Beranda Artikel Pro dan Kontra Program Kampus Merdeka di Indonesia

Pro dan Kontra Program Kampus Merdeka di Indonesia

BERBAGI
Ilustrasi. (Amanda Tasya [AM]/DETaK)

Artikel | DETaK

Program Kampus Merdeka yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Melalui program ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk menjalani kegiatan di luar kampus, seperti magang, pengabdian masyarakat, proyek kewirausahaan, penelitian, atau bahkan studi di luar negeri. Inisiatif ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja yang semakin dinamis dan kompleks. Namun, seperti kebijakan baru lainnya, Kampus merdeka memunculkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa, dosen, institusi pendidikan, hingga masyarakat umum.

Tentu hal ini dapat memicu banyak perdebatan di tengah-tengah masyarakat Indonesia terutama bagi para kaum terpelajar. Mari kita bahas hal ini satu persatu terkait hal apa saja yang mendukung program ini harus terus berjalan atau, sebaliknya, yang mungkin saja memang harus digantikan dengan program lain yang lebih baik lagi untuk menyongsong kemajuan pendidikan di Indonesia.

Pro Kampus Merdeka

1. Meningkatkan Keterampilan Praktis dan pengalaman nyata

Salah satu keunggulan utama kampus merdeka adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam dunia kerja melalui magang dan proyek praktis. Melalui magang di perusahaan atau lembaga terkait, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menghadapi tantangan nyata di dunia kerja. Pengalaman ini sangat berharga untuk membentuk keterampilan yang tidak bisa didapatkan sepenuhnya di dalam kelas, seperti problem-solving, komunikasi efektif, dan kerja tim.

Selain magang, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk menjalani proyek riset, kewirausahaan, atau pengabdian masyarakat. Misalnya, mahasiswa yang terlibat dalam proyek pengabdian masyarakat akan memahami secara langsung tantangan sosial yang dihadapi masyarakat lokal. Mahasiswa yang mengikuti proyek kewirausahaan bisa mengasah keterampilan bisnis dan manajemen yang penting jika mereka tertarik menjadi wirausahawan. Semua kegiatan ini memperkaya keterampilan mahasiswa dengan memberi mereka pengalaman praktis yang relevan.

Kampus merdeka juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus, yang memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplor hal baru seperti suasana, teman dan cara belajar yang berbeda dengan kampus asalnya. Dari pengalaman ini, mahasiswa juga dapat menerapkan proses komunikasi antarbudaya dari seluruh etnis yang berbeda di Indonesia dalam satu forum pertukaran mahasiswa merdeka yang sering disebut PMM.

2 Menyediakan Jaringan dan Peluang Karier yang Lebih Luas

Kampus merdeka mendorong perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan berbagai mitra, baik itu perusahaan swasta, BUMN, lembaga pemerintah, hingga organisasi non-profit. Kolaborasi ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk membangun jaringan profesional sejak dini. Melalui program magang, mahasiswa berinteraksi langsung dengan para profesional di bidangnya dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang industri yang mereka minati.

Jaringan ini menjadi sangat berharga ketika mahasiswa lulus dan mencari pekerjaan, karena mereka sudah memiliki relasi di bidang tersebut. Bahkan, banyak perusahaan yang menggunakan magang sebagai cara untuk merekrut tenaga kerja baru. Dengan begitu, mahasiswa yang berprestasi selama magang memiliki peluang besar untuk direkrut sebagai karyawan tetap setelah lulus.

3 Memberikan kebebasan dalam pengembangan diri

Salah satu aspek unik dari Kampus merdeka adalah kebebasan yang diberikan kepada mahasiswa untuk memilih kegiatan di luar jurusan mereka. Mahasiswa dapat memilih mata kuliah di luar program studi utama yang dapat mendukung keterampilan tambahan yang mereka inginkan. Misalnya, seorang mahasiswa teknik yang tertarik dalam bisnis dapat mengambil mata kuliah di Fakultas Ekonomi untuk memahami dasar-dasar bisnis. Dengan begitu, mahasiswa bisa memiliki kompetensi yang lebih luas dan siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin multidisiplin. Seperti yang dikatakan di awal bahwa program inilah yang menghantarkan kita pada pengalaman dan pengetahuan yang baru selama proses belajar.

