Beranda Artikel Museum Islam Samudra Pasai, Cagar Budaya Aceh Utara

[Kilasan] Museum Islam Samudra Pasai, Cagar Budaya Aceh Utara

BERBAGI
Suasana menara monumen Samudra Pasai ketika didatangi pengunjung. (Rinatul Mauzirah/DETaK)

Rinatul Mauzirah | DETaK

Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kerajaan ini terletak di pesisir utara Sumatera, yaitu di Kabupaten Aceh Utara dan berkembang mulai dari abad ke-13 sampai abda ke-16 Masehi. Museum Islam Samudra Pasai dibangun untuk memamerkan hasil koleksi benda-benda bersejarah peradaban Islam pada masa Kerajaan Samudra Pasai.

Museum Islam Samudra Pasai terletak di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara dan mulai resmi beroperasi sejak tahun 2019. Sejak saat itu, museum ramai dikunjungi banyak pengunjung, terutama pelajar. Akan tetapi, karena pandemi Covid-19, museum ini tidak dibuka.

Iklan Souvenir DETaK

Cagar budaya Samudra Pasai terdiri dari dua bangunan utama, yaitu museum dan menara monumen Samudra Pasai yang  terletak sekitar 100 meter dari bangunan museum tersebut. Tidak hanya museum, menara monumen Samudra Pasai juga dikunjungi banyak pengunjung, bahkan beberapa pasangan juga mengambil foto pascapernikahan di menara monumen Samudra pasai. Sayangnya, halaman di sekitar museum dan menara monumen akan tergenang air ketika musim penghujan tiba.

Mengingat sejarah panjang Kerajaan Samudra Pasai, Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Aceh Utara membentuk tim peneliti yang bergerak dalam Penelitian Konservasi, Pelestarian, dan Internalisasi Situs Malikussaleh, serta Implementasi gagasan menuju Living Museum Samudra Pasai. Living museum adalah tata kelola dan pelaksanaan museum yang paling terbaru, relevan dengan konteks budaya pengguna dan dapat memberikan wawasan serta pengalaman bagi pengunjung museum seakan-akan mereka hidup dan mengalami sendiri zaman sejarah yang dipamerkan dalam museum.

Peneliti menyebutkan empat alasan signifikan yang menyebabkan Museum Samudra Pasai diharapkan dapat mengadopsi kebijakan “Living Museum”. Pertama, Samudra Pasai merupakan kerajaan yang memiliki daya tarik pariwisata islami bagi masyarakat, mulai dari masyarakat lokal sampai masyarakat internasional karena sejarah kejayaannya yang mengagumkan dan mampu mengislamisasi sejumlah masyarakat di kawasan Asia Tenggara. Kedua, adanya daya tarik koleksi museum yang merupakan warisan budaya islam kerajaan Samudra Pasai. Museum Samudra Pasai memiliki sekitar 340 item yang terdiri atas filologika, etnografika, numismatika, dan historika. Ketiga, adanya situs-situs Makam Malikussaleh yang dekat dengan museum. Terakhir, masyarakat sekitar museum memiliki kesiapan mental dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, Museum Islam Samudra Pasai terletak tepat di tengah-tengah lokasi tapak Kerajaan Samudra Pasai. Dengan demikian, sangat diharapkan Museum Islam Samudra Pasai dapat menerapkan kebijakan “Living Museum” sehingga sejarah gemilang Kesultanan Samudra Pasai dapat dirasakan secara nyata oleh para pengunjung.[]

Referensi:

Dhuhri, S., dkk. (2019). Penelitian Konservasi, Pelestarian, dan Internalisasi Situs Makam Malikussaleh. BAPPEDA, Aceh Utara.

#30HariKilasanSejarah

Editor: Cut Siti Raihan