Artikel | DETaK
Indonesian International Student Mobility Awards atau sering disebut dengan IISMA merupakan program pertukaran pelajar atau Exchange Students dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk mahasiswa Indonesia yang ingin kuliah di luar negeri selama satu semester dengan di biayai penuh oleh pemerintah Indonesia, program ini biasanya dilaksanakan setiap tahun sekali. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa atau mahasiswi yang ingin mengikuti program IISMA ini.
Salah seorang awardee IISMA, Miftah Marzatillah Mukammil, mahasiswi Fakultas Hukum kelas Internasional Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil lolos IISMA ke University of Pisa tahun 2022. Dalam wawancaranya, Miftah memberikan beberapa tips dan trick lolos IISMA untuk pada pendaftar tahun 2024, yaitu:
- Meningkat Kemampuan berbahasa Inggris Sedini Mungkin
Kemampuan bahasa inggris sangat penting untuk mengikuti program IISMA, dan bagi para mahasiswa yang ingin mengikuti program IISMA diharapkan untuk mempersiapkan kemampuan bahasa Inggris lebih awal.
- Melakukan Research mengenai universitas Luar negeri yang ingin dituju
Berbicara mengenai kuliah di luar negeri, tentu banyak dari mahasiswa yang berminat dan tertarik untuk kuliah di universitas luar negeri, terutama universitas Top di dunia atau Universitas ternama di negara tersebut. Namun masih ada dari mahasiswa yang tidak mengenal universitas yang ia apply itu dengan baik. Untuk tips and trick IISMA sendiri kalau diuraikan lagi ada banyak sekali, bukan hanya kemampuan bahasa Inggris saja. Tata juga merekomendasikan mahasiswa yang ingin berpartisipasi di program IISMA ini untuk melakukan research sebanyak banyaknya mengenai universitas yang ingin di tuju. - Persiapan Interview
Di tahap interview sendiri, mahasiswa yang ikut program IISMA ini diharuskan untuk berbicara secara jujur dan juga percaya dengan diri sendiri, karena MIftah juga menggatakan “Like other interviews, ketika interviewer itu mungkin ada beberapa waktu menanyakan kepada kita untuk klarifikasi gitu, dan kadang-kadang beberapa dari kita itu mulai terpressure gitu, tapi kalau misalnya kita confident dengan jawaban diri kita dan apa yang kita tawarkan itu bisa menyakinkan interviewer nya bahwasannya kita ini adalah the perfect candidate for IISMA awardee,” ujarnya.
- Persiapan Essay
Essay merupakan salah satu yang paling penting untuk dipersiapkan. Menurut Tata penulisan essay itu harus jujur. Mahasiswa harus mengetahui diri mereka semua. Proses membuat essay ini memerlukan waktu yang lama bahkan tidak siap dalam waktu satu hari, dan juga membutuhkan dukungan-dukungan dari orang lain untuk membuktikan bahwa essay yang kita buat layak, untuk diberikan masukan-masukan serta feedback dari essay yang sudah kita tulis. Intinya dalam perjalanan IISMA itu akan banyak sekali yang akan mahasiswa dapatkan, karena para mahasiswa yang ikut program IISMA tidak hanya dihadapkan dengan mengandalkan diri sendiri tetapi juga bergantung kepada orang lain untuk meningkatkan skill dari mahasiswa itu sendiri.
Miftah Marzatillah Mukammil atau biasa di panggil Tata juga berpesan kepada teman-teman mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang berminat untuk apply IISMA di tahun depan untuk just take the rest. Jangan takut untuk mencoba, karena dari apa yang dia lihat dari beberapa tahun belakang, ada banyak mahasiswa yang takut dan merasa dirinya tidak memiliki prestasi, tidak pernah ikut lomba, dan juga tidak aktif di kegiatan manapun, dan juga menyadari bahwasannya score English profiency nya belum cukup bagus dan IPK nya belum bagus.
Ia juga berpesan untuk partisipan IISMA kedepannya untuk jangan takut mencoba dan takut gagal, karena mencoba dan gagal itu lebih baik daripada tidak mencoba dan menyesal, dan kalau tida pernah mencoba kita tidak akan tau,bisa jadi rezeki jadi IISMA awardee. Ia juga mengaku ada banyak sekali didapatka selama menjadi awardee IISMA, mulai dari belajar cara membuat essay, cara mengetahui diri nya sendiri, mengetahui kemapuan diri sendiri dan masih banyak lainnya. Jadi, Jangan takut mencoba karena kesempatan tidak datang dua kali.
Penulis bernama Cut Bintu Jabbabirah, mahasiswi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah Kuala (USK).
Editor : Zarifah Amalia