Namun, setiap program memiliki tantangannya, termasuk dalam pelaksanaan Kampus Merdeka. Berikut adalah beberapa tantangan yang kerap kali ditemukan, antara lain sebagai berikut:

Kontra Kampus Merdeka

1. Tantangan Implementasi di Kampus-Kampus Tertentu

Salah satu kendala utama dalam pelaksanaan Kampus Merdeka adalah kesiapan institusi pendidikan itu sendiri. Tidak semua kampus, terutama kampus di daerah atau dengan sumber daya terbatas, mampu menyediakan mitra yang relevan atau fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan di luar kampus. Kampus yang memiliki keterbatasan dana mungkin kesulitan untuk menyediakan akses magang berkualitas atau menjalin kemitraan dengan perusahaan besar. Akibatnya, mahasiswa di kampus tersebut tidak dapat merasakan manfaat penuh dari program Kampus Merdeka.

Di samping itu, keterbatasan kampus dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang mengikuti program di luar kampus juga menjadi masalah. Tidak semua dosen atau staf pengajar terbiasa dengan model pendidikan praktis seperti ini. Dalam beberapa kasus, mahasiswa yang menjalani magang atau proyek luar kampus merasa kurang mendapatkan bimbingan yang memadai, sehingga mereka kurang memahami bagaimana mengaitkan pengalaman praktis dengan teori yang mereka pelajari di kelas.

2. Potensi Ketidaksesuaian dengan Kurikulum Inti

Kampus Merdeka memberikan mahasiswa keleluasaan untuk menjalani berbagai kegiatan di luar kampus, tetapi hal ini juga berpotensi membuat mahasiswa kehilangan pemahaman yang mendalam terhadap materi di jurusan mereka. Sebagai contoh, seorang mahasiswa hukum yang memilih magang atau program di luar kampus mungkin kehilangan pemahaman mendalam tentang teori hukum jika waktu belajar mereka di kelas terbatas. Hal ini berpotensi membuat mahasiswa kurang siap menghadapi ujian atau tantangan akademis yang membutuhkan pemahaman mendalam terhadap bidang mereka.

Selain itu, beberapa kurikulum inti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dipahami, terutama untuk jurusan-jurusan yang bersifat teknis seperti kedokteran atau teknik. Dengan adanya program Kampus merdeka, mahasiswa mungkin merasa terbebani untuk menyeimbangkan antara pengalaman praktis dan pemahaman teori. Beberapa pihak menganggap bahwa program ini perlu diatur dengan hati-hati agar tidak mengganggu pemahaman mahasiswa terhadap dasar-dasar ilmu di jurusan mereka.

3. Kendala Birokrasi dan Administrasi

Meski bertujuan untuk memberikan fleksibilitas, Kampus merdeka juga membawa tantangan dalam hal birokrasi dan administrasi. Beberapa mahasiswa merasa kesulitan untuk mengurus izin dan dokumen yang diperlukan untuk mengikuti program di luar kampus. Administrasi kampus yang belum sepenuhnya mendukung program ini sering kali menyebabkan mahasiswa harus mengurus beragam persyaratan dan dokumen tambahan, yang memakan waktu dan tenaga.

Proses administrasi yang panjang dan rumit bisa menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa, apalagi jika mereka sudah memiliki tanggung jawab akademis yang padat. Beberapa mahasiswa mengaku merasa terbebani oleh persyaratan administratif yang harus diselesaikan, mulai dari persetujuan dosen, pengurusan surat izin, hingga pelaporan hasil kegiatan. Hal ini membuat pengalaman mereka mengikuti Kampus Merdeka menjadi kurang optimal dan justru menambah stres.

Pandangan dari Berbagai Pihak

Berbagai pihak memiliki pandangan yang berbeda tentang program Kampus merdeka ini. Di satu sisi, banyak mahasiswa yang merasa terbantu dengan adanya kesempatan untuk belajar di luar kampus. Mereka merasa lebih siap menghadapi dunia kerja dan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Namun, ada juga mahasiswa yang merasa bahwa program ini terlalu memberatkan mereka secara administratif dan mengganggu konsentrasi akademis.

Dosen dan staf pengajar juga memiliki pandangan yang beragam. Sebagian dosen mendukung program ini karena melihat manfaatnya dalam membentuk lulusan yang lebih siap kerja. Namun, ada juga dosen yang khawatir bahwa mahasiswa akan kehilangan pemahaman yang mendalam terhadap teori dan dasar akademik jika terlalu banyak menghabiskan waktu di luar kampus. Selain itu, dosen juga sering kali harus menghadapi beban tambahan untuk membimbing mahasiswa yang menjalani program Kampus Merdeka.

