Beranda Artikel Entitas Monumen Kereta Api di Banda Aceh

[DETouR] Entitas Monumen Kereta Api di Banda Aceh

BERBAGI
Potret Monumen Lokomotif Kereta Api BB84. (Maisara Naila/DETaK)

Artikel | DETaK

Suasana hiruk pikuk kota yang diwarnai dengan berbagai kesibukan masyarakat berlalu lalang setiap harinya. Namun, di tengah kesibukan kota terlihat monumen besi tua yang merupakan Mesin Lokomotif BB84, yang keberadaannya kini mulai terlupakan dengan kian megahnya pembangunan di sekitarnya. Monumen Mesin Lokomotif BB84 dan sebuah gerbong menjadi salah satu bukti sejarah bahwa transportasi kereta api pernah jaya di Aceh. Monumen transportasi itu bernama Atjeh Tram.

Lokomotif BB84 adalah lokomotif uap buatan Pabrik Nippon Sharyo, Jepang dengan susunan roda 0-4-4-4, dan bisa melaju dengan kecepatan 20-30 kilometer per jam. Sementara itu, gerbong kereta api Atjeh Tram didatangkan dari Jerman. Lokomotif ini digunakan pada masa penjajahan Belanda di Aceh.

Iklan Souvenir DETaK

Sejarah mencatat, perkeretaapian Provinsi Aceh resmi didirikan tahun 1884 ditandai dengan terbentangnya jalur rel dari pelabuhan Ulee Lheue di ujung barat Banda Aceh,  hingga Kota Medan, Sumatra Utara. Rute sepanjang 486 kilometer itu berjaya hampir seratus tahun. Stasiun Koeta-Radja ini adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang berada di Kampung Baru, Baiturrahman, Banda Aceh, berdekatan dengan Masjid Raya Baiturrahman. Setelah kemerdekaan, stasiun ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre I Sumatra Utara dan Aceh serta merupakan stasiun kereta api terbesar di Aceh.

Pada tahun 1976, PJKA resmi menghentikan pengoperasian perkeretaapian Provinsi Aceh. Banyak hal yang menyebabkan perkeretapian Aceh menghilang. Konflik bersenjata membuat pertumbuhan ekonomi melamban. Akibatnya, pihak Perusahaan Jawatan Kereta Api Aceh mengalami kerugian parah sehingga jawatan ini menghentikan pengoperasian kereta di Aceh. Kini kawasan yang tadinya merupakan Stasiun Kereta Api Kutaraja telah berubah. Bangunan stasiun sudah hilang berganti menjadi taman kota dan perluasan halaman Masjid Raya Baiturahman, Banda Aceh.

Satu-satunya yang menjadi tanda bahwa di sana pernah ada stasiun kereta adalah dibangun monumen kereta api. Sebuah lokomotif tua BB84 dan gerbong dipajang sebagai monumen perkeretaapian Aceh, di bekas area yang tadinya merupakan bangunan stasiun. Saat ini salah satu gerbong Atjeh Tram hanya menjadi monumen yang bisa dipandang dan dikunjungi oleh anak bangsa untuk bisa mengenal bagaimana bentuk kereta api tempo dulu. Letaknya di jalan STA Mahmudsyah, Banda Aceh, tepatnya di halaman Barata Swalayan.[]

Sumber:

-Redaksi. 2016, Juni 06. Riwayat Atjeh Tram, Masa Kejayaan Kereta Api di Aceh. Diakses dari mediaaceh.co.

-Syahisa. 2019, 22 November. Mengenang Stasiun Koeta-Radja. Diakses dari dishub.acehprov.go.id.

Penulis adalah Maisara Naila, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala. Ia juga merupakan salah satu anggota UKM Pers DETaK.

Editor: Indah Latifa