Beranda Feature Sebulan di Negeri Gajah Putih: Pengalaman Mahasiswa Mengajar di Thailand

Sebulan di Negeri Gajah Putih: Pengalaman Mahasiswa Mengajar di Thailand

BERBAGI
Foto bersama dalam acara perpisahan program USK mengajar (Dok. Pribadi)

Zarifah Amalia (AM) | DETaK

Di negeri dengan seribu kuil dan seribu pesonanya, pantai-pantai pasir putih yang tersebar di bentang alamnya, hutan hujan tropis yang indah, serta kulinernya yang pedas dan beragam. Ke sanalah kaki beberapa mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) ini melangkah. Thailand memang negara dengan seribu daya tarik yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit. Namun, bukan untuk berwisata mahasiswa ini berkunjung, melainkan untuk memberikan ilmu dan pembekalan bahasa kepada calon mahasiswa USK yang berasal dari Thailand.

Kaisah Ghufrani Iskandar, mahasiswi dari program studi (prodi) Pendidikan Biologi adalah salah satu dari 12 mahasiswa yang terpilih untuk mengajar di sana. Kaisah mengaku mengikuti program ini karena ingin menambah pengalaman dan mengembangkan diri untuk menjadi guru yang lebih baik.

Iklan Souvenir DETaK

“Saya tertarik karena saya ingin mengembangkan diri saya dari segi sosial dan pengalaman. Saya dulu tidak berpartisipasi dalam banyak program ketika masih di SMA (Sekolah Menengah Atas), jadi saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan pengalaman dan membangun diri menjadi guru yang lebih baik. Dan saya juga tertarik dalam mempelajari budaya di negara luar,” ungkapnya.

Program USK Mengajar 2023 di Thailand adalah program yang bertujuan untuk membantu calon mahasiswa USK yang berasal dari Thailand agar bisa bertutur kata menggunakan Bahasa Indonesia. Sebanyak 12 mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang terdiri dari lima mahasiswa prodi Bahasa Indonesia, dua mahasiswa prodi Bahasa Inggris, dua mahasiswa prodi Matematika, dua mahasiswa prodi Fisika dan satu mahasiswa prodi Biologi.

Program mengajar tersebut bertempat di yayasan Miracle Language Center Thailand, tepatnya di Narathiwat Thailand Selatan. Mahasiswa yang diajarkan adalah calon mahasiswa Thailand yang akan berangkat ke Indonesia untuk belajar di USK pada tahun 2023 bulan Agustus lalu.

“Selama di Thailand, saya mengajar mata pelajaran Biologi. Keseluruhan mahasiswa program ‘USK Mengajar 2023’ mengajar selama dua jam pada masing-masing mata pelajaran setiap harinya. Akan tetapi, khusus pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, mahasiswa program ‘USK Mengajar’ mengajarkan selama empat jam atau dua kali dalam sehari pada pagi dan sore hari, yaitu teori pada pagi hari dan praktek pada sore hari,” tutur Kaisah.

Mengajar calon mahasiswa Thailand selama satu bulan bukanlah hal yang mudah, terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang baru pertama kali didatangi karena tidak semua penduduk Narathiwat yang berada di Thailand mampu berbicara Bahasa Melayu. Jadi proses belajar mengajar harus dilakukan dalam dua bahasa. Selain itu, perasaan rindu dengan keluarga dan makanan yang ada di kampung halaman juga menjadi salah satu kendala yang dirasakan Kaisah.

“Mungkin ada sedikit kendala saya terhadap makanan Thailand dimana jauh beda dari makanan Indonesia. Saya merasa kesusahan dalam menerima cita rasa dari kuliner Thailand, yang dimana makanan Thailand cenderung memiliki rasa asam yang tinggi,” sebutnya.

Namun hal tersebut bukanlah masalah yang besar bagi Kaisah, dia tetap merasa senang karena bisa bertukar budaya dengan masyarakat Thailand dan mendapatkan banyak pengalaman serta teman-teman baru di sana.

“Para mahasiswa USK mengajar dianjurkan untuk mengajarkan budaya dan bahasa ke para siswa dan mereka menyambut kita dengan hangat dan baik. Banyak siswa-siswi yang menunjukkan rasa minat dan ingin tahu terhadap budaya dan Bahasa Indonesia,” begitulah ungkap Kaisah yang membuatnya tetap semangat
dalam menjalani hari-harinya sebagai pengajar di Thailand.

Kaisah juga menceritakan hal yang paling berkesan baginya selama sebulan mengajar di Thailand. Yang mana menurutnya menghabiskan waktu dengan siswa-siswi calon mahasiswa USK tetap menjadi hal yang paling menyenangkan dan membekas.

“Hal yang paling berkesan selama di sana adalah melaksanakan kegiatan lomba beberapa games yang ada di Indonesia seperti oper sarung, oper tepung, voli balon dan menjaga keseimbangan teko yang berisi air di atas sarung. Lomba-lomba tersebut kami laksanakan pada akhir program ‘USK Mengajar 2023’ sebagai acara perpisahan simbolis dari mahasiswa ‘Program USK’ mengajar,” kenangnya.

Waktu sebulan yang diberikan untuk mengajar pun akhirnya selesai dan waktunya untuk kembali ke Indonesia, Kaisah mengaku sedikit berat meninggalkan pengalaman-pengalamannya yang menyenangkan, serta teman-teman baru yang dia dapatkan. Mengajar di Thailand selama sebulan ini memberikannya banyak kenangan manis dan berharga, beragam bantuan dan dukungan juga banyak dia terima, baik dari keluarga maupun teman-temannya. Namun Kaisah tetap merasa bersyukur dapat kembali dengan selamat ke tanah air tercinta dan kembali bertemu dengan keluarga yang sudah sebulan ia tinggalkan.

“Keluarlah dari zona nyaman kita, mencoba melakukan hal-hal yang baru bisa tampak mengerikan atau kadang merasa kita tidak mampu melakukan hal tersebut. Akan tetapi, setiap langkah yang diambil untuk keluar dari zona nyaman Insya Allah akan mengarah pada pertumbuhan pribadi, pembelajaran, dan kesuksesan,” itulah pesan yang disampaikan Kaisah kepada mahasiswa USK agar bisa merasakan pengalaman yang sama dengan dirinya atau bahkan pengalaman yang lebih hebat lagi.

Editor: Refly Nofril