Puisi | DETaK
Senyum itu tak pernah pudar meskipun kelaparan terus mengguncang
Kaki-kaki mungil itu tetap kokoh meskipun menahan banyak kehancuran
Mata itu juga tak kalah kuat meski menghadapi begitu banyak pertumpahan darah.
Dunia telah menutup mata
Berangankan perdamaian dunia namun adakah mereka membuka mata untuk Palestina?
Dimana letak perdamaian itu?
Jutaan nyawa telah hilang dan jutaan jiwa tengah dilanda kelaparan
Tega sekali.
Anak-anak sekecil itu harus berkelahi dengan pembantaian yang tak kunjung berakhir
Bersembunyi di balik reruntuhan, hingga bersembunyi dari dentuman bom hanya akan membawa trauma mendalam bagi anak-anak tak berdosa itu
Oh, angin malam yang berhembus
Katakanlah pada dunia bahwa kami tidak akan pernah berhenti berbicara tentang Palestina
Katakan pada dunia bahwa umat yang dipimpin oleh Muhammad tidak akan pernah menyerah
Jika semesta menginginkan dunia menutup mata, maka semesta tidak bisa melarang kami untuk membuka mata
Penulis bernama Alya Anjadelisya Hasibuan , mahasiswi Ilmu Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.
Editor : Farras Fitria Aryani