Beranda Headline BEM FKIP USK Gelar Bakti Pendidikan di Pulo Aceh

BEM FKIP USK Gelar Bakti Pendidikan di Pulo Aceh

BERBAGI
Bakti pendidikan BEM FKIP di Pulo Aceh.17/08/2024.(Dok.Panitia)

Syifa Ainayya | DETaK

Darussalam-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) kembali melaksanakan program tahunan bakti pendidikan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Divisi Sosial Masyarakat (SOSMA) BEM FKIP USK ini mengangkat tema “Bercengkrama Bersama Wujudkan Generasi Unggul dan Bermutu dengan Semangat Proklamasi, Nasionalisme, dan Gotong Royong.” Program ini berlangsung di Desa Breuh, Pulo Aceh, pada 13 hingga 18 Agustus 2024.

Dipilihnya Pulo Aceh sebagai lokasi utama dikarenakan kondisi pendidikan di sana yang masih memerlukan perhatian khusus.

Iklan Souvenir DETaK

“Pulo Aceh menjadi perhatian khusus karena kondisi pendidikan di sana yang masih membutuhkan perhatian,” ujar Zuhri, Ketua Panitia Bakti Pendidikan.

Program Bakti Pendidikan ini mencakup berbagai kegiatan edukatif, seperti literasi, pengajaran, penyuluhan tentang bahaya narkoba, serta informasi mengenai pendidikan lanjutan di perguruan tinggi. Selain itu, kegiatan ini juga meliputi edukasi tentang gizi dan anemia kepada remaja. Tidak hanya terbatas pada kegiatan formal, Bakti Pendidikan tahun ini juga diramaikan dengan perlombaan Hari Kemerdekaan yang ditujukan untuk anak-anak Sekolah Dasar di Desa Breuh. Perlombaan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sekaligus memberikan hiburan yang edukatif.

“Kegiatan ini mengajarkan saya tentang solidaritas, berbagi, serta kepemimpinan yang tulus, terutama kepada anak-anak di Pulo Aceh yang ternyata masih sangat membutuhkan perhatian kita,” ungkap Miraatun Hayati, penanggung jawab kegiatan Bakti Pendidikan.

Ketua BEM FKIP USK, Hibatullah Nibras, menyatakan bahwa program ini merupakan bentuk dukungan moral bagi calon pendidik untuk menginspirasi dan memberikan pengetahuan, serta membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik di daerah terpencil.

“Program ini dirancang juga untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa-siswa di Pulo Aceh agar mereka mendapatkan akses pendidikan yang layak meskipun berada di daerah terpencil,” tambahnya.

Zuhri mengaku bahwa transportasi menuju Desa Breuh menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi panitia.

“Sebelumnya, kapal fery papuyu beroperasi menuju Pulo Breuh, namun beberapa bulan terakhir ini kapal tersebut tidak beroperasi lagi karena berbagai alasan,” jelas Zuhri.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Zuhri tetap optimis dan siap menghadapi kendala yang ada. Sebagai Ketua Panitia, kegiatan merupakan pengalaman pertamanya memimpin kegiatan besar seperti ini.

“Persiapan yang kami lakukan sangat matang, mulai dari survei lokasi hingga menyusun program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Tentu saja ada tantangan yang kami hadapi, tetapi saya selalu siap untuk menyelesaikannya, baik sendiri maupun melalui diskusi dengan panitia lainnya,” tutup Zuhri.

Program Bakti Pendidikan ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk YBM Brilian Aceh, Human Initiative Aceh, dan Yakesma Aceh, serta dukungan dari pihak kampus. Publikasi kegiatan juga didukung oleh Media Center Kantor Gubernur, DETaK USK, dan beberapa media lainnya.[]

Editor: Masya Pratiwi