Beranda Feature Jadi Satu-Satunya Perwakilan USK di World Skills Competition, Muhammad Naufal Anis Siap...

Jadi Satu-Satunya Perwakilan USK di World Skills Competition, Muhammad Naufal Anis Siap ke Shanghai Oktober Mendatang

BERBAGI
Muhammad Naufal Anis, mahasiswa USK yang wakili Indonesia di ajang World Skills Competition. (Dok. Pribadi)

Ahlul Aqdi | DETaK

Banda Aceh – Muhammad Naufal Anis adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala angkatan 2018 yang merupakan satu-satunya perwakilan USK untuk mewakili Indonesia pada kompetisi Internasional dalam ajang World Skills Competition untuk cabang Graphic Design Technology yang akan diadakan di Shanghai, Cina.

Iklan Souvenir DETaK

Seharusnya Naufal terbang ke Shanghai tahun lalu, tetapi akibat Covid-19, lomba yang diadakan 2 tahun sekali oleh organisasi Wordskills ini ditunda dan akhirnya dilaksanakan di tahun 2022 pada bulan Oktober mendatang.

Sebelum berhasil menjadi perwakilan Indonesia di ajang World Skills Competition, Naufal telah memiliki sederet prestasi yang tidak kalah membanggakan. Sebelumnyaia telah menjuarai lomba kompetensi siswa SMK tingkat provinsi dengan mata lomba graphic design technology 2016, peringkat 4 LKS Nasional SMK 2017 dengan mata lomba yang sama, juara 1 seleksi daerah Asean Skills Competition (Prov Aceh) 2019 dengan mata lomba yg sama, dan yang terakhir peringkat 6 Global Skills Challenge yang diikuti belasan negara peserta Worldskills sebagai persiapan dan pertandingan persahabatan menjelang Worldskills di Shanghai.

Kepada Tim DETaK, Naufal membocorkan awal mula ia tertarik dan memilih untuk fokus di bidang yang sedang mengangkat namanya tersebut. Ternyata ketertarikan tersebut dimulai ketika ia melihat kerabatnya yang bekerja sebagai desainer grafis. Kala itu dirinya baru duduk di bangku Sekolah Dasar.

“Kalau desain grafis itu awalnya waktu SD, kelas 4 apa 5 gitu, ngeliat salah seorang kerabat yang kerjaannya desainer grafis. Terus dari situ mulai suka dan belajar. Setelah itu masuk SMKN 1 Tapaktuan, pilih Jurusan Multimedia, dan lebih mendalamin lagi serta banyak mendapat kesempatan di sana,” ungkap Naufal.

Naufal juga menjelaskan pentingnya bagi mahasiswa untuk menemukan dan mengasah bidang atau kemampuan khusus yang dimiliki.

“Sebenarnya penting ya (menemukan bidang/ kemampuan), tapi untuk tau bidang/ kemampuan mana yang harus kita fokusin itu kan juga ga boleh asal pilih. Harus diperhatikan juga plus minus-nya sama prospek ke depannya kaya apa. Nah, sebelum tahap ini biasanya kita ada di tahap proses mencari. Kalo masih di tahap mencari sih bagusnya dicobain aja semua sampe dapat kira-kira bidang mana yang mau kita fokusin. Menurutku, intinya adalah kita harus suka dulu sama kemampuan itu, kalo udah suka kita pasti ga berhenti untuk eksplorasi dan belajar,” ujar Naufal.

Selama menekuni bidang tersebut, Naufal mengaku tidak pernah beralih dan tetap konsisten hingga ia dapat memanfaatkan keahliannya untuk mendapatkan penghasilan, “Kalo beralih sih engga ya, soalnya emang dari dulu suka dan masih suka. Dari SMK juga mulai-mulai freelance, jadi menghasilkan juga dari bidang itu sampe sekarang.”

Bagi mahasiswa yang khawatir jika prestasi akan mengganggu kuliah, Naufal membagikan kiat-kiat untuk mengatasi hal tersebut.

“Yang paling penting jangan berhenti untuk eksplor/belajar banyak hal. Kembangin diri terutama untuk mahasiswa-mahasiswa baru. Value kita sebagai manusia sebenarnya ga cuma diukur dari prestasi akademik ataupun non-akademik, tapi dari impact dan kebermanfaatan kita bagi orang di sekitar. Dengan terus belajar, kesempatan kita untuk bermanfaat dan memberikan dampak baik ke orang-orang akan semakin besar,” jelas Naufal.

Bagi mahasiswa yang memiliki sifat mageran. Naufal juga memberikan tips untuk mengatasi sifat mengganggu tersebut. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mencatat goals yang kita inginkan.

“Mager-magernya pasti ada lah ya cara ngatasinnya paling ngingat-ngingat lagi aja goals atau target-target yang belum tercapai yang udah dicantumin di timeline, yang selalu aku bikin di awal tahun. Ini juga alasan kenapa mencatat goals itu penting. Waktu keadaan lagi down, kita kadang bisa lost, gatau apa yang sebenarnya kita perjuangin atau apa kita udah di jalan yang benar atau salah segala macam. Kadang perasaan bingung itu bisa muncul. Kalo kita catat goals kita, one day kita merasa malas kita bisa liat lagi, trus bisa balik ke jalan yang udah kita perjuangin sebelumnya,” tutup Naufal.[]

Editor: Hijratun Hasanah