa BEM Teknik itu tidak boleh turun, maka pada saat malam itu BEM Teknik tidak ada, yang melakukan demo (penyerangan) ini siapa, jadi tanda tanya, maka perlu pengusutan lebih lanjut,” pungkasnya.
Damai atau ke Jalur Hukum?
Hafish Alfarizy mengatakan dalam wawancaranya bahwa sampai saat ini pihaknya masih berniat dan selalu siap untuk berdamai, namun ia juga meminta pertanggungjawaban terhadap perbuatan mahasiswa Fakultas Pertanian sebelumnya.
“Sampai saat ini masih ada, dari Teknik dari awal kami sampaikan kami bukan orang yang mau memulai perkara, Teknik bukan orang yang ingin memulai permasalahan, dan Teknik selalu siap untuk berdamai. Karna apabila terjadi pergesekan yang dirugikan banyak. Tapi yang kami mau apa yang sudah dilakukan oleh kawan-kawan Pertanian itu ditanggungjawabi,” tegasnya.
Berbeda dengan pihak Fakultas Teknik, Ketua BEM FP, Fauzi mengungkapkan bahwa pihaknya akan menempuh jalur hukum terkait permasalahan ini.
“Ke depannya langkah selanjutnya kami akan melanjutkan dengan jalur hukum, gitu,” tutup Fauzi.[*]
Editor: Della Novia Sandra