Nisa Mardhatillah | DETaK
Monisa merupakan Monumen Islam Asia Tenggara yang terletak di desa Paya Meuligo, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur yang mempunyai nilai historis islam secara mendunia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya makam pendiri kerajaan Islam Asia Tenggara bandar Khalifah Peureulak yaitu Sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah beserta istrinya Putri Meurah Mahdum Khudawi yang tercatat pada batu nisan tersebut tertulis pendiri kerajaan islam Asia Tenggara Bandar Khalifah Peureulak. Hingga saat ini, makam tersebut telah dipugar dan dijaga secara baik oleh masyarakat setempat.
Awal mula situs sejarah Monisa disepakati pembangunannya adalah pada seminar sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara yang diselenggarakan di Kuala Simpang pada tahun 1980. Seminar tersebut dihadiri oleh para sejarahwan dan budayawan dari dalam dan luar negeri. Dari seminar tersebut disimpulkan bahwa Peureulak merupakan wilayah pertama masuknya islam ke nusantara bahkan menjadi kerajaan tertua di Asia Tenggara. Dimulai pada tahun 225 Hijriah bertepatan dengan 840 Masehi ketika Sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah mengumumkan kerajaan Peureulak. Pengumuman hasil seminar tersebut secara otomatis menegaskan bahwa kerajaan Peureulak lebih tua dari kerajaan Pase yang baru dimulai pada abad ke-11.
Monumen Islam Asia Tenggara atau Monisa ini diresmikan oleh Ali Hasjmy. Monisa dibangun sebagai salah satu bukti jejak kerajaan Islam Peureulak yang pertama di Asia Tenggara yang didirikan pada tahun 840-864 M dengan raja pertama Sultan Alaidin Said Maulana Abdul Aziz Syah. Dengan tujuan, agar dapat memugar kembali situs sejarah Peureulak yang telah lama terbengkalai dan diharapkan juga dapat menjadi tempat pusat penelitian pengembangan Islam Asia Tenggara dan sekaligus sebagai tempat berlangsungnya dakwah islamiah.
Pada situs Monisa ini terdapat dua balai pengajian dan sebuah masjid, tepat di depan masjid tersebut terdapat makam raja dari kerajaan Islam pertama disemayamkan bersama dengan permaisurinya, Sultan Alaiddin Said Maulana Abdul Aziz Syah bersama Putri Meurah Makhdum Khudawi yang merupakan anak dari Syahir Nuwi. Sementara itu, tak jauh dari lokasi makam tersebut didirikan sebuah dayah dengan nama dayah Sulthan Abdul Azis.
Di ujung sudut kanan monisa, tampak dari kejauhan hamparan tanah seluas kurang lebih 50 meter terdapat pula makam tengku Malem Panyang sebagai khadi kerajaan dengan panjang ukuran makam sekitar 9 meter dan makam panglima Sayed Sulaiman sebagai panglima pengawal pada masa kerajaan Sultan Alaidin Said Maulana Abdul Aziz Syah. Kedua petinggi kerajaan ini merupakan abdi setia kerajaan yang membantu raja dalam menyebarkan islam ke seluruh penjuru negeri.
Saat ini lokasi situs kerajaan Islam Peureulak kurang diperkenalkan kepada dunia luar, sehingga sangat kurang pengunjungnya. Padahal masyarakat Aceh meyakini bahwa islam pertama masuk ke Indonesia adalah di Peureulak dengan bukti-bukti batu nisan berangka tahun hijriah.[]
#30HariKilasanSejarah
Editor: Della Novia Sandra