Beranda Artikel Mengenal Adat Peusijuk di Aceh

Mengenal Adat Peusijuk di Aceh

BERBAGI
Peusijuk Khitanan, 25/05/2015. (Shella Agustia Putri/DETaK)

Artikel | DETaK

Aceh merupakan sebuah daerah yang memiliki kemajemukan budaya antar suatu wilayah dengan wilayah lain, serta menjadi daerah yang masih memegang erat nilai-nilai budaya dan adat istiadat dalam bermasyarakat. Bicara sisi-sisi budaya Aceh, Peusijuk (Bahasa Aceh) adalah salah satu dari prosesi-prosesi adat yang masih bertahan dan dilestarikan keberadaanya oleh masyarakat Aceh hingga sekarang.

Peusijuk atau menepung tawari adalah salah satu tradisi masyarakat Aceh yang selalu digunakandalam berbagai upacara adat dan menyertai berbagai peristiwa penting dalam masyarakat. Bagimasyarakat Aceh, penyambutan sesuatu yang baru tetap diawali dengan Peusijuk yang tujuannya tentu untuk mendapatkan keselamatan dan keberkahan serta terhindar dari berbagai marabahaya.

Iklan Souvenir DETaK

Secara umum prosesi peusijuk biasanya dilengkapi dengan dalong (sejenis talam), bulekat (pulut/ketan), tumpoe / u mirah (kelapa merah), breuh pade (beras dan padi), on seunijuk (daun cocor bebek), on manek manoe (jenis dedaunan), naleung samboe (sejenis daun rumput yang kuat). Dedaunan ini diikat jadi satu yang berfungsi sebagai alat untuk memercikkan air, teupong tabue ngen ie (tepung tawar dengan air), glok/ceurana (cawan tempat air) dan sange (tudung saji). Penggunaan perlengkapan alat-alat untuk upacara tersebut di atastumpoe / u mirah (kelapa merah), breuh pade (beras dan padi), mempunyai simbol dan makna yang berbeda dan menjadi satu tumpuan harapan dari upacara tersebut.

Tradisi Peusijuk dikalangan masyarakat Aceh yang mayoritas memeluk agama islam itu juga dilengkapi dengan doa dan puji-pujian kepada Allah SWT dengan harapan agar selalu mendapat keberkahan dari Sang Khalik. Selain di iringi dengan puji-pujian dalam prosesi Peusijuk juga mengandung nilai tafa’ul/sampena (harapan akan datang kebaikan).

Prosesi Peusijuk dalam budaya Aceh dilaksanakan pada upacara upacara di bawah ini, namun antara satu acara dengan acara yang lain pelaksanaannya berbeda,baik dari segi perlengkapan bahan-bahan Peusijuk , waktunya, begitu juga dengan doa-doanya.

Berikut macam-macam PeusijukdiAceh :

1. Peusijuk peutrun linto baro (semasa hendak menghantar pengantin lelaki ke rumah pengantin perempuan).
2. Peusijuk teurimong linto baro (semasa menerima pengantik lelaki di rumah pengantin perempuan).
3. Peusijuk seumano dara baro (semasa memandikan pengantin perempuan).
4. Peusijuk peusanding (semasa bersanding pengantin lelaki dan pengantin perempuan dipelamin).
5. Peusijuk sunat Rasul (semasa berkhatan).
6. Peusijuk meulangga (selepas terjadinya kecelakaan).
7. Peusijuk pade bijeh (bibit padi yang hendak ditanam).
8. Peusijuk peudeng rumoh(semasa mendirikan rumah).
9. Peusijuk kenderaan (kendaraan yang baru dibeli).[]

Referensi:FaisalAli.2013. IdentitasAcehdalamPerspektifSyariat&Adat. Aceh:BadanArsipdanPerpustakaan Aceh.

Penulis bernama Shella Agustia Putri, mahasiswi Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala angkatan 2019. Ia juga merupakan anggota aktif di UKM Pers DETaK  USK.

Editor: Hijratun Hasanah