Beranda Artikel Kuliah dan Homesick yang Melanda saat Ramadhan

[DETaR] Kuliah dan Homesick yang Melanda saat Ramadhan

BERBAGI
Ilustrasi. (Rahil Alya Fadhila/DETaK)

Artikel | DETaK

Ramadhan merupakan bulan suci yang ditunggu oleh umat muslim. Saat ramadan, yang paling menyenangkan adalah di rumah. Tetapi beda halnya dengan yang dirasakan oleh orang-orang yang berada di perantauan, contohnya adalah anak kuliahan. Ramadan bukan penghalang, justru aktivitas tetap berjalan seperti biasanya. Ujian Tengah Semester, masuk kelas, kerja kelompok, atau seperti yang dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir seperti skripsian, revisi, dan bimbingan.

Di luar kegiatan siang hari yang padat, ada kegiatan yang harus tetap dilaksanakan pada waktu malam juga menjelang subuh. Tak jarang aktivitas tersebut dijalankan sendiri-sendiri. Sahur, tarawih, dan berbuka. Kenapa sih bisa tiba-tiba homesick? Karena kegiatan yang dilakukan serba mandiri, lalu teringat rumah yang biasanya riuh oleh suara keluarga di waktu sahur dan berbuka. Tetangga yang menunggu saat waktu tarawih tiba. Suasana ramadan yang berbeda antara tempat perantauan dan rumah. Tanpa diduga, rasa rindu itu terasa.

Iklan Souvenir DETaK

Secara sederhana, homesick berarti rindu rumah. Rindu yang dirasakan bukan hanya ditujukan untuk rumah yang ditinggal, tetapi juga rindu suasananya, rindu keluarga, rindu orang-orang yang ditinggalkan. Dalam kata lain, bisa juga diartikan rindu kampung halaman.

Agar perkuliahan tetap lancar dan tidak terganggu, ada beberapa hal yang bisa sobat DETaK lakukan jika homesick mulai melanda, yaitu:

  1. Homesick itu normal. Merindukan rumah, keluarga, dan teman adalah suatu reaksi yang wajar saat kita berada jauh dari tempat nyaman dan berada di perantauan. Ini menunjukkan bahwa kita memiliki keterikatan yang sehat dengan yang kita rindukan.
  2. Hadir buka puasa bersama. Bukan hal yang jarang, saat puasa ada banyak perkumpulan yang bertemu dan menjalin silaturahmi. Buka puasa bersama dengan ikatan mahasiswa daerahmu, dengan teman satu jurusan atau teman satu organisasi, pergi ke masjid yang menyediakan buka puasa gratis dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mengobati rasa kesendirian itu.
  3. Aktif bergerak. Aktivitas fisik atau berolahraga dapat membantu mengalihkan pikiran dari kerinduan dan dapat meningkatkan suasana hati. Selain bisa mendapatkan dukungan, sobat DETaK juga bisa menjalin hubungan dengan orang baru.
  4. Temukan tempat yang nyaman. Cari tempat yang nyaman seperti kafe, meja perpustakaan, atau pohon rindang di kampus untuk menciptakan ruang yang familiar. Tempat yang nyaman membantu merilekskan suasana hati.
  5. Berteman dengan penduduk setempat. Jika tinggal di kost, tidak ada salahnya berteman dengan tetangga. Atau jika tinggal di perumahan, bisa saling bertegur sapa dengan tetangga. Hal ini untuk membantu penyesuaian diri di tempat asing dan kehidupan baru.
  6. Hubungi keluarga. Walaupun berada di tempat yang jauh dari keluarga, komunikasi harus tetap terjaga. Mana tahu, keluarga di rumah juga rindu dan menantikan panggilan telepon darimu.
  7. Bersyukur. Lantunkan rasa syukur, bahwa ini hanya sementara, hanya perlu menunggu waktu dan waktu pulang ke rumah itu akan segera datang.

Penulis bernama Rani Mauizzah, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah Kuala (USK)

Editor: Aisya Syahira