Beranda Artikel Nuzulul Qur’an dan Ketenangan Jiwa yang Dapat Diraih di Dalamnya

[DETaR] Nuzulul Qur’an dan Ketenangan Jiwa yang Dapat Diraih di Dalamnya

BERBAGI
Ilustrasi. (Nadira Yulia Rahmah/DETaK)

Artikel | DETaK

Malam Muzulul Qur’an merupakan malam yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh muslim di belahan dunia. Nuzulul Quran menjadi satu di antara banyaknya peristiwa besar dalam Islam. Sebab, di malam inilah sebuah kitab pedoman hidup bagi manusia diturunkan, yakni Al-quran. Sejarah awal mula peristiwa ini diawali ketika, Malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad SAW yang berada di Gua Hira. Secara terminologi, Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman atau wahyu Allah. Kejadian itu terjadi pada 17 Ramadan 610 Masehi disebut Nuzulul Quran karena di malam tersebut terdapat peristiwa turunnya Al-Qur’an untuk pertama kalinya. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur.

Proses diturunkannya Al-Qur’an itu terjadi melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan ke Lauh Mahfuzh secara sekaligus, dengan ini dapat diartikan bahwa Allah menetapkan keberadaannya di sana. Selanjutnya, tahapan kedua, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudh ke Baitul Izzah di langit dunia. Kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Terakhir, di tahap ketiga, Al-Qur’an yang turun dari Baitul Izzah di langit dunia langsung diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, turunnya kepada nabi tidak secara sekaligus, melainkan sedikit-sedikit sesuai dengan keperluan, masa, dan tempat. Nuzulul Qur’an yang ketiga ini turun dengan perantara malaikat Jibril dari Baitil ‘izzah kepada Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada 17 Ramadan dalam Gua Hira’ di Mekkah.

Iklan Souvenir DETaK

Sejak hari itu, malam 17 Ramadhan dijuluki sebagai Nuzulul Quran. Melihat, Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dan sekaligus petunjuk hidup umat. Dari Zaid bin Arqam Radhiyallahuanhu berkata, ”Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-Qur’an.” (HR.Ath-Thabarani dan Abu Syaibah). Maka dari itu malam Nuzulul Qur’an sangat penting bagi umat Islam karena banyak keutamaan dan keistimewaan di dalamnya. Maka, sudah seharusnya sebagai umat muslim kita semua memahami hikmah yang terkandung dalam Nuzulul Qur’an. Hal ini dilakukan agar kita dapat mentadabburi kebesaran Allah SWT. Malam Nuzulul Qur’an memiliki berbagai macam hikmah yang luar biasa. Salah satu hikmah yaitu dapat memberikan ketenangan dalam jiwa. Kita sebagai manusia tanpa kita sadari sering kali kita merasa gelisah, tidak mendapatkan ketenangan dalam jiwa. Padahal kita merasa tidak ada yang salah pada diri kita, hidup berjalan biasa-biasa saja tapi mengapa hati tidak tenang. Sering kali, hal seperti ini kita rasakan secara tiba-tiba.

Pada dasarnya, ketenangan adalah anugerah yang diberikan Allah SWT untuk hamba-hamba-Nya yang terpilih. Hati yang tenang merupakan bentuk wujud kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya. Untuk mendapatkan ketenangan itu ialah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah memahami makna dari Nuzulul Qur’an. Sesuai Firma Allah SWT yang tertuang dalam Q.S. Al-Furqan ayat 32 yang artinya: “Berkatalah orang-orang yang kafir, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar)”

Hikmah selanjutnya, yaitu Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Kejadian masa lalu dan masa yang akan datang semuanya tertulis jelas di dalam Al-Qur’an. Al Qur’an mengandung ayat-ayat tentang keesaan Allah SWT serta petunjuk dalam menjalankan kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Jika hidup dipenuhi dengan ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah Allah, percayalah kita tidak akan memandang dunia ini sebagai tempat yang indah. Kita tidak akan berambisi untuk memiliki dunia, karena kita tahu bahwa dunia ini tidak ada apa-apannya. Dunia ini sangat kecil, tidak ada yang bisa kita banggakan di dunia. Kita menyadari kalau kehidupan ini adalah perjalanan singgah untuk melanjutkan perjalanan yang sebenarnya. Tempat yang sesungguhnya, yakni akhirat yang akan kekal. Untuk itu, kita akan berlomba-lomba melakukan kebaikan bukan justru memperbanyak dosa dengan memfitnah sana sini, bergibah, mencela teman, berbohong dan lain-lain. Kita semua takut akan siksa neraka tetapi mengapa masih banyak dosa yang kita perbuat.

