Beranda Artikel Kenali Tindakan Self Harm dan Gejala Awal yang Tidak Disadari

Kenali Tindakan Self Harm dan Gejala Awal yang Tidak Disadari

BERBAGI
Ilustrasi. ( Cut Reza Zulviana Khulwa/Psikologi)

Artikel | DETaK

Mungkin kita sudah familiar dengan istilah Self harm atau tindakan melukai diri sendiri yang sempat ramai dibicarakan dan viral belakang ini. Tindakan-tindakan yang dilakukan biasanya berupa menggores tangan dengan benda tajam, atau melukai tubuh sampai mengeluarkan darah.

Tapi tahukah anda apa yang sebenarnya dimaksud dengan self harm? Dan apakah self harm itu hanya sebatas perilaku-perilaku yang memberikan luka secara fisik pada tubuh saja? Nahh, dikarenakan maraknya perilaku tersebut, mari kenali lebih mendalam tentang apa itu self harm dan hal-hal yang berhubungan dengan self harm.

Iklan Souvenir DETaK

Apa Itu Self Harm?

Self harm atau dikenal juga dengan istilah self injury adalah tindakan menyakiti diri sendiri secara disengaja dengan tujuan untuk menghilangkan atau mengalihkan perasaan negatif yang sedang dirasakan oleh individu. Pada perilaku self harm, tindakan menyakiti diri sendiri ini sebenarnya tidak dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan percobaan bunuh diri, tapi individu hanya ingin mengalihkan emosinya dan merasakan kepuasan atau ketenangan sementara.

Self harm merupakan salah satu gejala dari gangguan kepribadian tipe ambang. Seperti depresi, stress, dan kecemasan. Perilaku self harm umumnya dilakukan oleh para remaja, dan berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2021, self harm paling banyak dilakukan oleh para remaja hingga dewasa muda di Indonesia yang berusia 12-19 tahun. Hal ini disebabkan karena masa remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa, yang menyebabkan individu kesulitan untuk beradaptasi dengan banyak hal-hal baru, belum lagi ditambah dengan tekanan dari lingkungan dan lainnya. Hal ini dapat menyebabkan para remaja kesulitan untuk meluapkan atau mengekspresikan perasaan mereka dan malah terjerumus ke dalam perilaku self harm.

Kita mungkin seringkali berpikir mengapa penderita self harm malah mengambil tindakan ekstrim ini dan bahkan menganggap jika tindakan ini adalah cara penyelesaian terbaik bagi masalah mereka. Hal ini bisa saja disebabkan oleh salah satu self defense yang mereka miliki yaitu “rasionalisasi”. Rasionalisasi yaitu dimana individu berusaha untuk merasionalisasikannya pemikiran atau perbuatan mereka yang sebenarnya salah dengan alasan-alasan yang logis. Para penderita self harm beranggapan jika tindakan menyakiti diri sendiri adalah tindakan yang baik karena mereka dapat melepaskan emosi negatif mereka tanpa harus menyakiti orang lain. Tapi tentu saja hal ini bukanlah pemikiran yang benar dan sangat berefek buruk pada diri kita sendiri.

Oleh karena itu agar lebih mengenal dan dapat menghindari perilaku self harm, kita harus lebih dulu tahu apa saja jenis-jenis self harm itu sendiri. Dibawah ini terdapat beberapa jenis self harm yang dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya.

Jenis-Jenis Self Harm

      Berdasarkan tingkatan keparahannya, perilaku self harm dikelompokkan menjadi 3 Jenis. Yaitu:

  1. Superficial Self-Mutilation

Tindakan pada jenis ini bisa dibilang cukup ringan dan sudah cukup sering dilakukan oleh para penderita self harm. Tindakannya berupa menyayat bagian tubuh atau menarik narik rambut. Tindakan-tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan emosi negatif dan mendapatkan perasaan lega.

  1. Stereotypic Self-Mutilation

Perilaku self harm pada jenis ini biasanya dilakukan dengan cara berulang-ulang demi mendapatkan sensasi kepuasan dan terlepas dari rasa sakit secara emosional. Contoh tindakan nya bisa berupa membentur kepala ke dinding secara berulang, memukul-mukul dinding atau meja menggunakan tangan, atau terus menerus menggigit kuku hingga terluka.

  1. Major Self-Mutilation

Mayor Self-Mutilation merupakan jenis tindakan yang paling parah dan ekstrim dibanding yang lainnya, bahkan bisa sampai menyebabkan kerusakan tubuh secara permanen. Contoh perilakunya seperti: memotong anggota tubuh, membakar tubuh dan bahkan mengkonsumsi racun. Perilaku-perilaku ini dapat terjadi dikarenakan individu tengah mengalami gangguan psikologis yang cukup berat, sehingga ia harus segera mendapat penanganan dari para profesional.