Di sisi lain, dunia industri menyambut baik program ini karena mereka mendapatkan akses langsung kepada tenaga kerja yang lebih terlatih dan siap pakai. Namun, mereka juga menilai bahwa kualitas bimbingan dan persiapan mahasiswa di kampus sangat beragam, tergantung pada kampus dan dosen yang bersangkutan.

Kesimpulan

Program Kampus merdeka hadir sebagai sebuah gebrakan dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan minat dan karier masa depan, Kampus Merdeka menawarkan cara baru yang relevan dalam menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja. Inisiatif ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan praktis, membangun jejaring profesional, dan memiliki pengalaman langsung yang jauh lebih mendalam dibandingkan sekadar pembelajaran teoritis di kelas.

Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lulusan yang memiliki pengalaman magang atau kegiatan praktik lainnya memiliki daya saing lebih tinggi di pasar kerja. Pengalaman langsung ini bukan hanya memberi wawasan praktis, tetapi juga memungkinkan mahasiswa untuk mengevaluasi dan mengarahkan karier mereka sejak dini.

Selain itu, Kampus Merdeka memperkaya kesempatan mahasiswa dalam membangun jaringan profesional yang penting bagi masa depan mereka. Dengan program seperti magang dan proyek di luar kampus, mahasiswa bisa mengenal lebih banyak pelaku industri serta membangun koneksi dengan profesional di bidang mereka. Jaringan ini bisa menjadi modal penting ketika mereka mencari pekerjaan atau bahkan saat memulai usaha sendiri. Di sisi lain, program seperti penelitian atau proyek kemanusiaan juga memungkinkan mahasiswa untuk terhubung dengan peneliti, dosen, atau aktivis lain yang dapat mendukung minat mereka.

Kampus Merdeka juga memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam memilih mata kuliah atau program yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka, bahkan lintas jurusan. Misalnya, seorang mahasiswa teknik yang tertarik dengan dunia bisnis dapat mengambil mata kuliah dari Fakultas Ekonomi untuk mempelajari dasar-dasar manajemen. Hal ini sangat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan multidisiplin yang sangat dibutuhkan di era digital dan dinamis seperti saat ini. Fleksibilitas ini juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kemampuan berpikir kritis, yang tidak selalu didapat di ruang kelas tradisional.

Dengan dukungan dan kerja sama antara kampus, pemerintah, dan dunia industri, Kampus Merdeka juga bisa menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menciptakan inovasi. Ketika mahasiswa terlibat dalam proyek nyata atau penelitian, mereka mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengatasi masalah yang ada di lapangan. Ini membantu mereka menjadi individu yang bukan hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan solusi baru di tengah masyarakat.

Secara keseluruhan, Kampus Merdeka memberikan nilai tambah yang sangat besar bagi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja dan berkontribusi pada masyarakat. Meskipun terdapat tantangan dalam implementasinya, dampak positif dari kebijakan ini terlihat nyata dalam memperkaya pengalaman belajar mahasiswa. Dengan berfokus pada pengembangan keterampilan praktis, jaringan profesional, dan fleksibilitas akademik, Kampus Merdeka membawa harapan baru bagi pendidikan tinggi di Indonesia.

Kampus Merdeka adalah program yang inovatif dan relevan dengan perkembangan dunia kerja yang semakin menuntut keterampilan praktis. Program ini memberikan mahasiswa kesempatan untuk belajar di luar kampus dan mengembangkan keterampilan yang sangat dibutuhkan di industri. Namun, terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal kesiapan kampus, risiko terhadap kualitas akademis, dan kendala birokrasi.

Agar kampus merdeka dapat berjalan dengan optimal, diperlukan dukungan yang lebih besar dari pihak kampus dalam bentuk kemitraan yang relevan, bimbingan yang berkualitas, serta penyederhanaan proses administrasi. Jika berbagai pihak dapat bekerja sama untuk memperbaiki pelaksanaan program ini, Kampus Merdeka memiliki potensi besar untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia nyata. []

Penulis bernama Amanda Tasya, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah Kuala (USK). Ia merupakan salah satu anggota magang DETaK.

Iklan Souvenir DETaK

Editor : Raisa Amanda