Beranda Artikel Sultan Murad IV, Pendiri Kedua Pemerintahan Utsmani

Sultan Murad IV, Pendiri Kedua Pemerintahan Utsmani

BERBAGI
Ist.

Artikel | DETaK

Murad Ahmad atau Murad IV (16 Juni 1612-9 Februari 1640) adalah Sultan Turki Utsmani Yang memerintah dari 10 September 1623 hingga 9 Februari 1640, anak Sultan Ahmad I dan Kosem yang berdarah Yunani. Ia terkenal karena perbaikan otoritas negara dan kebrutalan metodenya.

Murad IV naik tahta pada 10 September 1623 menggantikan pamannya Mustafa I dan berada dalam kendali kerabat-kerabatnya. Pada tahun-tahun pertama masa pemerintahannya, ibundanya (Valide Sultane), Kosem, memegang kekuasaan. Negaranya jatuh dalam keadaan anarki yang disebabkan oleh serangan Safawid terhadap khilafah yang begitu cepat, pergolakan di Turki Utara dan serbuan Yeniceri ke istana pada 1631 yang membunuh wazir agung.

Ia pernah mencoba memberantas korupsi yang telah berkembang semasa pemerintahan sultan terdahulu. Untuk tujuan itu ia mengubah sejumlah kebijakan, seperti membatasi pengeluaran tak berguna. Ia juga melarang alkohol, kopi, dan tembakau. Dan ia memerintahkan hukuman mati bagi mereka yang melanggar aturan ini.

Dikutip dari buku Sejarah Para Khilafah karya Hepi Andi Bastoni disebutkan bahwa Sultan Murad IV pernah berpakaian dan berpatroli di jalan-jalan dan kedai di seluruh Istanbul seperti orang biasa di malam hari sambil menyaksikan implementasi hukum ini. Jika saat ia meronda dan menyaksikan prajurit sedang merokok atau mabuk-mabukan, ia akan membunuhnya di tempat.

Secara militer, pemerintahan Murad IV terkenal akan perang terhadap Persia di mana pasukan Turki menaklukkan Azerbaijan dan Tabriz. Baghdad takluk pada 1638 setelah mengepungnya. Perjanjian perdamaian ditandatangani pada tahun 1639 (perjanjian Kasr-i Shirin) sebelum kematiannya.

Lalu Murad IV sendiri pun memerintahkan invasi Mesopotamia dan terbukti sebagai panglima tertinggi yang sangat andal. Selama gerakannya ke sana, dia menekan semua pemberontakan di Anatolia. Hasilnya, banyak nama tempat sekitar yang dinamai menurut namanya.

Ia pernah terjun langsung dalam perang melawan kaum Syiah Safawid di Baghdad pada 1048 H dan berhasil menumpas sebanyak 20.000 pasukan Syiah. Kemudian dia berdiam di sana dan mulai menata kembali kerusakan-kerusakan yang sebelumnya terjadi. Lalu ia mengangkat gubernur dan seorang menteri. Sultan Murad adalah seorang sultan yang terjun langsung ke medan perang dan sering berbaur dengan pasukannya. Bahkan terkadang dalam pertempuran tertentu, dia tidur di atas punggung kudanya.

Sultan Murad IV pernah menderita sakit pada 1640 M, Namun dia sembuh kembali dari sakitnya. Kemudian setelah itu sakit kembali dan meninggal pada Februari 1640 M akibat penyakit tulang. Sultan Murad memerintah selama 16 tahun 11 bulan. Saat dia menjadi Sultan, kas negara dalam keadaan penuh.

Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, pemberani, dan memiliki pandangan yang tajam. Dia mampu menghapus segala kerusakan ke akar-akarnya dan menghancurkan para perusak. Ia pun dianugerahi gelar sebagai pendiri kedua pemerintahan Utsmani karena dia sukses membangkitkan kembali Utsmani setelah jatuhnya dan berhasil memperbaiki kondisi ekonomi dan keuangan kala itu.[]

Penulis adalah Teuku Ichlas Arifin, mahasiswa Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia juga merupakan salah satu anggota di UKM Pers DETaK.

Editor: Indah Latifa