Anis Monika | DETaK
Rinyeun 100 dalam bahasa Indonesia berarti “tangga 100”. Rinyeun 100 ini terletak di U Gadeng, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie. Mungkin banyak yang akan bertanya ada apa dengan Rinyen 100, namun tangga yang dibahas di sini berbeda dari tangga biasa.
Konon, Rinyeun 100 sudah dibangun pada saat masa penjajahan Jepang. Tentunya bukan hanya tangga saja yang dibangun namun ada juga irigasi besar yang sampai saat ini masih berfungsi. Irigasi dan Rinyeun 100 saat masa konflik hanya sekedar bangunan yang tidak terurus. Dulu Rinyeun 100 sempat dijadikan sebagai tempat rekreasi, namun kemudian ditutup dikarenakan polemik konflik di Aceh.
Namun, saat ini Riyeun 100 sudah dibuat semenarik mungkin oleh pemuda-pemuda desa tersebut. Mereka bekerja sama saling bahu membahu menjadikan Rinyeun 100 dan irigasi menjadi tempat untuk berwisata. Baik itu hanya untuk berfoto-foto, berenang, piknik dan lain sebagainya.
Tangga yang dulunya hanya berisikan lumut dan tanah, saat ini telah dibersihkan dan dicat dengan berbagai warna menarik. Di atas rinyeun juga sudah dibuat tempat duduk dan tempat untuk berfoto. Harga yang dibanderol untuk sekali naik yaitu Rp5.000,00 per orang. Namun, harga tersebut hanya berlaku untuk pengunjung yang berasal dari luar daerah, sedangkan untuk masyarakat sekitar rinyeun tidak diminta untuk membayar.
Masyarakat bebas berfoto dan menaiki tangga 100 tersebut. Setiap musim liburan akan ada banyak sekali pengunjung luar yang pergi ke sana untuk melihat pemandangan dari atas rinyeun. Setiap sore hari akan banyak remaja perempuan maupun laki-laki yang pergi ke rinyeun dan irigasi sekedar untuk mencari hiburan dan cuci mata.[]
#30HariKilasanSejarah
Editor: Hijratun Hasanah