Bukankah, kita tidak tahu berapa lama lagi kita hidup. Bukan tidak mungkin di saat sedang asyik bergibah, Malaikat Izrail datang memisahkan antara ruh dengan badan. Naudzubillah, mati adalah suatu kepastian yang tidak dapat dihindari. Ajal sudah menjadi ketentuan yang akan kita hadapi. Mempersiapkan diri dengan amal-amal baik dapat menjadi bekal untuk menuju alam akhirat. Selain itu, terdapat banyak keberkahan dalam Nuzulul Qur’an yang dicari-cari umat Islam. Muslim berlomba-lomba mendapatkan keberkahan tersebut dan hanya orang-orang terbaik di sisi Allah lah yang mendapatkannya. Keberkahan itu identik dengan Malam Lailatul Qadr. Pada malam itu, amalan yang dikerjakan akan sebanding dengan seribu bulan. Jika amalam tersebut dikerjakan secara ikhlas dan bersungguh-sungguh semata hanaya untuk Allah, Insya Allah kita akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, mendapat pahala, dan diampuni dari segala dosa-dosa. Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Al-Qur’an itu turun sekali sekaligus di Lauhul Mahfuzh di Baitul ‘Izzah pada malam Lailatul Qadar.

Malam Nuzul Quran juga bertepatan dengan malam Lailatul Qadar. Di mana pertama kali Allah menurunkan ayat dalam Al Quran yaitu surah Al-Alaq 1-5 kepada Rasulullah. Banyak yang berbeda pendapat mengenai waktu turunnya Al Quran ini. Namun mayoritas ulama Indonesia sepakat bahwa Nuzulul Quran jatuh pada tanggal 17 Ramadhan. Malam Lailatul Qadar yang juga Nuzulul Qur’an merupakan momen turunnya Al-Qur’an. Dari itu pula malam Nuzulul Quran menjadi hari penting bagi umat Islam saat bulan Ramadhan. Malam Lailatul Qadar disebut malam yang lebih baik dari 1000 bulan karena pahala yang didapatkan seseorang yang mengerjakan ibadah sebanding pahalanya dengan melakukan ibadah selama 1.000 bulan. Sesuai yang telah disebutkan di dalam Kitab Sahihain melalui Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw telah bersabda: ”Barang siapa yang melakukan qiyam (salat sunat) di malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala dan rida Allah, maka diampunilah baginya semua dosanya yang terdahulu”: Di malam Nuzulul Qur’an terdapat penuh kemuliaan, di mana pada hari itu Malaikat Jibril beserta para Malaikat lainnya turun ke Bumi bersamaan turunnya Alquran. Allah SWT berfirman: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin tuhannya untuk mengatur segala urusan”(QS.Al-Qadar [97]:4).

Malaikat turun bersamaan membawa turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana malaikat turun ketika Al-Qur’an dibacakan dan mengelilingi halqah-halqah zikir serta meletakkan sayap mereka menaungi orang yang menuntut ilmu dengan benar karena menghormatinya. Tak hanya itu, malam itu penuh dengan keselamatan dan kesejahteraan. Seorang mujahid mengatakan bahwa sesungguhnya selamatlah malam kemuliaan itu dari semua urusan. Dikatakan sebagai malam penuh keselamatan karena pada malam Nuzulul Qur’an setan tidak mampu berbuat keburukan padanya atau melakukan gangguan padanya. Masih banyak hikmah-hikmah yang terkandung dalam malam Nuzulul Qur’an. Sebagai muslim Nuzulul Qur’an menjadi malam yang paling dinantikan karena itu marilah kita manfaatkan sebaik mungkin umur dan waktu yang kita miliki untuk mendekatkan diri dengan sang pencipta Allah SWT.

Penulis bernama Intan Eriyani, Mahasiswi jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP), Universitas Syiah Kuala (USK).

Editor: Masya Pratiwi