Berdasarkan jenis-jenis self harm diatas, kita akan berpikir jika tindakan self harm hanya sebatas perilaku melukai fisik secara tampak. Tapi ada beberapa perilaku-perilaku kecil yang ternyata juga merupakan tindakan self harm dan dapat terus berkembang serta menjadi lebih parah jika tidak ditangani dengan benar. Contohnya seperti:

  • Sengaja menunda atau bahkan tidak makan sedikitpun dengan tujuan untuk menyakiti diri sendiri.
  • Mendengar musik menggunakan earphone/headset dengan volume full dengan tujuan untuk mengalihkan emosi negatif yang sedang dirasakan.
  • Membenci, merendahkan atau memaki diri sendiri agar dapat merasa lebih lega
  • Melakukan sex secara bebas tanpa memperdulikan kesehatan fisik agar dapat mengalihkan emosi negatif yang tengah dirasakan
  • Konsumsi alkohol dan obat-obatan secara berlebihan tanpa memperhatikan kesehatan dengan tujuan untuk mengalihkan rasa sakit psikologisnya.

Dapat menyimpulkan bahwa self harm adalah segala jenis perilaku, baik berakibat kecil atau besar pada diri sendiri yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk menghilangkan atau mengalihkan emosi negatif yang dirasakan. Meskipun tujuan dari self harm adalah untuk mendapatkan rasa kepuasan dan rasa lega, bukan berarti self harm merupakan perilaku yang baik untuk dilakukan.

Perilaku yang dilakukan secara berulang ini dapat menyebabkan individu terjebak di dalam siklus self harm, dan lama kelamaan akan terjadi eskalasi (peningkatan) dimana individu perlu untuk menyakiti dirinya dengan lebih sakit lagi agar dapat melegakan perasaannya. Dan hal ini juga akan berakibat pada pemikiran individu, dimana ia akan semakin merasa jijik atau bahkan benci dengan dirinya sendiri yang berujung dengan hilangnya rasa simpati pada dirinya sendiri. Dengan banyaknya efek buruk yang dirasakan dari perilaku self harm ini, tentu saja kita harus melakukan pencegahan agar tidak melakukan dan terlepas dari segala perilaku self harm.

Cara Mengatasi Self Harm

Adapun beberapa cara yang dapat kita terapkan untuk menghentikan atau menjauhi perilaku-perilaku self harm. Diantaranya:

  1. Bercerita dengan Orang Terdekat

Menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat dapat mengurangi rasa kesepian. Anda tidak perlu harus berbicara secara langsung tentang keinginan self harm yang anda rasakan. Bicarakanlah topik-topik obrolan yang menyenangkan dan dapat mengalihkan pikiran anda dari segala jenis emosi negatif.

  1. Menangis

Semua emosi yang dirasakan baik negatif maupun positif itu harus bisa dilepaskan dan diekspresikan dengan cara yang baik. Karena jika terus dipendam maka lama kelamaan emosi itu akan menjadi bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Karena itu tidak ada salahnya jika anda menangis untuk menghilangkan perasaan mengganjal yang ada di benak anda, karena menangis itu adalah salah satu cara yang wajar untuk meluapkan emosi yang dirasakan dan dapat membuat anda merasa lebih lega dan tenang.

  1. Berkonsultasi dengan pihak profesional

Jika anda merasa sudah membutuhkan bantuan profesional maka jangan ragu untuk segera meminta bantuan profesional. Karena akan semakin baik jika perilaku ini dapat dicegah sedini mungkin sebelum berkembang menjadi lebih parah lagi.

  1. Mencintai diri sendiri

Mencintai diri sendiri merupakan hal yang sangat penting. Dengan menanamkan rasa cinta pada diri sendiri maka kita tidak akan menyakiti diri sendiri dan akan jauh dari perilaku self harm.

Setelah mengetahui tentang self harm, diharapkan kedepannya kita dapat lebih peduli pada diri kita sendiri dan orang lain dan dapat menghindari serta menjauhi perilaku self harm ini demi kesehatan dan kebaikan diri kita sendiri. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Jangan lupa untuk mencintai dan menjaga diri anda sendiri karena anda adalah orang yang berharga dan pantas untuk merasa bahagia.

Referensi

Rika Fitriyana. (2020, Februari). Memahami self-harm dari perspektif psikologi klinis. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/535

Kenali apa itu self harm dan jenisnya. (Universitas Medan Area). (2021). https://psikologi.uma.ac.id/

Siti Ina Savira, Saridewi Mutiara Insani. (2023). Faktor penyebab perilaku selfharm pada remaja perempuan. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/53861/43068

Habib Hidayat. (2023, Januari). Self Harm: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis-Jenis, Penyebab, hingga Cara Mengatasi. https://myrobin.id/untuk-pekerja/self-harm/

Penulis bernama Cut Reza Zulviana Khulwa, mahasiswi Psikologi, Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Syiah Kuala (USK).

Editor: Putri Izziah