Beranda Artikel Bebaskan Diri dari Social Comparison dengan Cara Berikut

Bebaskan Diri dari Social Comparison dengan Cara Berikut

BERBAGI
Ilustrasi. (Nisa Makrufa [AM]/DETaK)

Artikel | DETaK

Kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain atau yang disebut dengan social comparison bukanlah hal baru di lingkungan kita. Social comparison merupakan suatu proses di mana seseorang akan membandingkan berbagai hal yang melekat pada dirinya mulai dari penampilan, kemampuan hingga berbagai tindakan baik buruk yang dialaminya dengan orang lain.

Berdasarkan pendapat ahli psikologi sosial, Leon Festinger (1954) mengungkapkan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh dorongan bawaan yang dimiliki setiap individu untuk mengevaluasi diri melalui perbandingan yang dilakukan terhadap orang lain.

Iklan Souvenir DETaK

Menurutnya juga, perbandingan tersebut biasanya terjadi ketika standar ketetapan yang digunakan tidak ada. Sehingga besar kumungkinan menjadikan realitas objek ataupun opini sekitarnya sebagai dasar penilaian.

Jika dilihat dari sisi positif, membandingkan diri dengan orang lain bisa menjadi sebuah motivasi dan pacuan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan terhadap diri sendiri (self improvement).

Akan tetapi, jika dilakukan secara berlebihan dan tanpa pertahan diri yang kuat dapat menimbulkan sisi negatif seperti munculnya berbagai emosi buruk yang dapat menyebabkan stres berat dan pandangan inferior terhadap diri sendiri.

Namun perlu diingat, bahwasanya dampak dari kedua sisi tersebut akan berbeda bergantung pada sikap individu dalam menyikapinya. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk meminimalisasi dampak negatif dari social comparison? Berikut beberapa tipsnya.

1. Kenali Diri Sendiri

Adanya anggapan bahwa hidup orang lain jauh lebih mudah dan lebih baik dari pada kita menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi social comparison yang buruk. Padahal, hal tersebut belum tentu benar.

Maka dari itu perlunya mengenali diri sendiri, dimulai dengan menerima segala potensi yang berlainan dengan individu lainnya serta tidak menjadikan kelemahan sebagai alasan keterpurukan.

2. Kenali Perasaan

Ada kalanya sebuah perasaan dapat menentukan cara pandang dan kualitas dari sebuah aktivitas. Apabila perasaan sedang buruk, akan jauh lebih baik apabila menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan perasaan samakin kacau. Ketika keadaan seperti itu, besar kemungkinan bahwa pikiran hanya akan menangkap hal yang bersifat negatif saja dan begitu pula sebaliknya.

3. Kendalikan Media Sosialmu

Orang orang cenderung hanya akan menampilkan keadaan terbaiknya di sosial media seperti kegiatan yang dianggapnya memoriable dan lainnya. Bahkan ketika keadaan atau suasana tidak baik pun, yang terekpos dalam media sosial tetaplah hal terbaik. Maka dari itu perlunya kecermatan dalam memilah konten-konten apa saja yang pantas dinikmati.

4. Semua Ada pada Tempatnya

Akan sangat tidak adil bagi diri sendiri jika membandingkan apa yang dimiliki dan dirasakan dengan yang dialami orang lain.  Perbandingan yang seharusnya dilakukan adalah perbandingan yang dilakukan dengan diri sendiri melalui perbedaan keadaan pada saat ini dengan saat-saat yang lalu. Apakah jauh lebih baik atau sebaliknya? Semua jawaban tersebut tergantung pada diri sendiri. []

Referensi:
Lianawati, L. (2008). Perbandingan Sosial. Metamorfosis, 2(11).

Penulis bernama Nisa Makrufa, mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah Kuala angkatan 2021. Ia juga merupakan anggota magang (AM) di UKM Pers DETaK.

Editor: Della Novia Sandra