Beranda Terkini Health Public Innovators Bahas Antibiotik dalam Webinar Pekan Ini

Health Public Innovators Bahas Antibiotik dalam Webinar Pekan Ini

BERBAGI
Doc.Panitia

Raisyah Siti Hafifah [AM] | DETaK

Darussalam- Public Health Innovators (PHI) akan mengadakan Webinar Nasional-One Health pada 6 Desember 2020 melalui via Zoom Cloud Meeting. Webinar dengan tema “Kolaborasi Multidisiplin dalam Mencegah Resistensi Antibiotik” sudah mulai membuka registrasi sejak 29 November dan akan berakhir pada tanggal 5 Desember mendatang.

PHI yang merupakan organisasi sub-unit Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) ini akan menghadirkan tiga pemateri pada acara web seminar pertamanya, yakni Tristia Rinanda, Azizah Vonna dan juga Teuku Reza Ferasyi. Acara yang dibuka untuk umum ini akan dipandu oleh Mulya Nisa sebagai moderator.

Iklan Souvenir DETaK

Webinar ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tenaga kesehatan serta masyarakat terkait resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik semakin memprihatinkan dengan data yang dikeluarkan Wordl Health Organization (WHO) bahwa permasalahan ini menjadi 1 dari 10 penyebab ancaman kesehatan terbesar bagi masyarakat dunia.

“Indonesia sendiri juga mengalami perburukan resistensi antibiotik dengan 86,10% masyarakat mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter, 10% masyarakat menyimpan antibiotik di rumah dan bakteri penghasil extended spectrum beta lactamases (ESBL) di rumah sakit  mengalami peningkatan ekstrim sebagaimana yang dilaporkan Kemnkes RI pada tahun 2018. Masyarakat tidak sadar bahwa permasalahan ini merupakan the silent pandemic,” ujar Raisha selaku ketua PHI sekaligus ketua pelaksana kegiatan ini. 

Ia berharap kegiatan ini nantinya sukses dan dapat meningkatkan semangat masyarakat untuk lebih efektif dalam menggunakan antibiotik.

“Permasalahan ini bersifat multidisiplin (manusia, hewan, lingkungan), sehingga diharapkan tenaga kesehatan dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk mencegah dan menekan angkat kejadian resistensi antibiotik,” jelasnya. [*]

Editor: Feti Mulia Sukma